Chapter 5

3.4K 523 15
                                    

Pagi ini keluarga kerajaan Engrasia diselimuti kesedihan. Terutama sang Ratu. Ibu dari y/n de Athea Engrasia itu menangis ketika akan melepaskan anaknya pergi ke kerajaan Obelia.

Caius hanya tersenyum lembut. Memberikan pelukan dan tepukan di kepala adik nya.

"Jaga dirimu ya" Bisik laki laki itu.

Sang Raja juga hanya tersenyum menatap anak perempuan nya yang kini memeluk istrinya yang sedang menangis.

"Aku tidak akan kenapa kenapa mama" Y/n berucap. Berniat meredakan tangis sang mama. Yang masih memeluk nya dengan sangat erat.

"Pulang lah kalau Raja Obelia berlaku kejam kepada mu. Lebih baik kita berperang sejak awal daripada putriku diperlakukan semena mena" Ucap sang Ratu. Caius tertawa kecil. Ia tidak berpikir adiknya itu akan berada di posisi 'diperlakukan semena mena' justru ia takut adiknya memperlakukan Raja Obelia semena mena.

Julian sudah menunggu di samping kereta kuda dengan koper y/n di tangan nya. Begitu pula dengan Felix yang sedari tadi tersenyum melihat kelakuan keluarga kerajaan Engrasia.

Ia terbiasa berada di sisi Claude yang jarang menunjukkan kehangatan nya makanya ia merasa keluarga kerajaan Engrasia sangat berbeda jauh dari keluarga kerajaan Obelia.

-Skip perjalanan dua hari-

"Tuan putri boleh berganti pakaian terlebih dulu sebelum memasuki hall kerajaan. Saya akan menunggu disini" Felix berucap. Kini mereka sudah berada di depan pintu masuk utama hall istana.

"Tidak perlu menunggu, ayo" Y/n memutuskan untuk mengganti pakaian nya menggunakan sihir saja agak tidak memakan waktu.

Felix terdiam beberapa saat sebelum kembali ke kenyataan. Awalnya dia kira y/n bukan pengguna sihir. Tapi ternyata wanita di samping nya itu cukup menguasai sihir.

"Royal princess warlords of Engrasia. Y/n de Athea Engrasia memasuki hall utama" Suara seseorang terdengar. Itu adalah aba aba bagi y/n untuk menampakkan dirinya.

Felix menawarkan tangan nya. Yang langsung disambut oleh y/n. Walaupun sering melakukan kegiatan seperti ini di Engrasia. Tetapi rasanya berbeda ketika ia berada di negeri orang.

Suara pintu terbuka. Semua mata kini memandang ke arahnya. Y/n masih mempertahankan ekspresi dingin nya ketika matanya tidak sengaja bertemu pandang dengan Raja Obelia. Claude de Alger Obelia.

Claude terdiam tenggelam dalam iris sejernih air milik y/n. Namun tidak bagi gadis itu. Ia memutuskan pandangan sesaat setelah mereka berpandangan sebentar.

"Aku tidak menyangka dia se cantik itu"

"Rumor ternyata benar"

"Entah kenapa aku yakin putri Engrasia bisa mengontrol raja nanti nya"

Banyak bisikan bisikan terdengar. Namun itu sama sekali tidak membuat ekspresi y/n berubah. Gadis itu tetap menjadi diri nya sendiri.

"Segala keagungan dan berkat pada matahari Obelia. Saya memperkenalkan putri raja dari kerajaan Engrasia" Felix membungkuk hormat di depan Raja tepat ketika mereka berdua sampai.

Y/n masih dengan berani menatap iris berlian milik laki laki bersurai emas di depannya.

"Segala keagungan dan berkat pada matahari Obelia. Saya senang pada akhirnya diberi kesempatan untuk bertemu anda" Y/n berucap formal. Ia juga ikut membungkuk di depan Claude.

.
.
.

"Jangan jatuh cinta pada saya yang mulia" Y/n berucap dengan tegas.

Claude tersentak sebentar sebelum akhirnya ikut membuka mulutnya.

"Kamu yang seharusnya tidak mengharapkan cinta dariku"

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang