BAB 27

201 9 0
                                    

Haiii
Bab 27, vote dulu yaa.
Bacanya pelan-pelan.

Selamat baca^^

BAB 27: KABAR TAK SAMPAI

Aku rindu kamu lagi. Selagi kamu belum pulih, aku akan selalu rindu.

•••

Langit masih biru. Awan masih berarak sebagaimana mestinya. Angin masih berhembus menerbangkan helai-helai daun yang diterpanya. Dan sinar matahari masih menyiram lembut muka bumi, meski sesekali teriknya dikeluhkan oleh sebagian manusia.

Hari-hari tanpa Nala di sekolah adalah kesepian. Kesepian yang menyamar dibalik harapan bahwa gadis itu akan segera sembuh. Banyak tatapan kosong di mata laki-laki itu.

Menunggu siswa-siswi di gerbang saat pagi hari, sudah tidak jadi kebiasaannya lagi. Sebab tak ada gadis favoritnya yang akan ia nantikan di sana. Tapi, mungkin besok, lusa, atau hari-hari kemudian selalu ia nantikan gadis itu akan muncul di gerbang itu lagi.

"Muka lo serem tau nggak kalau kaya gitu?" cerca Lingga pada Raga. Sudah hampir seminggu ia melihat temannya yang seperti kehabisan semangat tiap kali berangkat sekolah.

"Minggu-minggu ini kita bakalan sibuk, Ga. Ujian tinggal beberapa bulan lagi. Jangan banyak pikiran, nanti ujian lo nggak lancar," ucap Argan mengingatkan.

Pagi ini, ketiga laki-laki itu menghabiskan sisa waktu istirahatnya di lapangan basket. Dengan satu bola basket yang jadi rebutan ketiga laki-laki itu untuk dimasukkan ke dalam ring.

"Semangat gue lagi sakit sekarang," balas Raga. Tangannya melemparkan bola basket, meluncur masuk melalui ring yang tingginya tidak jauh dengan tinggi laki-laki itu.

"Makanya, lo jangan ikutan sakit juga. Udahin ngelamunnya," tegur Lingga. Kini giliran laki-laki itu yang berlari mengejar bola yang menggelinding keluar lapangan.

"Lo harus banyakin usaha sama doa, Ga. Usaha untuk bantu Nala sembuh, doa untuk Nala lekas pulih. Lo juga harus usaha buat ujian nanti, doa juga biar hasil ujian lo memuaskan. Dunia nggak akan berhenti kalau tiba-tiba lo kehilangan keduanya,"

"Nggak! Gue nggak boleh kehilangan apapun!" Ucapan Argan barusan, ditepis keras oleh Raga. Ia tidak terima jika harus kehilangan apa-apa yang ia punya.

Kehilangan adalah hal yang tidak pernah diharapkan oleh manusia manapun. Sebab, untuk bisa terbiasa dengan apa-apa yang sudah hilang, sulitnya tidak manusiawi.

"Lo udah dewasa, jadi gue pikir lo tau apa yang harus lo lakuin," ucap Argan.

"Tau," jawab Raga singkat.

"Apa? Apa yang lo tau?" Argan mendesaknya.

"Gue harus ada untuk Nala dan diri gue sendiri," jawab Raga.

Hidup ini, kadang tidak melulu tentang orang lain. Diri sendiri juga butuh di temani. Yang selalu bisa menemani diri sendiri, adalah diri sendiri. Sebelum jadi yang selalu ada untuk orang lain, ada baiknya untuk jadi selalu ada untuk diri sendiri. Sebab diri sendiri, adalah yang terpenting.

"Btw, Jum'at ini bakalan dibacain menfes lagi kan sama anak broadcast?" tanya Lingga teringat.

"Eh, iya. Lo jadi kirim pesan buat adek kelas yang kemaren ketemu di koperasi nggak? Cupu lo kalau sampai nggak jadi," Argan ikut teringat.

RAGAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang