Chapter 25

3.1K 468 0
                                    

Mereka berdua melanjutkan perjalanan tepat ketika matahari terbit. Suhu udara perbatasan juga kini sudah meningkat perlahan. Membuat mereka berdua lebih nyaman berkuda.

Mereka berdua tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di perkotaan Engrasia. Tentunya setelah sedikit drama kecil ketika melewati perbatasan karena para penjaga nya mengenali siapa perempuan yang sedang menunggangi kuda.

Namun y/n berhasil menutup mulut para penjaga itu.

Y/n terpaksa menutupi rambut dan wajah nya dengan kain. Selama mereka berdua berjalan di wilayah per kota an Engrasia. Agar warga tidak bertanya tanya kenapa ia tiba tiba kembali dan hanya menggunakan kuda.

'Ada yang aneh dengan ekspresi penjaga tadi. Kenapa seakan mereka terlihat lega?' Batin y/n bingung. Memang benar. Beberapa penjaga di perbatasan terlihat senang sekali ketika melihat y/n kembali hanya dengan kuda.

"Dimana rumah mu?" Pertanyaan Ian membuyarkan lamunan y/n. Membuat si gadis ter diam sejenak. Sementara dari kejauhan istana utama Kerajaan Engrasia sudah mulai terlihat.

"Ikuti saja lah." Ucap si surai salju pada akhirnya.

Mereka terus berjalan ke arah istana Engrasia. Awalnya Ian mengira kalau y/n adalah bangsawan yang tinggal di sekitar kerajaan Engrasia.

Sebelum saat ini terjadi.

Mereka berdua berdiri di depan pagar istana dengan semua penjaga istana membungkuk hormat ke arah wanita yang kini sedang melepas kain yang menutupi wajah dan rambut nya.

Ian terngaga tidak menyangka kalau selama ini ia sudah berlaku kurang ajar pada seorang putri.

"Selamat datang kembali tuan putri y/n de Athea Engrasia." Ucap semua penjaga serentak.

Mereka berdua kembali menunggangi kuda memasuki pekarang istana. Karena jujur saja jika kedua orang itu memilih berjalan kaki dari pagar sampai pintu masuk. Kaki mereka akan terpisah dari pinggang nya begitu mereka sampai di pintu istana.

Caius yang mendapat kabar dari penjaga pagar kalau y/n datang menggunakan kuda dan dengan tubuh yang penuh luka menunggu adik nya di depan pintu. bersama dengan beberapa pelayan.

Laki laki itu terlihat tidak tenang menunggu sang adik.

"Apa yang terjadi padamu? Simana Claude? Si kurang ajar itu meninggalkan mu? Kenapa badan mu penuh luka y/n?!" Caius memberondong adik nya dengan semua pertanyaan ketika y/n dan Ian sampai di depan pintu utama istana.

Y/n belum menjawab. Gadis itu sedang memberikan kuda nya pada salah satu pelayan yang tadi menunggu bersama kakaknya.

"Ibu baik baik saja?" Tanya y/n begitu berdiri berhadapan dengan Caius.

"Beliau baik. Tapi tolong jawab pertanyaan ku dulu." Ucap Caius.

"Ayo masuk. Aku lelah. Tolong persiapkan kamar untuk dia. Dan jangan beritahu siapa pun terutama orang orang dari istana Obelia kalau aku kembali kesini. Atau kalian mati di tangan ku." Y/n memberikan perintah dengan jelas. Bahkan gadis itu masih sempat memberikan ancaman pada semua pelayan nya.

"Aku akan menunggu di kamar mu. Bersihkan diri mu dulu." Caius akhirnya berucap. Dia telah mendapatkan kembali kewarasan nya setelah mendengar suara penuh wibawa adik nya.

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang