Chapter 8

3.1K 490 32
                                    

Pagi harinya. Y/n terbangun lebih dulu. Namun karena lengan Claude melingkari pinggangnya gadis itu tidak bisa bergerak kemana mana karena takut membangunkan laki laki yang masih tertidur di hadapannya.

Posisi wajah nya yang sejajar dengan dada bidang Claude. Membuat y/n sedikit berdebar. Jika ia mendengak kan kepala nya sedikit wajah dengan ketampanan absolute milik Claude terpampang jelas di depan matanya.

Dan karena bingung harus melakukan apa. Y/n pada akhirnya lebih memilih menatap wajah damai Claude. Karena pilihan nya hanyalah antara menatap wajah atau dada bidang si surai pirang.

"..Diana." Suara serak khas orang bangun tidur terdengar. Namun setelah mengucapkan itu pun Claude tidak membuka matanya.

Ada perasaan ingin menampar wajah pria tampan yang kini tertidur di depannya ketika y/n mendengarkan Claude menyebutkan nama Diana dalam tidurnya.

Namun alih alih melakukan hal tidak sopan seperti itu. Si surai salju hanya menyingkirkan 'dengan' kasar tangan Claude yang sedari tadi masih dengan nyaman nya memeluk pinggang y/n.

Dan tentu saja. Hal itu membuat Claude terbangun.

"Kau sudah lama bangun?" Suara serak Claude terdengar lagi. Ia berniat basa basi dengan istri nya sebelum menghadapi kesibukan sebagai seorang Raja.

"Saya permisi yang mulia. Ingin membersihkan diri." Tapi jelas saja y/n menolak berbasa basi dengan suaminya.

Claude tersentak. Laki laki itu mengira y/n sudah cukup luluh karena kecupan singkat yang ia berikan semalam.

.
.
.

Ketika y/n selesai membersihkan diri. Claude sudah pergi dari kamar nya. Digantikan oleh Julian nya mengantarkan sarapan sekaligus menjelaskan kemana perginya Raja.

Y/n mendengarkan sebagai formalitas. Padahal nyatanya hanya untuk peduli saja ia enggan.

Selesai makan, y/n ingin tetap melakukan kebiasaan nya semasa berada di Engrasia dulu. Yaitu, latihan pagi. Namun sedihnya para ksatria militer di Obelia enggan menjadi lawan tanding y/n

Mereka merasa berada di posisi yang tidak seharusnya melawan Ratu mereka. Walaupun sekedar latihan.

'Sama Felix aja deh.' Batin gadis itu setelah dua kali mengalami penolakan latih tanding.

Kalau boleh jujur, y/n penasaran tentang seberapa oke kemampuan Felix karena menurut y/n Felix punya sihir yg cukup kuat. Dan dia yakin kalau laki laki seperti Felix justru menyimpan sesuatu yg lebih menyeramkan daripada Claude.

Jadi y/n meminta tolong salah satu pelayan untuk memanggilkan Felix.

...

Felix datang ketika y/n sedang melamun menatap taman yang sedari kemarin menarik perhatian nya.

Sama seperti ksatria yang lain nya. Awalnya Felix menolak. Namun karena y/n memberikan 'perintah' jadi akhirnya Felix mengiyakan juga.

Latihan sudah selesai beberapa waktu yang lalu. Y/n kini kembali melamun menatap taman di depan istana Emerald. Felix tentunya sudah kembali berada di sisi Claude. Bagaimana pun ia adalah ksatria Raja.

Karena bingung apa yang akan ia lakukan untuk mengisi waktu. Y/n pada akhirnya memilih berjalan jalan di taman istana. Menikmati tumbuhan tumbuhan hijau yang tertata rapi di taman itu.

"Yang muliaa, coba makan ini." Suara manja seorang perempuan terdengar. Tepat sebelum wujud dua orang manusia yang sedang meminum teh bersama itu tertangkap oleh penglihatan y/n.

Si gadis hanya melirik sebentar sebelum melanjutkan perjalanan nya mengitari taman dengan santai. Yup dengan santai. Tidak terganggu sama sekali oleh ke uwu an dua sejoli yang sedang kasmaran di dekatnya.

Berbeda dengan Diana yang ternyata melihat Ratu Obelia itu melewati tempat ia minum teh bersama laki laki yang notabene nya adalah suami orang yang barusan lewat. Diana memilih mengejar y/n.

"Segala keagungan dan berkat bagi matahari Obelia." Ucap Diana sembari membungkuk hormat ketika gadis itu akhirnya berdiri di depan y/n.

Y/n yang mendengar sebutan formal itu menggeleng pelan.

Bagi dia orang yang pantas disebut matahari Obelia hanya Claude. Karena yang memang sedari awal Raja Obelia hanya Claude. Bukan dia. Walaupun y/n sekarang Ratunya tapi dia matahari bagi kerajaannya dan kerajaannya itu bukan Obelia. Jadi y/n meminta Diana untuk tidak bersopan santun yang berlebih ketika bertemu dengan nya.

Diana mengangguk paham, sebelum perempuan itu kembali membuka mulutnya berniat mengatakan sesuatu lagi pada y/n

"Maaf yang mulia permaisuri, saya bisa menjelaskan kejadian yang barusan anda lihat."

Y/n mengangkat alis nya sebagai respon. Merasa bingung dengan maksud kalimat yang barusan diucapkan Diana. Namun tanpa butuh waktu lama ia paham kalau Diana ingin menjelaskan mengenai kenapa dia bisa berakhir meminum teh bersama Raja.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan. Aku sudah paham kalau kalian saling mencintai. Santai saja." Suara y/n yang benar benar santai. Membuat baik Felix yang sedari tadi menguping dan Diana terbengong.

Awalnya Felix mengkhawatirkan kalau Diana dan y/n akan berakhir jambak jambakan atau malah terjadi sesuatu yang lebih parah dari itu. Makanya laki laki itu memilih menguping.

Melihat Diana yang masih terdiam. Membuat y/n yang sejak awal tidak berniat basa basi dengan Diana kembali bersuara.

"Apa masih ada yang ingin kamu bicarakan? Aku permisi sekiranya sudah tidak ada keperluan lagi." Y/n langsung berbalik setelah mengucapkan kalimat itu. Tanpa menunggu balasan lagi dari Diana.

Namun tangan y/n ditahan Diana yg reflek. Begitu sadar klo ia megang tangan y/n Diana kaget sendiri. "Maaf yang mulia saya tidak bermaksud lancang memegang tangan anda." Y/n ketawa kecil. Tawa yang berhasil membuat baik Felix maupun Diana lagi lagi terkejut dibuat nya.

Y/n bilang kalau itu bukan suatu masalah. Lalu karena melihat ekspresi Diana yang seakan masih ingin mengatakan sesuatu. Y/n memilih menunggu perempuan di depannya bersuara lagi.

"Jika yang mulia tidak keberatan. Apa saya bisa mengajak anda minum teh bersama?" Ucap Diana dengan suara ragu. Jelas perempuan itu takut dianggap tidak sopan dan kurang ajar. Bahkan orang lain pun bisa mengira kalau yang Diana lakukan saat ini adalah menjilat Ratunya agar y/n tidak membunuh perempuan itu.

"Tentu, mungkin besok siang aku bisa meluangkan waktu ku." Balas y/n. Balasan yang langsung membuat ekspresi khawatir dan enggan di wajah Diana seketika berubah menjadi ekspresi senang.

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang