Haiii
Sebelum baca kasih vote dulu.
Jangan lupa komen next biar cepet update.Selamat baca^^
BAB 32: RAGU MULAI BEKERJA SAMA
Berjanjilah untuk tidak bosan denganku. Tapi jika bosan, tolong bilang.
•••
Panggilan itu terhubung. Gadis di ujung sanalah yang memulai panggilan itu. Membuka percakapan kala panggilan itu mulai tersambung.
"Halo, Lin," jawab Raga. Laki-laki itu sejak tadi sibuk mondar-mandir. Mencari buku astronomi yang semalam lupa di mana ia meletakkannya.
"Ga, kita mulai belajar hari ini kan?"
"Jadi. Ketemu di kafe deket pertigaan kampus." Benda pipih itu ia tahan di telinganya menggunakan bahunya. Tangannya sibuk menggeledah lemari, menjadi jaket yang selalu ia pakai kemana-mana.
"Lo naik apa ke sana?" Kini Raga beralih mengambil kunci motor kala jaket yang ia cari sudah terpakai rapih di tubuhnya.
"Motor."
"Udah mau berangkat?"
"Iya, ini udah di depan rumah."
"Yaudah ketemu di sana ya."
"Iya."
Raga menguarkan motornya. Tak banyak yang ia bawa. Cuma beberapa buku astronomi, 1 buku berisi materi kimia kelas 10, dan 1 buku fisika kuantum. Semua itu ia bawa dengan tas kecil yang bertengger di bahu kanannya.
Helm full face menutup wajahnya. Dalam sekejap, motor itu melaju ke jalanan. Tak perlu waktu lama lantaran jaraknya ke kafe yang ia tuju tidak terlalu jauh.
Motornya berhenti di pelataran kafe. Berjejer rapi bersama motor-motor yang lain. Dari sini saja sudah dapat Raga lihat kalau yang duduk di sudut kafe adalah Alin. Ia lantas menghampiri gadis itu. Mendudukkan dirinya di kursi di depan Alin.
"Udah dari tadi?" tanya Raga.
Gadis itu menggeleng. "Baru aja." Di depan gadis itu sudah terdapat buku yang sedang gadis itu baca.
Raga mengeluarkan buku-buku dari dalam tasnya. Membuat atensi gadis itu tertarik pada buku-buku yang Raga bawa.
"Lo bener mau ambil astronomi, Ga?" tanya Alin.
"Nggak tau." Seperti yang sudah-sudah, jawaban Raga selalu begitu tiap kali pertanyaan seperti itu muncul menyerangnya.
"Lo jadi ambil kedokteran?" Raga balas bertanya. Sebenarnya itu caranya untuk mengalihkan topik yang Raga tidak terlalu suka untuk dibahas.
"Jadi dong!" jawab gadis itu semangat. "Tiap Minggu buku tentang anatomi, penyakit, obat-obatan gue bertambah. Ayah yang beliin."
"Keren," puji Raga. "Kenapa lo suka banget sama kedokteran?"
Gadis itu berfikir sejenak. "kaya lo suka astronomi, mungkin?"
Alin meletakkan pulpennya. Ia menatap Raga dengan serius. Lantas mengucapkan kalimatnya, "Gue mau jadi orang yang bermanfaat. Yang memberikan banyak kebaikan untuk orang-orang. Memberikan sedikit kehidupan untuk orang-orang yang sedang butuh kesembuhan."
Gadis itu bukan hanya sekedar ingin mewujudkan cita-citanya. Tapi, ia juga ingin jadi manusia yang berguna. Manusia yang memberikan manfaat untuk manusia lain. Sebab sehat itu harganya mahal.
"Gue mau meracik obat-obatan yang sampai saat ini belum bisa ditemukan untuk menyembuhkan penyakit yang banyak memakan korban. Jadi, sebelum itu, gue mau banyak ilmu dulu. Baru gue bisa menyalurkan konstribusi gue untuk kesembuhan orang-orang." lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGAKU
Teen Fiction"Jika mencari bisa saja berujung tak menemukan, maka aku akan memilih menunggu untuk ditemukan." Manusia selalu punya opininya masing-masing soal cinta. Tidak ada yang tahu kapan manusia akan jatuh cinta. Sebagian dari mereka takut untuk jatuh, seba...