Chapter 15

3.2K 502 20
                                    

"Apanya yang penyihir terhebat di Obelia! Dia belum sembuh apa yang sejak tadi kau lakukan!" Teriakan seorang laki laki terdengar.

'Apa ini? Kenapa aku tidak bisa berbicara?apa yang terjadi?' Y/n berucap dalam hati.

Semuanya terlihat gelap. Mungkin dikarenakan ia tidak bisa membuka matanya maupun berbicara. Akan tetapi y/n bisa mendengar suara dari luar.

'Itu suara Claude?' Lagi lagi y/n kebingungan dengan suara marah laki laki yang barusan terdengar.

"Cari penyihir yang lebih memumpuni dari pada dia! Sebeluam semua penyihir kerajaan Obelia ku musnahkan." Suara dingin Claude lagi lagi terdengar.

Laki kaki bersurai pirang dengan iris permata itu kini berjalan menuju ke kursi yang tepat berada di sisi samping tempat tidur yang ditiduri y/n. Kursi yang baru diletakkan oleh Felix karena y/n yang tiba tiba pingsan pagi tadi.

Entah reflek atau bagaimana. Kini claude menggenggam lembut tangan wanita yang sedang terbaring tak sadarkan diri di depannya.

"Aku terlalu mengacuhkan mu ya? Maaf y/n aku tidak tau perasaan aneh apa yang kurasakan sejak kau datang ke Obelia. makanya aku lebih memilih menghindari mu." Lirih suara Claude terdengar.

Kalimat itu membuat y/n yang kini terperangkap di alam bawah sadar nya bertanya tanya mengenai kesehatan pendengaran nya.

- 2 minggu kemudian -

Pagi ini akhirnya y/n kembali membuka matanya. Jantung nya masih berdebar tidak jelas namun y/n lebih bisa mengontrol kekuatan sihir agar tidak meledak seperti beberapa waktu yang lalu.

Gadis itu menatap sisi kanan tempat tidur nya. Tepat pada kursi asing yang baru ada sejak ia sakit kemarin. Seorang laki laki bersurai pirang kini sedang tertidur dengan posisi duduk di kursi itu.

Y/n yang sejujurnya kikuk mau melakukan apa. Memilih untuk setidaknya terlebih dulu mendudukkan diri dan bersandar di tempat tidurnya.

"Kau bangun?" Suara dingin laki laki menyambut nya yang kini masih berusaha menyamankan posisi bantal di punggungnya.

"Tidak yang mulia. Anda bermimpi." Y/n kesal dengan pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut suaminya itu menjawab dengan sarkas.

"Kalau bergitu berhenti menghampiri mimpi ku dan cepat lah bangun y/n." Claude kembali berbicara. Lalu kembali menutup matanya lagi.

'Dia percaya? Aku tidak menyangka Raja Kerajaan Obelia ternyata sebodoh itu.' Batin y/n.

"Apa yang anda maksud dengan 'menghampiri mimpi ku'?" Y/n membuka mulutnya lagi.

Menatap langsung kearah Claude yang masih menutup matanya.

"Kau menghantui ku lewat mimpi. Sebenci itu kah kau padaku y/n?" Claude menjawab. Tentunya masih dengan mata yang tertutup.

"Yang mulia!" Suara Felix tiba tiba terdengar diikuti dobrakan pintu. Y/n terlonjak kaget begitu pula dengan Claude yang kini mengeluarkan aura menahan emosi.

"Ah, yang mulia permaisuri akhirnya anda bangun." Felix lebih dulu menyadari keberadaan y/n daripada emosi claude. Dan karena mendengar kalimat yang baru saja diucapkan Felix, Claude reflek langsung noleh ke arah y/n.

"Jadi yang kali ini bukan mimpi?" Claude berucap pelan. Berjalan menghampiri y/n dan duduk di tepi tempat tidur gadis itu.

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang