Bab 14. (A) Biidznillah, Jodoh. Aamiin Ya Rabbal'alamiin

623 880 16
                                    


Sabtu, 14 Februari 2015-Pukul 20.12 WIB-di Kamarku-Masih di Rumah Bibi.

Kini aku sedang bersantai di kamar, tentu aku sudah mandi setelah pulang kerja tadi pada pukul 12.00 WIB, tapi tiba di rumah pukul 13.09 WIB. Memang saat sedang bekerja, aku ingat Tegar terus, dan merasa tidak sabar ingin menyampaikan suatu kabar gembira padanya.

Oh, ya. Tadi saat bekerja, aku tak sadar senyum-senyum sendiri, karena sambil membayangkan adegan-adegan indah yang pernah kualami dengannya pada saat kami pertama kali bertemu di sekolah sampai adegan Tegar memberi pinjam jas hujan itu padaku, ya sampai di situ saja, karena kalau tidak disadarkan oleh rekan kerjaku, mungkin bayangan adegan-adegan yang pernah kualami dengannya itu bisa lebih panjang terbayang di benakku.

Sungguh, semenjak Tegar mengatakan hasrat sucinya itu, hari-hariku jadi berwarna dan penuh ceria serta bahagia. Mungkin inikah rasa indahnya cinta yang dibilang orang-orang dari dulu? Aku tidak menyangka bisa mengalaminya sendiri.

Aku benar-benar takjub dengan kejadian seminggu yang lalu itu, memang benar-benar penuh kejutan yang sontak membuat jiwaku kaget, namun akhirnya bisa membuat hatiku diselubungi pelangi, setelah sebelumnya dipenuhi hujan air mata yang disebabkan oleh asmara yang terpendam yang begitu kuat mengimpit kalbu, kemudian rasa itu berkondensasi menjadi awan kelabu, sehingga membuat aku menangis dan meringis kesakitan dan sesak dibuatnya.

Namun, sekarang sebenarnya perasaan asmara ini masih kupendam, tapi setidaknya ini sudah tidak sakit lagi, karena sudah terbalaskan dengan hasrat sucinya Tegar, meskipun aku tidak tahu apakah perasaanku ini terbalas olehnya? Karena dia waktu itu tidak sampai mengatakan bahwa dia mencintaiku. Tapi, dengan sikap dan tindakannya itu berisyarat bahwa dia ingin terus bersamaku tanpa ada batasan-batasan syariat Islam. Bagiku itu sudah lebih dari cukup, daripada seorang lelaki yang mengatakan cinta pada seorang perempuan, tapi dia belum punya keputusan untuk menikahi si perempuan itu atau dia belum berpikiran untuk menjalin hubungan yang halal.

Sudah tiga kali aku melakukan salat istikharah, begitu juga salat istikharah yang pernah dilakukan Tegar. Sehingga aku tambah mantap dan yakin dengan pilihanku untuk memilih Tegar untuk menjadi pendampingku yang bukan cuma di dunia saja, tapi aku juga ingin bersamanya di akhirat kelak. Jujur, rasanya tidak ada keraguan untuk memilihnya, bukan berarti awalnya karena aku sudah mencintainya dan yakin untuk memilihnya, maka itu keinginan nafsu manusiawi saja, nah tidak demikian, ya.

Namun, ini itu benar-benar murni atas petunjuk dan restu dari Allah. Karena Allah sudah meneguhkan satu pilihanku itu, yang sebelumnya aku masih merasa sedikit ragu sebenarnya, ragu untuk ke depannya bagaimana dan aku takut hubungan kami itu bisa menimbulkan masalah bagi sahabatku yaitu Aulia. Tapi, sekarang sudah dipertimbangkan matang-matang. Aku benar-benar yakin bahwa Allah telah memilihkan Tegar untukku, ini sebagaimana yang telah dikatakan Tegar pada waktu itu, bahwa Allah-lah yang telah memilihkan aku untuknya, jadi itu bukan karena nafsu manusiawi dalam diri kami.

Menurut aku, Tegar itu lelaki yang sangat jarang ditemukan di zaman sekarang ini. Yang aku tahu, kebanyakan lelaki muda itu menjalin hubungan pacaran dengan seorang perempuan yang dicintainya, tapi dia belum berpikiran kapan mau menikahi perempuan yang dicintainya itu, bahkan hubungannya pun kandas di tengah jalan, padahal sudah bertahun-tahun menjalin hubungan. Tetapi, Tegar malah sebaliknya.

Oh, ya. Tadi siang pada pukul 14.24 WIB, aku mengirimkan pesan whatsapp padanya untuk menginformasikan bahwa aku sudah benar-benar mantap dan yakin menerima pinangannya, dan tak lama aku menunggu balasan darinya. Maka setelah dua menit, dia pun membalas pesanku dengan kata-kata yang menyiratkan suasana hatinya yang bahagia dan dia mengucapkan terima kasih kepada Allah dan juga berterima kasih padaku.

Lalu dengan antusiasnya dia mengirimkan pesan lagi yang mengatakan bahwa dia sekarang juga mau bikin CV-nya untuk dibaca oleh aku dan orang tuaku juga kakakku. Katanya walaupun kami saling kenal, dan aku tahu bagaimana kepribadian Tegar, dan dia pun tahu kepribadianku, namun dalam CV-nya itu dia ingin memberitahukan segala hal yang belum kuketahui tentang dirinya serta menginformasikan visi dan misi pernikahannya bagaimana. Begitu pun sebaliknya, dia juga meminta CV-ku tujuannya sama ingin mengetahui segala hal yang belum diketahuinya tentang aku serta visi dan misi pernikahanku bagaimana. Aku pun langsung menyetujui permintaannya.

Cahaya untuk Tegar (SEASON 2) - TAMAT ✔️ | BELUM TERBIT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang