Dan disinilah y/n berakhir. Duduk di meja yang cukup panjang. Berhadap hadapan dengan laki laki bersurai pirang yang siang nanti akan sah menjadi suami nya.
Prosesi pernikahan baik di Obelia maupun Engrasia biasanya dilakukan siang hari. Diikuti dengan resepsi nya pada sore hari. Oleh karena nya kini mereka berdua masih bisa sarapan bersama dengan cukup santai.
"Apa yang kau lakukan bersama Felix di tepi danau semalam?" Tanya Claude tiba tiba.
Pertanyaan itu jelas membuat Felix yang kini berdiri di sisi kiri belakang Raja sedikit terkejut. Sedangkan y/n, gadis itu masih dengan santai nya menyuap potongan sosis kecil ke dalam mulutnya.
"Menghabiskan waktu, sama seperti anda yang menghabiskan waktu dengan penari itu." Y/n berucap dengan nada biasa saja. Namun kalimat nya entah bagaimana cukup membuat Claude kesal.
"Dia punya nama." Balas Claude.
"Tapi anda tidak menyebutkan namanya yang mulia. Bagaimana saya bisa tau?" Masih dengan santai mengambil gelasnya ketika ia membalas itu.
Bersamaan dengan kalimat itu terucap Felix berusaha menahan kekehan nya. Bagi si surai maroon. Melihat Raja nya terdiam karena seorang wanita cukup menggelikan.
Claude melirik bawahannya itu terlebih dulu sebelum meminta nya keluar kamar.
Lalu suasana kembali hening. Tidak heran, bagaimana bisa dua orang yang tidak satu frekuensi membangun topik pembicaraan? Namun, satu hal yang tidak berubah adalah. Iris permata milik Claude yang sejak awal terus memperhatikan wujud rupawan di depan nya. Dan tentu saja y/n menyadari itu.
Sekitar beberapa menit setelah nya. Suara ketukan di pintu kamar Raja terdengar. Setelah di persilahkan masuk oleh Claude. Wujud Julian terlihat. Tersenyum ramah menatap tuan putri nya.
"Saya mohon maaf mengganggu waktu makan anda berdua yang mulia. Namun tuan putri harus segera mempersiapkan diri." Dengan hati hati Julian berucap.
Claude mengangguk mengiyakan. dan dengan itu y/n berdiri dari duduk nya. Ia menatap Claude sebentar sebelum akhirnya membuka mulutnya.
"Saya akan kembali mengingatkan seandainya anda lupa. Saya berharap anda tidak jatuh cinta pada saya yang mulia. Saya permisi, Segala keagungan dan berkat pada matahari Obelia." Y/n kembali menegaskan.
Bukan y/n jika ia tidak mencari keributan dengan Claude.Tapi yang tidak perempuan itu sadari. Sikap kurang ajarnya justru menjadi daya tarik tersendiri bagi Claude.
-Skip Prosesi Pernikahan-
Pengucapan janji suci sudah terlaksana beberapa waktu lalu. Kini bisa dilihat pasangan Raja dan Ratu baru Obelia sedang menyapa rakyat nya lewat balkon istana Raja.
Claude tersenyum samar melihat y/n yang sedari tadi tidak henti hentinya melambai kan tangan pada rakyat nya. Walaupun wanita di samping nya tidak begitu menunjukkan ekspresi yang sedang ia rasakan saat ini. Claude tau kalau y/n menikmati moment ini.
Sekarang keduanya sudah kembali ke tahta. Tentu nya dengan pakaian yang berbeda. Menatap kumpulan penari yang tentunya dipimpin oleh perempuan bersurai pirang yang sejak tadi mencuri pandang kearah Claude.
Tidak jauh berbeda dengan Claude yang sedari tadi juga tidak bisa melepaskan pandangannya pada penari bersurai pirang itu barang sebentar saja.
Seakan Claude akan kehilangan sosok perempuan itu jika ia memalingkan matanya sedikit.
'Mereka berdua benar benar saling jatuh cinta.' Batin y/n melirik dua orang yang sedang kasmaran di hadapannya.
"Kau akan meninggalkan ku malam ini untuk bermalan dengan nya?" Y/n bersuara. Menatap kearah lain menolak beradu pandang dengan pria yang kini bertitel suami nya.
Claude melirik y/n sedikit sebelum akhirnya menggeleng. Y/n yang melihat itu sedikit tersentak. Tidak menyangka laki laki di samping nya akan menggeleng.
"Aku akan bermalam bersama Ratu Kerajaan Obelia malam ini." Balasan dari Claude terdengar. Tidak mengambil pusing y/n tidak menjawab apa apa lagi setelah nya.
.
.
.Salah satu kamar di Istana Emerald yang biasanya di gunakan y/n untuk mengistirahatkan tubuh nya kini menjadi latar tempat antara pasangan suami istri itu.
Baik y/n maupun Claude sudah mengganti pakaian mereka ke pakaian tidur. Namun kedua nya tau kalau mereka tidak akan melakukan sesuatu yang biasanya dilakukan pengantin setelah hari pernikahan nya itu malam ini. Setidaknya bukan hari ini.
Tiba tiba sesuatu mengganggu pikiran y/n. Dan si surai salju memilih untuk langsung menyuarakan nya.
"Kalian sudah melakukannya?" Tanya y/n santai. Beranjak duduk di salah satu sisi tempat tidur nya yang berlawanan dengan yang Claude duduki.
Claude menoleh.
"Siapa?" Tanya laki laki itu.
"Kau. Dan penari itu." Y/n kembali berucap.
"Namanya Diana." Claude menjawab dengan cepat. Laki laki itu masih merasa terganggu jika y/n menyebut 'penari' didepannya. Padahal sejujurnya y/n tidak ada niatan merendahkan. Dia hanya berbicara begitu karena selama ini belum tau nama si penari.
"...Nama nya cantik." Y/n bersuara dengan pelan. Memutuskan kontak mata dengan Claude.
"Belum." Claude tiba tiba bersuara kembali. Menjawab pertanyaan pertama yang y/n tanyakan. Tanpa sadar y/n mengangkat alis nya. Tidak percaya dengan pengakuan pria bersurai emas di depannya.
Walau begitu Claude tidak bersuara lagi. Mereka hanya terdiam. Dengan mata yang saling bertatapan satu dengan yang lainnya.
Namun entah karena dorongan apa. Claude tiba tiba mengecup ringan bibir y/n. Kecupan yang terlihat jail namun sejujurnya sangat berarti bagi kedua nya.
Dan untuk malam itu. Adalah kali pertama Claude melihat ekspresi lain pada wajah dingin istrinya. Hal yang sama juga terjadi pada y/n, itu adalah saat pertama kali gadis itu melihat Claude tersenyum menatap kearah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]
Fanfiction[Claude de Alger Obelia x Reader] Seorang wanita yang terlahir untuk menjadi seorang pejuang. Namun tanpa disangka sangka takdir nya tiba tiba berubah karena raja dari negara yang memberikan ancaman perang bagi bangsanya memilihnya untuk menjadi per...