Chapter 1

8.9K 644 27
                                    

Suara bilah pedang yang beradu antara satu dengan yang lain nya terdengar. Suara nya cukup keras sehingga bisa menarik perhatian orang orang yang berlalu lalang di sekitar nya. Dibalik salah satu bilah pedang itu. Bisa dilihat seorang gadis rupawan yang masih bisa terlihat anggun bahkan ketika ia mengayunkan pedang nya.

"Y/n" Suara seorang pria terdengar. Tepat ketika si empunya nama selesai dengan latihan nya.

Dia adalah y/n de Athea Engrasia putri kedua dari pasangan Raja dan Ratu Engrasia. Seorang Royal Princess dengan julukan 'Warlords' atau bisa dikatakan panglima perang Engrasia.

"Seorang utusan dari kerajaan Obelia akan datang dan menjemput mu dua hari lagi" Terang pria yang tadi memanggil nya.

Y/n masih dalam kebingungannya ketika mendengar dua suara langkah kaki lain mendekat. Terlihat seorang wanita paruh baya dan lelaki yang ia kenal sebagai kakak nya menghampiri.

"Ayahmu sudah menandatangani kontrak pernikahan mu dengan raja kerajaan Obelia" Lanjut Caius. Kakak laki laki y/n atau bisa dikatakan putra mahkota kerajaan Engrasia.

"Baik ayah, saya permisi ingin membersihkan diri"

Y/n yang sedari kecil susah mengekspresikan perasaan nya hanya bisa mengangguk. Menerima perjodohan tiba tiba yang ditandatangani oleh ayahnya tanpa sepengetahuan nya.

...

-Keesokan pagi nya-

Y/n yang notabene nya adalah seorang panglima perang Engrasia tentu saja setiap pagi ia akan memonitor keamanan negara nya. Dan disinilah dia. Berada di ruang kerjanya dengan seorang laki laki bernama Liam yang sedang melaporkan keamanan kota dan perbatasan.

Liam adalah bawahan langsung y/n yang bertugas menggantikan semua yang y/n lakukan ketika atasannya itu tidak ditempat. Liam juga seseorang yang akan menjadi panglima Engrasia seandainya y/n benar benar meninggalkan Engrasia untuk pernikahan politik.

"Kerja bagus, terimakasih laporan nya kau boleh kembali" Ucap si surai salju. Liam membungkuk hormat sebelum melangkahkan kaki nya keluar ruang kerja atasannya itu.

 Liam membungkuk hormat sebelum melangkahkan kaki nya keluar ruang kerja atasannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ini y/n nya yaa, aku ngga tau dari manhwa/anime/manhua mana nemu di pinterest

Selang beberapa waktu. Suara ketukan di pintu ruang kerja y/n terdengar. Menghentikan gerak pergelangan tangan nya yang sedari tadi menandatangani berkas berkas kemiliteran.

"Masuk"

Pintu terbuka tak lama setelah y/n mempersilahkan seseorang si balik pintu itu masuk. Memperlihatkan sosok laki laki yang kemarin memberinya penjelasan mengenai pernikahan politik yang ditandatangani ayah mereka.

"Kau senggang y/n?" Caius bersuara. Y/n hanya mengangguk sebagai jawaban. Mata nya tetap tertuju pada lembar lembar berkas di genggaman wanita itu.

"Mau jalan jalan di sekitar danau sebentar?" Ajak Caius kemudian.

Y/n tidak menjawab apa apa. Dia hanya meletakkan kumpulan berkas berkas dalam genggaman nya kembali ke atas meja dan berdiri.

"Ayo" Ajak nya. Yang diangguki oleh Caius

.
.
.

Hawa canggung antara kedua kakak beradik itu terlihat. Karena sejujurnya mereka berdua tidak begitu dekat satu sama lain. Tapi walau begitu, Caius tetap menyayangi y/n selayaknya adik nya. Begitu pula dengan y/n yang tetap menghormati Caius.

"Maaf tidak bisa berbuat apa apa tentang pernikahan mu" Caius berucap setelah keheningan yang cukup panjang.

"Itu bukan masalah, setidaknya aku menjadi lebih berguna bagi Engrasia" Y/n menjawab santai.

Mereka berdua memandangi danau kecil yang dibangun di pekarangan istana kerajaan Engrasia jauh sebelum kedua kakak beradik itu lahir.

Suara percikan percikan air yang menetes dari air terjun kecil buatan membuat y/n merasa tenang hanya dengan mendengar nya. Itu menjadi alasan kenapa selalu danau tempat ia melepaskan penat.

"Jangan terlalu dipikirkan. Obelia pasti akan menerima mu dengan baik" Caius kembali bersuara. Dia menyadari kegelisahan adik nya.

Y/n hanya melirik sedikit. Kalau saat ini Caius bisa mendengar apa yang sedang y/n perbincangkan dengan dirinya sendiri dalam pikirannya. Mungkin Caius akan menertawai y/n karena gadis itu bingung harus membalas apa.

Caius de Ares Engrasia. Putra sulung dari pasangan Raja dan Ratu Engrasia. Kakak dari y/n de Athea Engrasia.

Mereka memiliki perbedaan kepribadian yang cukup mencolok. Y/n dengan pembawaan nya yang tenang. Sedangkan Caius lebih santai.

Perbedaan fisik mereka juga termasuk salah satu dari perbedaan yang mencolok itu.

Caius terlahir dengan tubuh yang cukup lemah. Ia termasuk orang yang rentan terserang penyakit. Berbeda dengan y/n yang sedari kecil memiliki bakat dalam semua kegiatan fisik. Dan itu juga yang menjadi salah satu alasan kenapa y/n bisa menjadi seorang 'Warlords' di kerajaan nya.

Perbincangan antara kakak dan adik itu masih terus berlanjut sampai langit berubah ke emasan. Menandakan malam sebentar lagi akan menyapa wilayah kerajaan Engrasia.

Udara pun perlahan berubah semakin dingin. Membuat kedua bersaudara itu pada akhirnya memilih kembali ke istana setelah berjam jam menghabiskan waktu berbincang di pinggir danau.

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang