Haiii!!
Baca sampai selesai ya.
Senyumnya jangan ketinggalan.
Klik bintang dulu biar ga lupa.Selamat baca!!
BAB 9 : MILIK GUE SELAMANYA
Mari jadi satu yang utuh selamanya.
•••
Huruf-huruf dengan apiknya terukir di atas kertas yang jadi tempatnya menulis. Tugas dan segala kerumitannya, ingin cepat-cepat Nala selesaikan. Agar waktu luangnya bisa lebih banyak.
Tangannya sudah terasa pegal. Matanya sudah terasa lelah menatap huruf-huruf yang tangannya tulis di atas buku. Ia sudahi kegiatannya malam ini dengan menutup buku itu. Jari-jarinya ia rentangkan agar berkurang rasa pegalnya.
Tubuhnya ia ajak bangkit menuju jendela. Menyingkap sedikit kain horden yang menutupi seluruh kaca jendela kamarnya. Netranya menatap suasana malam dari balik kaca. Malam ini, langit terlihat menenangkan. Bulan yang bersinar tidak terlalu terang, ditemani banyak bintang bertaburan.
But I don't get bored, i just see you through... Why wait for the best when I could have you?
Lagu Norman Fucking Rockwell dari Lana Del Rey mengalun menyesaki gendang telinga. Menemani suasana malam yang belum sepi. Nala ikut bersenandung pelan mengikuti lirik lagu itu. Dengan mata yang terpejam menikmati lagu yang seolah-olah relate dengan keadaannya malam ini.
You...
Cause you're just a man...
It's just what you do...
Your head in your hands
As you color me blue...Sejak Lana Del Rey merilis lagu pertamanya yang berjudul Video Games tahun 2011, Nala langsung dibuat jatuh cinta oleh penyanyi wanita sekaligus penulis lagu berkebangsaan Amerika Serikat itu. Lagunya yang mengalun damai dan menenangkan, membuat Nala tidak pernah melewatkan 1 harinya untuk mendengarkan lagu-lagunya.
Namun, nyanyiannya harus terhenti lantaran terdengar suara notif masuk dari handphonenya. Sebuah pesan dari seseorang yang baru saja masuk mengisi layar handphonenya.
Agak lama pesan itu tidak Nala balas. Sebenarnya bukan karena Nala bingung harus membalasnya seperti apa. Tapi karena hatinya yang berkecamuk dan tidak bisa diam lantaran salah tingkah mengambil alih tubuhnya. Hingga layar handphonenya menampilkan panggilan suara dari laki-laki itu. Nala mengangkat telponnya dengan senyum-senyum sendiri.
"Gimana? Boleh?" Suara laki-laki itu langsung terdengar saat Nala mengangkat panggilannya. Dengan senyum yang tak hilang Nala menjawab.
"Boleh." Ia hanya tak tahu saja jika laki-laki di seberang sana sedang berteriak kegirangan di dalam hatinya.
Waktu rasanya seperti berhenti. Sebab hingga beberapa saat suara laki-laki itu tidak terdengar di telpon.
"Kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGAKU
Teen Fiction"Jika mencari bisa saja berujung tak menemukan, maka aku akan memilih menunggu untuk ditemukan." Manusia selalu punya opininya masing-masing soal cinta. Tidak ada yang tahu kapan manusia akan jatuh cinta. Sebagian dari mereka takut untuk jatuh, seba...