Chapter 19

3K 455 13
                                    

"Pelaku yang diduga meracuni yang mulia permaisuri sudah ditemukan." Suara seorang ksatria terdengar. Dan itu bukan Felix.

"Dimana Felix?" Y/n kembali menatap ke arah laki laki bersurai pirang di depan nya.

Gadis itu berdiri "Aku yang akan mengurus nya. Cepat katakan dimana Felix yang mulia." Karena tidak mendapat jawaban y/n kembali bertanya.

"Kamu tidak berada di posisi yang bisa memperlakukan ku seenak mu y/n." Claude menjawab. Suaranya dingin namun itu tidak membuat y/n terintimidasi sedikit pun.

"Anda juga tidak tau sudah berapa banyak Raja songak seperti mu yang mati di tangan saya yang mulia." Y/n juga ikut memberi ancaman. Menolak berada di posisi yang tertindas ketika dia berhadapan dengan seseorang yang jauh lebih berkuasa.

"Dimana Felix." Tanya y/n lagi.

"Aku membebas tugas kan nya untuk sementara." Tepat ketika Claude memberikan jawaban itu. Y/n langsung berbalik menutup pintu dengan kasar dan pergi dari hadapan Raja nya.

Sedangkan Claude. Dia kini menghembuskan nafas panjang. Adu mulut dengan y/n selalu berakhir kekalahan bagi nya. Rasa diinjak injak baru pertama kali dirasakan laki laki itu.

Walau begitu. Claude tidak membenci nya. Bagi Claude ia lebih baik bertemu dengan y/n yang seperti ini daripada y/n yang terlelap dengan wajah pucat nan damai dan tidak bisa bersuara apa apa.

Di injak injak pun bukan masalah. Asalkan itu oleh y/n.

.
.
.

Kabar kalau permaisuri membunuh orang yang meracuni nya dengan tangan nya sendiri kini sudah beredar.

Banyak kalangan orang yang kini menatap y/n dengan pandangan yang berbeda. Ada yang senang dengan ketegasan y/n.

Ada pula yang menatap y/n seperti seorang monster.

Felix pun kini sudah kembali bertugas. Namun tidak di bawah Raja. Ia menjadi pengawal pribadi y/n.

Claude membebas tugaskan Felix justru membuat y/n dengan sesuka hati bisa merekrut Felix menjadi bawahan nya.

Kini bisa dilihat seorang wanita rupawan yang sedang berkutat dengan lembar lembar berisi tulisan tulisan kecil. Baik itu berkas politik atau sekedar undangan minum teh dan acara sosialisasi lain nya. Berdua dengan Felix yang kini setia berdiri di sisi kanan dari tempat y/n duduk.

"Kau boleh duduk di sofa kalau mau." Y/n berucap. Masih memfokuskan diri nya pada tulisan tulisan di depannya.

"Saya lebih nyaman disini yang mulia." Felix menjawab. Bahkan tanpa menoleh pun y/n hapal ekspresi apa yang kini ke tampakkan oleh laki laki di belakang nya.

Suara ketukan pintu terdengar tak lama kemudian.

"Raja meminta anda untuk mempersiapkan pakaian yang mulia permaisuri." Pelayan itu memberikan informasi. Y/n bersandar ke kursi nya setelah mengangguk.

'Dia masih saja memaksa pergi bersama.' Perempuan itu memijat pelipisnya.

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang