Bab 6. (A) Remedial

752 994 20
                                    

Kamis, 13 Juni 2013-di Sekolah-Pukul 08:07 WIB.

Setelah usai melaksanakan ujian kenaikan kelas seminggu yang lalu, kini tibalah kami menuai hasil tes belajar tersebut bagaimana hasilnya. Setelah dari jam 7 kami kerjaannya cuma duduk dan mengobrol di kelas, sambil harap-harap cemas menunggu hasil ujian, kini akhirnya yang dinanti pun telah tiba yaitu pengumuman hasil ujian pelajaran ekonomi. Berbeda dengan hasil ujian pelajaran yang lain yang selalu diinformasikan di papan pengumuman, nah kali ini spesial untuk pelajaran ekonomi, hasil ujiannya diumumkan langsung oleh guru di depan kelas. Jadi, bagaimana, ya hasil ujianku?

Setelah Ibu Aisyah berbicara panjang lebar, maka tibalah di kesimpulan, "... maka, seperti di semester yang lalu, nilai UAS, nilai UTS, maupun ulangan harian, itu tetap nilai yang tertinggi didapatkan oleh siswi yang sama yaitu Aulia Nafiza Putri Imron."

"Tuh ... kan. Bener Aulia lagi yang dapet nilai tertinggi," ujar teman-teman.

Karena sudah kami duga sebelumnya, bahwa Aulialah yang selalu mendapatkan nilai tertinggi di semua pelajaran.

"Nilai Aulia selalu stabil ya, tapi sayangnya nilai Kafka Prasetya yang malah tergeser oleh nilai Fitriani Ayuningtyas Kinasih. Tapi, Ibu harap nilaimu di pelajaran yang lain stabil ya, Kafka. Ibu bangga dengan peningkatan prestasi belajarnya Fitri. Tepuk tangan buat Fitri!" Ibu Aisyah tersenyum sambil menatap Fitriani. Para siswa pun tepuk tangan. Fitriani pun mengucapkan hamdallah, lalu tersenyum sipu. Sedangkan Desi menyenggol lengan sahabatnya itu sambil tepuk tangan juga.

"Fit!" Panggil Aulia pada Fitriani. Fitriani pun menoleh, lalu Aulia tersenyum sambil mengacungkan kedua jempolnya pada sahabatnya itu.

Setelah suara tepuk tangan habis. "Baiklah, Ibu hanya akan menyebutkan siapa aja yang terkena remedial, ya. Jadi, kalau ada yang namanya gak disebut, berarti dia lulus. Siap ya, Anak-anak?"

"Siap, Bu," jawab para muridnya.

Duh ... jantungku jadi deg-degan, nih. (Aku menggigit bibir sambil menyentuh dada).

"Tenang ya, Ri." Aulia tersenyum sambil menyentuh pundakku.

Gimana aku bisa tenang? Kalau kamu sih tenang banget, Ya. Karena udah tahu nilaimu yang tertinggi, kan. Nah, sedangkan aku ... ah, tenang Nuri, tenang. (Aku lalu mengembuskan napas).

Sesudah Ibu Aisyah meneliti kembali setumpuk kertas yang dibawanya itu, kemudian beliau berdeham lalu berkata, "Baik, yang kena remedial pelajaran ekonomi, ini ada 12 orang dari 35 siswa, ya. Padahal Ibu pengennya semuanya lulus. Tapi, ya memang tidak sesuai expektasi," lalu melirik catatan di bukunya, "yang terkena remedial yaitu Asep Sumpena, Ahmad Zaelani, Andini Larasati, Bambang Suryadi, Dayat Syarif, Erfan Setiawan, Ito Anindito, Iyan Suryana, Nyimas Ningrum Maharani, Nuri Hauratul Husna, Sinta Dwi Pratiwi, dan Vina Yulianti. Begitu, ya. Terus ini adalah hasil ujian kalian beserta naskah yang berisi sepuluh soal esai remedial. Nah, Ibu akan panggil nama kalian satu per satu untuk mengambil ini, ya."

"Iya, Bu," jawab para muridnya yang terkena remedial.

Tuh ... kan bener, aku kena remedial lagi. Emang udah kuduga sebelumnya, sih. (Aku lalu mengembuskan napas kuat-kuat)

Tiba-tiba Desi mengacungkan tangannya. "Ibu, maaf. Saya mau nanya. Hemmm, barusan nama saya disebut gak, Bu?" Desi lalu melirik teman sebangkunya, "Fit, barusan namaku disebut, gak?" tanyanya dengan nada berbisik. Fitriani pun malah buang muka.

"Desi ... dari tadi kamu gak memerhatikan Ibu, ya?" tanya ibu guru.

"Memerhatikan kok, Bu. Cuma ... saya ragu kalau nama saya gak disebut." Desi sambil berdiri.

Cahaya untuk Tegar (SEASON 2) - TAMAT ✔️ | BELUM TERBIT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang