Bab 3. (C) Ada apa dengan Aulia?

870 1.1K 68
                                    


Setelah Istirahat Tiba.

Saat kami sedang enak-enaknya makan di kantin, tiba-tiba datanglah seorang lelaki menghampiri kami, dia terfokus pada Aulia.

"Hai, My Beautiful Aulia!" seru lelaki itu dengan tersenyum genit.

"Hai hai hai weh. Dateng-dateng bukannya ngucapin salam, kek," komentar Desi.

"Kamu mau ngapain sih nyamperin aku? Kalau gak ada kepentingan, lebih baik kamu enyah deh dari hadapanku. Aku muak lihat mukamu tahu, gak," respon Aulia ketus.

"Eis ... cantik-cantik, jangan judes gitu dong. Kalau kamu jutek karena cemburui aku, baru aku seneng." Dia lalu tertawa tanpa alasan.

"Ih, apa-apaan, sih gak jelas," Aulia nyengir sambil bahunya terangkat, "udah deh, jangan banyak basa-basi. Kamu mau apa nyamperin aku?" tanya Aulia mendesak.

Lalu lelaki itu memanggil kawan-kawannya untuk menghampirinya, dan mereka pun menuruti perintah pria itu. Tapi, yang bikin heran, salah satu di antara mereka ada yang bawa sekuntum mawar merah dan bunga itu diserahkan ke lelaki yang menggoda Aulia itu.

"Aku udah lama suka dan cinta banget sama kamu Iya. Maukah kamu menjadi pacarku, My Beautiful Aulia?" Lelaki itu sampai berlutut di hadapan Aulia sambil mengasongkan sekuntum mawar merah itu.

"Euh ... kata-kata lama. Nembak si Iya lagi-nembak si Iya lagi," komentar Desi, lalu menggeleng. Sedangkan Aulia malah bengong kebingungan.

"Ih ... apa-apaan sih, kamu norak banget tahu, gak. Ngapain sih kayak gini. Malu-maluin diri sendiri tahu, gak." Aulia sambil menepis sekuntum mawar merah itu.

"Biarin aku malu-maluin diri kayak gini. Ini semua rela kulakukan demi cintaku padamu." Lalu tertawa.

"Ih, meuni alay, geuleuh ih," respons Desi. Sedangkan aku diam saja.

"Asyik!" Seru teman-teman yang satu geng dengan lelaki itu.

"Idih ... apa-apaan sih, geuleuh tahu gak dengernya juga, ih," Aulia nyengir sambil bahunya terangkat, "hemmm, lain kali ya bercandanya."

"Aku serius, My Beautiful. Kalau kamu gak percaya, kamu boleh belah hatiku, biar kamu tahu hatiku ini udah semakin meradang karena terinfeksi oleh virus-virus cinta darimu, My Beautiful Aulia." Lelaki itu masih berlutut di hadapan Aulia sambil masih mengasongkan sekuntum mawar merah itu.

"Asyik!" Seru teman-teman yang satu geng dengan lelaki itu.

"Ih, pret! Meuni alay ih geuleuh pisan," komentar Desi sambil berlagak muntah.

"Hah, virus-virus cinta? Virus hepatitis kali ah yang bikin hati meradang mah," respons Aulia dengan disertai tawa. Sedangkan aku hanya tersenyum setelah mendengarnya.

"Aku bener-bener cinta sama kamu, My Beautiful Aulia. I love you more forever. Kamu mau ya jadi pacarku?" Lelaki itu memohon dengan wajah memelas.

"Terima, terima, terima!" Seru teman-teman yang lain yang juga menyaksikan adegan ini di kantin tersebut.

"Maaf ya, No. Kan aku udah bilang beberapa kali sama kamu, bahwa aku gak mau pacaran sama kamu atau sama siapa pun, ya. Karena untuk saat ini, aku cuma mau fokus sekolah dulu, mau fokus belajar, supaya aku tetap dapet nilai-nilai paling bagus, dan biar aku bisa meraih cita-citaku, ngerti gak, sih. Kamu kok gak paham-paham. Bebal banget, sih," ucap Aulia dengan kesal.

"Terima, terima, terima," kata-kata mereka itu terus mengiringi.

"Eh, berisik! Diem gak semuanya! Terima-terima-terima apaan, sih? Jangan diterima, Ya. Jangan diterima!" Desi memperingatkan. Tapi, mereka malah semakin keras mengatakan itu. Desi pun menutup telinganya. Sedangkan aku ekspresinya biasa saja.

Cahaya untuk Tegar (SEASON 2) - TAMAT ✔️ | BELUM TERBIT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang