Bab 4. (B) Ada apa dengan Tegar?

810 1K 32
                                    


Di Depan Papan Pengumuman dan di Tangga yang Menuju Area Kelas XII-IPS.



Terlihat dari agak jauh, di situ ada Pak Hudaya-kepala sekolah, Bu Aisyah, dan Pak Wirawan. Setahu aku, Pak Wirawan itu adalah guru yang mengajar ekonomi kelas 12.

Aku mendengar percakapan mereka sekilas, "Memang Aulia Nafiza pernah menjuarai olimpiade ekonomi di tingkat nasional. Tapi, saya tidak yakin kalau Aulia yang mengerjakan ini, karena saya tahu betul bentuk tulisan tangan anak itu tidak begini lho, Pak," tutur Bu Aisyah seraya menunjuk sebuah kertas yang terpasang di papan pengumuman itu yang mengandung instruksi dari bapak kepala sekolah. Begini: 'Jika ada siswa/siswi yang mampu mengisi soal-soal ekonomi di bawah ini, maka harap siswa/siswi tersebut melaporkannya ke bapak kepala sekolah, ya!' Lalu di bawah catatan tersebut terlihat soal-soal ekonomi beserta jawabannya.

"Saya pun ingat betul bentuk tulisan para siswa yang dikenal cerdas, termasuk bentuk tulisan Tegar, saya ingat betul tulisan tangannya bukan begini, Pak." Pak Wirawan sambil menunjuk tulisan di papan pengumuman tersebut.

Begitu kami sampai, lalu mengucapkan salam dan permisi. Kemudian Aulia berkata, "Maaf, Bu. Saya tidak sengaja dengar. Ibu kenapa barusan menyebut nama saya, ya?" tanya Aulia ekspresi heran.

"Begini lho, Iya. Masalahnya ada yang mampu mengisi soal-soal ekonomi ini," sambil menunjuk kertas tersebut yang terpajang di papan pengumuman itu, "tapi, dia tidak langsung melaporkannya ke Pak Hudaya. Jadi, kami bingung mencari siapa yang mengerjakan soal-soal tersebut," jelas Ibu Aisyah dengan tampak kebingungan.

Sedangkan aku, Aulia, Desi, dan Salwa langsung melirik kertas soal beserta jawabannya tersebut, siswi intelek itu malah mengernyitkan dahinya, lalu berkata, "Ya, memang bukan saya yang mengerjakannya. Orang saya juga baru tahu tentang ini, kok. Terus saya juga tahu, ini bukan tulisannya Kak Tegar, jadi kayaknya bukan Kak Tegar juga yang mengerjakannya," jawab Aulia sambil masih mengamati tulisan jawaban tersebut.

"Emang dari tadi pagi Salwa udah melihat ini, Pak, Bu. Banyak temen juga yang melihat ini sebelum bel masuk berbunyi. Mereka berusaha mengerjakan soal-soal ini, tapi mereka gak ada yang bisa mengerjakannya. Tapi, setelah istirahat tiba, Salwa melihat ini lagi, eh tahu-tahu udah ada yang mengisi soal-soalnya, gak tahu deh siapa yang melakukannya," jelas Salwa.

"Oh, yes yes yes. Aku baru inget, Ya. Ini kan tulisannya Andra. Apalagi kan tadi dia bilang, 'Oh, heu'euh, siah euy. Belum melapor ke pak kepsek tea, aduh', gitu dia bilangnya, seolah-olah dia yang udah ngerjainnya." Desi sambil masih mengamati tulisan jawaban tersebut.

Semuanya pun tampak heran mendengar pendapat Desi tersebut, kemudian Tegar dan Andra menghampiri, lalu mereka serempak mengucapkan salam dan permisi.

"Ya, memang benar kata Desi bahwa itu tulisannya Andra," jelas Tegar.

"Jadi, memang benar Andra yang telah mengerjakan soal-soal ekonomi ini?" tanya Pak Hudaya memastikan.

"Hemmm, jadi sebenarnya begini, Pak, Bu. Ya, memang betul itu tulisan saya, tapi saya menulis semua jawabannya itu berdasarkan instruksi dari Tegar, jadi sebenarnya dialah otaknya, dia yang mengarahkan saya untuk menulis semua jawaban ini, begitu," terang Andra.

"Oh, pantesan," respons Aulia, Desi, dan Salwa. Sedangkan Pak Hudaya, Bu Aisyah, dan Pak Wirawan mengangguk paham.

"Iya, Pak, Bu. Begitu yang sebenarnya. Mohon maaf tadi kami lupa melaporkannya. Terdesak lapar jadi langsung ke kantin, ya." Tegar sambil menoleh Andra. Andra pun mengangguk. Kemudian keduanya tersenyum sambil mengangguk sopan kepada bapak kepala sekolah dan dua guru itu.

Cahaya untuk Tegar (SEASON 2) - TAMAT ✔️ | BELUM TERBIT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang