BAB 15

289 33 7
                                    

Haiiii
Terimakasih sudah mau menunggu bab terbaru dari RAGAKU.
Klik bintang dulu sebelum baca.
Senyum dulu, soalnya bab kali ini bakalan panjang.

Selamat baca^^

BAB 15 : PADA BANGKU DEPAN TOKO

Kita adalah sebuah perkenalan yang belum sepenuhnya utuh.

•••

Minggu pagi tanpa jadwal apapun, jadi kesempatan untuk sepasang adik kakak mengisi waktu luang di sebuah toko kecil yang lebih banyak didominasi aroma adonan kue. Suara mixer juga hantaman adonan kue di atas meja mengisi keheningan pagi itu.

Pagi ini jadi hari yang menyenangkan untuk Nala dan Saga ketika keduanya bisa mencari kesibukan di toko kue ibunya. Meski hanya sekedar mengganggu Mama memanggang kue, itu sudah cukup menciptakan kesenangan dalam keluarga kecil itu.

Sepasang adik kakak itu sama-sama membuat adonan kue di loyang yang berbeda. Mereka bersaing untuk membuat kue paling enak dan paling cantik. Menjadikan dapur kecil itu sebagai dapur master chef Indonesia yang sering mereka tonton di TV. Dengan mama sebagai juri yang hanya duduk manis dan mengawasi.

Mereka berdua benar-benar menjadikan dapur itu seperti ajang kompetisi masak. Tidak boleh ada bantuan dan diberi batas waktu selama 1 jam 30 menit.

Saga yang sudah lama tidak membantu mama membuat kue hanya bisa membuat adonan dengan mengandalkan ingatan. Sedangkan Nala yang sudah sangat sering membantu mama mambuat berbagai macam kue merasa yakin bahwa kuenya akan jauh lebih enak.

Pagi ini toko belum kedatangan pelanggan sebab toko masih akan buka jam 9. Sedangkan jam dinding menunjukkan pukul 06.45. Tandanya kurang lebih 2 jam lagi toko akan buka. 2 karyawan yang biasanya membantu mama juga masih belum datang.

"Mama, Saga janji kue buatan Saga yang paling enak!" seru bocah laki-laki berusia 13 tahun itu sembari menuangkan adonan ke dalam loyang berbentuk lingkaran.

"Palingan juga bantat kuenya, enakan juga buatan kakak," ledek Nala yang sedang bersiap menuangkan buttercream ke dalam plastik.

"Wah kakak ngeremehin Saga, liat aja pasti yang bantat punya Kakak," balas Saga. Nala hanya mengangkat bahunya sembari terus melanjutkan kegiatannya.

Terdengar suara lonceng yang menandakan bahwa ada seseorang yang baru saja membuka pintu toko. Nala, Saga, dan juga Mama terdiam di tempat. Mereka saling melemparkan tatapan kebingungan. Tatapan yang seolah bertanya "siapa yang datang?" Padahal belum waktunya toko buka. Sedangkan 2 karyawan toko biasanya akan datang 1 jam sebelum toko buka.

Laki-laki dengan postur tubuh tinggi tegap dibalut jaket denim dengan celana jeans senada serta rambut yang disisir rapi berdiri di ambang pintu dapur, mengejutkan mama dan kedua anaknya yang sedang bergelut dengan adonan kuenya masing-masing.

"Permisi semuanya." Raga langsung menghampiri mama Nala untuk mencium tangannya.

"Ya ampun Raga, Tante kira siapa," ucap mama mempersilahkan Raga untuk mencium tangannya.

"Maaf Tante, Raga langsung masuk. Tadi Raga liat motor Tante sama sepeda Nala di depan toko, tapi Raga panggil nggak ada yang jawab," jelas Raga.

"Maaf Kak Raga, Kak Nala tadi berisik banget sampe nggak denger ada yang manggil," ucap Saga.

"Loh kok jadi nyalahin Kakak sih?" tanya Nala sewot.

"Emang suara Kak Nala yang paling keras tadi," jawab Saga.

"Perasaan suara Kakak yang paling kalem deh—"

Mama terkekeh mendengar percekcokan antara kedua anaknya. "Udah-udah, mending sekarang Raga ikutan jadi peserta bikin kue, biar lebih rame," ucap mama menengahi.

RAGAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang