BAB 45

214 11 0
                                    

Haii
Ketemu lagi dengan kisah Raga dan Nala.
Semoga bisa betah sampai ending ya.

Selamat baca^^

BAB 45: USIA SELANJUTNYA

12 April, untuk kalimat selamat ulang tahun dan selamat tinggal.

•••

Sejak satu bulan yang lalu, Raga sudah tidak sabar menantikan hari ini. Hari paling bahagia karena telah terlahirnya malaikat paling baik di muka bumi berwujud Mama.

Mama selalu mengharapkan segala hal yang terbaik untuk Raga. Tapi, Mama tidak pernah mengharapkan apapun untuk dirinya sendiri. Ia terlalu mementingkan orang-orang yang ia cintai, hingga kadang melupakan dirinya sendiri.

Maka Raga, yang selalu jadi tujuan Mama berdoa, ia ingin memberikan doa paling tulus dan besar untuk Mama hari ini. Ia ingin hari ini jadi satu hari penuh kebahagiaan untuk Mama. Untuk usianya yang hari ini menginjak 43 tahun.

Sejak pagi tadi Raga dan Papa sudah berencana untuk tidak mengucapkan ucapan selamat ulang tahun untuk Mama. Bertingkah seolah-olah hari ini adalah seperti hari-hari biasanya.

Pukul 7 malam. Tepat saat Papa sampai rumah setelah pulang kerja. Papa sengaja memadamkan aliran listrik dari sikring di luar rumah. Raga sudah tau rencana ini. Karena mereka berdua yang menyusun rencana untuk memberikan kejutan pada Mama.

Mama terkejut kala listrik tiba-tiba mati. Ia sedang mengaduk segelas kopi yang selalu disiapkan untuk Papa ketika pulang kerja.

"Raga," panggil Mama terdengar kaget. "Mati lampu ya?"

Raga mencoba mencari lampu senter yang biasanya tersimpan di loker lemari belakang. Namun sengaja ia lama-lamakan agar rencananya memberikan kejutan untuk Mama berjalan lancar.

"Iya, Ma. Raga coba cari senter dulu," jawab Raga sembari mengaduk isi loker lemari.

Namun Raga justru pergi meninggalkan Mama yang mencoba meraba-raba sekitar. Raga menghampiri Papa yang sudah siap dengan kue favorit Mama di tangannya. Dengan 1 lilin yang menyala di tengah-tengah kue. Raga dan Papa berjalan perlahan menuju dapur. Menghampiri Mama yang masih kesulitan akibat tak ada cahaya sedikitpun.

"Serta mulia Mama!" ucap Raga dan Papa bersama. Mama terkejut mendapati kejutan dari dua orang kesayangannya. Matanya berkaca-kaca, terharu akan perlakuan manis dari suami dan anaknya.

"Kalian berdua rencanain ini?" tanya Mama sedikit syok.

"Iya," jawab Papa dan Raga serentak.

"Listrik mati juga bagian dari rencana kalian?"

"Iya." Kedua laki-laki itu tertawa melihat keterkejutan wanita kesayangannya. Mama tak dapat berkata-kata. Ia hanya menggeleng melihat tingkah kedua laki-laki hebatnya.

"Selamat bertambah usia, Mama. Tetap jadi yang tersayang, tercinta, tercantik, terbaik, dan tetap jadi segalanya untuk Raga. Dunia punya segalanya, tapi Mama tetap jadi segala-galanya untuk Raga. Selamat ulang tahun." Raga bergerak mengecup pipi Mama yang terlihat bersemu meski dalam cahaya yang remang-remang.

"Selamat bertambah usia, Laras. Senang bisa menemukanmu dari beribu-ribu gadis cantik di Bumi Sriwijaya. Tetaplah jadi ibu yang baik dan jadi cintaku selamanya. Hingga nafas terakhir, di sepanjang usia. Meski tak panjang usiaku, aku tetap mencintaimu."

RAGAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang