BAB 37

231 10 0
                                    

Haii
Bacanya pelan-pelan ya.
Klik bintang dulu biar nggak lupa.

Selamat baca^^

BAB 37: DIA PASIEN GAGAL GINJAL

Meski hal-hal baik tidak menyertaiku, semoga selalu menyertaimu.

•••

Pikiran yang kalut membawa otaknya membayangkan yang tidak-tidak. Langkahnya sudah seperti tak bertapak, berjalan begitu cepat. Hingga tiba-tiba, pemandangan yang ia lihat menggunakan matanya sendiri, menghentikan langkah kakinya.

Raga mematung. Tepat tak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat gadis itu. Gadis yang sejak tadi ia ucapkan berkali-kali dalam benaknya. Ternyata sedang tersenyum senang dengan entahlah siapa. Laki-laki yang tidak Raga kenal itu, membawa kebahagiaan yang sederhana untuk Nala.

Tentu Raga tidak mampu berkata-kata. Semua tenaga dalam dirinya seolah menghilang. Semua rasa khawatirnya seolah tidak tau kata pamit.

Senang melihat Nala bisa sesenang itu. Raga menyadari bahwa ia tidak pernah membawakan kebahagiaan yang seperti itu. Entah siapa yang harus Raga benci sekarang. Laki-laki itu, atau dirinya sendiri.

Raga sepakat dengan hatinya. Ia tidak akan menggangu kesenangan gadis itu. Langkahnya berbalik arah. Tidak lagi menuju gadis itu yang sedang senang.

Langkah kaki Raga seolah ia perkuat. Sebab hatinya berkecamuk marah saat ini. Dalam benaknya, ia ingin sekali menghampiri gadis itu, memeluknya, menanyakan bagaimana keadaannya sekarang, senang atau sedih, bahagia atau kecewa. Namun, Raga kehilangan kesempatannya. Perannya untuk melakukan itu semua, tergantikan sudah.

Ia membenci dirinya yang sudah menyia-nyiakan harinya yang berlalu tanpa menanyai bagaimana keadaan gadis itu kemarin-kemarin. Hingga ia terlambat. Terlambat untuk hadir jadi yang terbaik untuk gadis itu.

Laki-laki itu, memberinya senang yang sederhana. Sedangkan Raga, memberikan senang yang berlebihan.

Senanglah yang banyak, Na. Meski aku memberimu senang yang sedikit.

***

"Kamu mau cobain punyaku?" Gadis itu menawarkan sepotong kue vanila miliknya pada laki-laki itu.

"Boleh, Kak?"

"Boleh dong."

Javi lantas menerima sepotong kue yang Nala sodorkan. "Kak Nala mau gantian coba punyaku?"

Nala mengangguk. Tangannya meraih sepotong carrot cake yang Javi tawarkan. Menurut Nala, rasanya sedikit aneh. Karena ia tidak terlalu suka dengan wortel.

Nala memandangi Javi sembari terus menyuapkan kue ke mulutnya. Tatapannya tentu mengundang perhatian Javi. Merasa terus-terusan ditatap membuat Javi kebingungan.

Respon dari Javi justru mengundang tawa dari gadis itu. Tingkahnya yang tidak bisa ditatap lama-lama membuat Nala tidak bisa untuk tidak tertawa.

"Kamu seumuran sama adikku tau," ucap Nala.

Javi terkekeh, "iya, Kakak udah bilang itu tiga kali."

"Kamu ikut ekstrakurikuler nggak di sekolah?" Javi mengangguk menanggapinya.

"Iyakah? Ekskul apa?" tanya Nala jadi antusias.

"Multimedia," jawab Javi.

"Kamu jago fotoin apa aja dong berarti?"

RAGAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang