Chapter 43

2.6K 358 10
                                    

Ini adalah pertama kalinya y/n menangis karena Claude. Semasa Diana hidup. Y/n tidak pernah sedikitpun merasa terganggu dengan kehadiran wanita itu di sekeliling nya.

"Sial. Kenapa tidak mau berhenti." Y/n memaki air matanya yang terus mengalir.

Perempuan itu memang benar pergi ke ruang kerja nya. Namun tidak untuk menyelesaikan dokumen. Sejak kapan seseorang seperti y/n meninggalkan pekerjaan nya yang belum selesai hanya untuk minum teh.

Dia hanya merasa tidak bisa menoleransi rasa sesak di dada nya lebih lama lagi. Karena mengetahui suaminya masih meminum teh yang sama. Maupun karena mendengar penjelasan Felix. Apalagi sosok Athanasia yang terlihat mirip sekali dengan mendiang Diana.

.
.
.

"Ada apa dengan sikap kekanakan mu pagi tadi?!" Suara Claude kini terdengar meninggi.

Apa karena sikap nya yang memilih meninggalkan acara minum teh demi perasaan nya sendiri membuat Claude jadi semarah ini?

"Apa salahnya dari melindungi hati saya. Yang mulia." Y/n kembali berbicara formal.

Claude tersentak. Bayangan y/n yang selama ini tersenyum ramah memanggil namanya perlahan menghilang. Ia seakan merasa sedang kembali ke 6 tahun lalu tepat ketika Diana masih hidup.

"Apa anda akan lebih bersyukur jika saya yang mati daripada Diana?" Suara y/n terdengar lagi. Perempuan itu lelah selalu hidup menjadi pengganti Diana.

"Ada apa dengan mu?" Claude malah bertanya balik.

"Ternyata memang benar begitu ya.." suara y/n bergetar. Ingatan nya ketika mereka berdua berhubungan badan kembali memasuki pikiran nya. Bersamaan dengan kenyataan kalau Claude tidak pernah menyebut namanya ketika mereka berhubungan.

Semua pada akhirnya selalu tentang Diana.

Claude dengan segera menarik istrinya kedalam pelukan. Mengusap lembut punggung kecil milik y/n.

"Kamu tidak pernah benar benar mencintai ku kan?" Suara y/n kembali terdengar. Tanpa nada apa apa. Sama datar nya dengan ekspresi gadis itu.

"Aku selalu mencintaimu mu y/n.." Claude berucap. Masih dengan si surai salju dalam dekapan nya.

"Kalau begitu saya akan mengganti pertanyaan nya. Anda tidak pernah mencintai saya lebih dari anda mencintai Diana kan." Y/n dengan lembut melepaskan diri dari dekapan sang suami. Berada dalam pelukan Claude disaat ini hanya menambah rasa sakit di hatinya.

Claude terdiam. Seakan mengiyakan apa yang baru saja y/n ucapkan.

"Saya menyesal memilih kembali malam itu yang mulia." Sesaat setelah kalimat itu terucap dari lisan y/n. Suara pintu yang tertutup dengan cukup kasar pun terdengar.

Y/n memilih memisahkan diri terlebih dulu dari suaminya. Dia butuh ketenangan. Dia perlu ucapan penenang dari kakak nya.

Bruk!

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang