Bab 6. (B) Pertemuan Tak Terduga

740 977 18
                                    

Pukul 10.09 WIB-Gerai Foto Kopi di Sebelah Sekolah.

Setelah dari sekolah, aku harus ke gerai foto kopi dahulu untuk print dokumen makalah geografi, karena untuk remedial pelajaran geografi tugasnya harus membuat makalah. Sebenarnya aku kurang mampu melakukan itu, tapi syukurlah Aulia dan Fitriani mau membantuku, sehingga aku tidak terlalu pusing, sekarang tinggal print saja failnya yang ada di flashdisk milik Aulia.

Sembari menunggu dokumennya di-print, aku menunduk sambil merenung-dipikir-pikir, di kelas sebelas IPS empat itu cuma aku siswi yang paling banyak kena remedial. Kenapa harus aku yang dibilangin gitu sama Bu Aisyah? Padahal yang kena remedial pelajaran ekonomi bukan cuma aku. Ya, emang sih nilai mereka lumayan, karena hampir mencapai nilai KKM daripada nilaiku yang lebih rendah. Jadinya aku merasa berbeda dengan mereka, bahkan beda jauh dengan ketiga sahabatku. Iya, Fitri, dan Desi, mereka kompak gak kena remedial. Sedangkan aku ...

"Nur! Assalamualaikum," tiba-tiba ada seseorang yang memanggil aku serta mengucapkan salam, dan suaranya itu tidak asing. Lalu aku mendongak, ternyata dia ...

"Waalaikumussalam. Kak Tegar." Aku heran dan tidak menyangka bisa bertemu dengannya di sini. Aku terdiam sejenak, lalu berkata lagi, "apa kabar, Kak? Wah, kita udah lumayan lama ya gak ketemu," ucapku disertai tawa kecil. Sebenarnya aku merasa agak canggung, karena kejadian ini rasanya mendadak.

"Alhamdulillah, kabarku baik. Terus kamu juga apa kabar?" tanyanya balik.

"Alhamdulillah, kabarku baik juga. Oh, ya. Kabar Ibu Nenden gimana?" Aku juga menanyakan kabar ibunya.

"Alhamdulillah kabar ibu juga baik, sehat," jawabnya sambil tersenyum.

Kok aku jadi langsung seneng ya begitu ketemu dia lagi, setelah selama satu bulan lebih aku gak ketemu dia. (Aku sambil tersenyum).

"Sebenernya aku udah dari tadi ke sini mau foto kopi, terus sambil nunggu itu, aku ke warung yang lain dulu sebentar, setelah dari sana, aku balik lagi ke sini, eh ternyata udah ada kamu di sini. Kalau kamu mau nge-print atau foto kopi?" tanyanya, belum sempat aku menjawab pertanyaannya, tukang foto kopi pun berbicara dengan Tegar, "A, ini semua dokumennya udah difoto kopi." Tukang foto kopi itu sambil menyerahkan setumpuk dokumen yang sudah terkemas rapi oleh map berwarna kuning.

"Alhamdulillah. Oh, ya. Semuanya jadi berapa, A?" Tegar sambil menerima dokumennya. Tukang foto kopi itu pun menjawab nominal total biayanya, kemudian Tegar langsung membayarnya.

"Makasih, ya," ucap Tegar lagi. Lalu beralih menolehku.

Hemmm, pasti dia nunggu jawabanku, deh.

"Nge-print makalah geografi, Kak. Ini buat keperluan remedial."

"Oh, nge-print makalah geografi buat keperluan remedial." Tegar lalu mengangguk.

"Terus, itu dokumen Kakak buat keperluan apa, kalau aku boleh tahu?"

"Oh, ini dokumen buat memenuhi syarat pengurusan IMB. Karena hari ini juga aku mau pergi ke kantor PTSP. Terus tadi kamu bengong, kayak ada sesuatu yang kamu pikirin, kenapa?"

Wah, segitu detailnya dia memerhatikanku. Kukira dia gak ngeh akan hal itu.

"Iya, Kak. Aku kepikiran terus soal remedial ekonomi. Aku merasa kurang mampu aja ngerjainnya. Tadinya mau dibantuin sama Iya buat ngerjainnya, tapi dia malah meeting dulu buat nyiapin lomba besok. Gak tau deh, dia jadi mau bantuin aku atau gak jadi. Malah besok tugas ekonominya harus disetorin ke Bu Aisyah, lagi. Gak boleh telat. Belum lagi harus setorin makalah geografi ke Pak Budiman." Aku lalu menunduk sambil cemberut.

Cahaya untuk Tegar (SEASON 2) - TAMAT ✔️ | BELUM TERBIT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang