Chapter 36

2.8K 384 13
                                    

Kabar kehamilan permaisuri Obelia sudah tersebar luas. Namun y/n menjadi satu satu nya orang yang tidak merasakan kebahagiaan dari kabar kehamilan nya.

Gadis itu sesungguhnya tidak pernah ber ekspektasi ia akan mengandung. Atau bahkan memiliki seorang anak. Ia belum pernah membayangkan dirinya berada di posisi ini sebelumnya.

Jadi tentu saja si surai salju bingung harus berekspresi apa. Ditambah ia sempat beradu mulut dengan Claude kemarin malam. Setelah tragedi y/n muntah diatas tempat tidur Raja.

_flashback_

"Kau tidak senang Claude?" Y/n berucap pelan.

Ia sejujurnya juga tidak merasakan apa apa. Tidak ada rasa senang. Tidak ada rasa sedih. Hambar. Ia bingung.

"Aku takut y/n. Apa kau akan meninggalkan ku seperti yang Diana lakukan?" Suara putus asa Claude terdengar.

Justru semakin menambah kebingungan y/n mengenai ekspresi apa yang harus dia tunjukkan.

"Seandainya itu terjadi, kau akan membencinya ketika ia terlahir?" Y/n tiba tiba teringat mengenai keberadaan perempuan kecil yang beberapa waktu lalu dilahirkan Diana.

"Bagaimana bisa aku menyayangi nya jika dia membuat seseorang yang ku cintai menghilang?" Laki laki itu kini beranjak dari tempat tidur.

Membuka balkon kamar membiarkan angin malam masuk. Setidaknya sedikit meredakan suasana panas yang sedari tadi mengelilingi mereka berdua.

"Kalau begitu aku tidak akan mati." Suara y/n terdengar lagi.

Claude menoleh. Menatap iris sejernih air yang entah sejak kapan menjadi candu baginya.

"Aku berjanji tidak akan mati jika itu akan membuat mu membenci nya juga." Tegas y/n sekali lagi.

Claude reflek menarik pujaan nya kedalam pelukan. Memberikan ketenangan pada y/n. Juga ketenangan pada diri nya sendiri.

"Maaf. Lagi lagi aku menjadi suami yang buruk." Ucap Claude pelan.

_flashback over_

"Felix, bisa tolong antar kan aku ke istana Ruby?" Ucapan tiba tiba y/n membuat si surai maroon tersentak. Sebelum akhirnya mengangguk paham.

Mereka langsung berangkat saat itu juga. Meninggalkan istana Raja ketika Claude sedang mendatangi rapat bersama beberapa bangsawan kelas atas Obelia.

.
.
.

"Selamat datang di istana Ruby yang mulia permaisuri. Saya sudah mendengar kabar kehamilan anda. Saya turut bahagia mengetahui nya." Seorang pelayan bernama Lilian menyambut kedatangan y/n tentu nya bersama seluruh pelayan yang tinggal di istana Ruby itu.

Y/n tersenyum. Senyum ramah yang biasa ia tunjukkan pada Julian. Namun entah kenapa senyuman itu kini terlihat pahit dimata Felix.

"Bisa pertemukan aku dengan nya?" Tanpa perlu menyebutkan nama pun Lilian sudah paham siapa 'nya' yang dimaksud oleh wanita di depannya.

"Namanya Athanasia yang mulia Ratu." Ucap Lilian ketika mempersilahkan y/n memasuki salah satu kamar di istana Ruby.

"Athanasia de Alger Obelia ya.." y/n berucap pelan.

Senyum kecil nya terlihat ketika si surai salju melihat tempat tidur bayi kecil di hadapan nya.

Gadis itu melangkah masuk perlahan. Ia menatap sekeliling. Melihat lihat dekorasi yang bisa dikatakan cukup mewah untuk kamar seorang bayi berusia satu bulan.

Deg !

Jantung y/n berdetak tidak menentu ketika iris jernih nya menatap tepat ke mata permata milik Athanasia kecil.

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang