BAB 44

221 14 0
                                    

Haiii
Kisah Raga dan Nala masih berlanjut.
Baca sampai selesai ya.
Semoga betah sampai ending.

Selamat baca^^

BAB 44: UNTUK SEKALI LAGI

Izinkan aku mencintaimu sekali lagi. Setidaknya, disisa umur ini.

•••

Kaki jenjang itu melangkah cepat menyusuri koridor rumah sakit. Di kepalanya, hanya nama gadis itu yang paling penting saat ini. Tidak peduli bahkan jika rumah sakit ini harus disesaki banyak sekali pasien, ia akan tetap menerobos menuju ruangan gadis itu dirawat.

Sampai langkahnya berhenti. Di depan ruangan yang sebelumnya ia tinggalkan. Yang sebelumnya memberikan pertahanan pada tubuh seorang gadis hingga akhirnya dinyatakan boleh pulang ke rumah. Tapi, ternyata tidak untuk waktu yang lama. Ternyata untuk waktu yang sebentar, untuk akhirnya kembali lagi ke kamar ini. Kamar Aglonema.

Perlahan tangannya menarik gagang pintu. Di balik pintu itu, langsung menampakkan seorang gadis yang terbaring di atas ranjangnya. Matanya menatap kosong ke langit-langit kamar. Seolah di mata itu tak ada lagi kehidupan, tak ada lagi harapan, bahkan tak ada pergerakan pada tubuh yang ringkih itu.

Wajahnya yang pucat pasi terlihat semakin menyakitkan bagi siapapun yang menatapnya. Rambutnya yang sudah habis dimakan kemoterapi. Lengannya yang terdapat beberapa lebam yang tidak bisa pulih. Wajah itu kemudian menoleh kala menyadari ada seseorang berdiri di pintu kamarnya.

"Kak Raga."

Suara itu masuk begitu saja ke rungunya. Terdengar lemah dan tanpa kekuatan. Terdengar bagaimana lemahnya gadis itu untuk sekedar mengeluarkan suara.

"Hai, Na." Di balik itu, Raga tetap mencoba tersenyum meskipun hatinya tidak tega melihat keadaan Nala yang tidak bisa dibilang baik-baik saja. Sebagai manusia yang sama-sama hidup di bumi, kadang harus bisa kuat dan menguatkan.

Raga mendekat dan menyentuh jemari tangan gadis itu yang terasa panas. Tangannya yang sebelah lagi harus terpasang infus kembali. Raga menggenggamnya erat-erat. Menyalurkan sebagian kekuatannya.

"Baru aja kemarin," ucapannya terjeda, namun tetap terselesaikan. "Baru aja kemarin kita ngobrol di sekolah. Baru aja kita ketemu langit sore di dermaga kaya dulu." Raga berucap getir.

"Maaf, Kak."

"Jangan minta maaf, Na. Bukan salah lo."

"Maaf, kita harus ketemu lagi." Terasa genggaman di tangan Raga semakin erat. "Di rumah sakit."

Raga menautkan kedua alisnya. Ia mendekat ke arah Nala. Ditatapnya lekat-lekat manik coklat gadis itu.

"Na, selagi masih bisa ketemu lo, di mana pun itu nggak akan pernah jadi masalah. Bahkan mau sampai ke ujung dunia pun, gue tetep mau ketemu lo."

Cinta kadang bekerja di luar nalar manusia. Perannya mampu menyita kewarasan yang manusia punya. Hingga kadang pemikirannya tidak bisa dibilang masuk akal. Tapi, cara kerja cinta tidak dapat dirubah. Bahkan dengan cara paling gila sekalipun.

"Na, beri gue kesempatan sekali lagi."

"Untuk apa?" Gadis itu tampak bingung.

"Untuk mencintai lo, sekali lagi."

RAGAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang