THE FINAL CHAPTER

328 17 0
                                    

Selamat, Na. Selamat jadi yang terkenang selamanya.

•••

Perayaan kelulusan kelas 12 digelar di aula SMA Garuda Sakti. Gedung yang luasnya bisa menampung seluruh warga SMA Garuda Sakti itu didesain khusus untuk acara kelulusan kelas 12 hari ini. Acara yang dihadiri oleh seluruh siswa siswi terutama kelas 12, serta para orang tua wali dari siswa kelas 12.

Ketika semua siswa datang bersama ayah dan ibu mereka, berbeda dengan Raga. Ia berniat untuk datang sendiri di acara kelulusannya. Tapi, adik dari Mama Raga yang tinggal di Palembang menawarkan diri untuk menjadi walinya di acara kelulusannya.

"Ga, sama siapa lo?" tanya Lingga sembari menarik kursi ke sebelahnya. 4 laki-laki itu—Lingga, Raga, Argan, dan Darmo duduk berdekatan di tengah-tengah siswa kelas 12.

"Tante gue," jawab Raga melirik tantenya yang duduk di tengah-tengah orang tua wali lainnya yang belum terisi penuh. Sejujurnya, Raga juga ingin menghadiri acara kelulusannya bersama Mama dan Papa. Tapi, itu hanya khayalan belaka.

"Giman SNMPTN lo kemarin?" tanya Darmo yang duduk di depan dengan kepala tertoleh ke belakang.

"Keren! Dia lolos di ITB, Astronomi lagi!" Lingga berseru bangga.

"Keren lo, Ga!" Darmo ikut bangga mendengarnya.

"Gue udah bisa bayangin masa depan lo jadi seorang astronom. Pasti—'

"Nggak gue ambil," sahut Raga menghentikan seruan Lingga. Ucapannya menarik kerutan di dahi Darmo.

"Yang bener lo, Ga?" tanya Lingga tak percaya. Argan dan Darmo sama seperti Lingga, tak ingin memercayai perkataan Raga barusan. Sayangnya, Raga mengangguk membenarkan.

"Terus lo bakal ke mana?"

"Gue ambil Astronomi di Jerman," ujar Raga tanpa ekspresi.

"Lo bakalan ninggalin Jakarta?"

Raga mengangguk. "Gue nggak punya siapapun lagi di sini. Gue bakal ke Jerman. Kalau sempat, gue akan pulang ke sini."

Bagi Raga, Jakarta adalah kota yang menyimpan banyak kenangan di setiap titiknya. Di manapun ia berlalu, jalanan, tempat-tempat yang pernah ia singgahi, menyimpan banyak kenangan soal Mama dan Papanya, juga Nala.

Masih sulit bagi Raga untuk melupakan kepergian Nala dan orang tuanya. Karena pelajaran dari sebuah kehilangan bukanlah melupakan, tapi terbiasa. Dan ia tak mampu membiasakan diri untuk hidup berdampingan dengan kenangan-kenangan yang tak lagi berwujud.

Maka, jika tak bisa melupakan orangnya, ia akan meninggalkan kotanya.

Acara kelulusan di Aula SMA Garuda Sakti kali ini menampilkan pentas seni dari setiap ekstrakurikuler. Yang membuat Raga termangu adalah ekstrakurikuler ballet kini memiliki banyak anggota.

Sempat ia dengar beberapa hari lalu, kepala sekolah meresmikan ekstrakurikuler itu untuk mengenang kepergian Nala yang menjadi satu-satunya ballerina di SMA Garuda Sakti. Sejak lama ekskul itu sebenarnya punya banyak peminat. Hanya saja tak ada yang berani ingin bergabung dengan ekskul itu.

Meski ekskul ballet masih melakukan kegiatannya di sanggar tari, tapi sekarang tidak ada yang boleh menentang antara anggota ekstrakurikuler manapun. Terutama anggota seni tari, mereka dilarang mencampuri ekstrakurikuler ballet.

RAGAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang