Chapter 32

3K 419 1
                                    

Siang keesokan hari nya. Y/n sedang melamun di tepi danau Obelia. Ia masih terbayang bayang oleh perkataan penyihir yang memeriksa kondisi nya kemarin

"Saya tidak bisa ikut campur. Tapi saya pasti akan berusaha mencari cara menghilangkan pengaruh sihir hitam itu." Kalimat itu mengganggu y/n.

Ia sadar kalau ingatan nya yang hilang adalah ingatan yang penting.

"Anda baik baik saja yang mulia? Saya khawatir melihat anda yang sedari tadi terdiam menatap air." Felix yang tiba tiba sudah berdiri di sisi kanan belakang y/n mengejutkan kan perempuan itu.

"Ya.. aku baik baik saja. Mungkin sedikit lelah. Bisa tolong panggil kan Julian? Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padanya." Y/n tersenyum hambar.

Ia masih penasaran kenapa Claude keliatan begitu membenci putri nya yang baru lahir beberapa hari yang lalu itu.

"Baik yang mulia. Saya permisi sebentar." Felix berucap sebelum menghilang dari sisi y/n.

Sedangkan si surai putih, kembali menatap kosong danau indah di depannya.

Tidak selang berapa lama Julian datang. Namun hanya sendirian. pelayan itu lalu memberi penjelasan kalau Claude baru saja memanggil Felix. Entah apa yang akan mereka bicarakan.

"Apa yang terjadi setelah kematian Diana? Sebelum aku kembali." Tanya y/n to the point. Ia malas berbasa basi yang hanya membuang buang waktunya.

"Emm.." Nada suara Julian yang terdengar tidak yakin membuat y/n menatap pelayannya lekat.

"Yang mulia Raja membantai semua orang yang ada di istana Ruby." Kalimat yang keluar selanjutnya berhasil membuat y/n membulatkan matanya tidak percaya.

Julian lalu menjelaskan detail nya sebelum y/n meledakkan amarah nya pada sang suami. Namun detailnya pun justru membuat si surai salju itu semakin kesal.

'Orang gila' Batin nya memaki. Namun tepat ketika y/n hendak menghampiri sang suami. Seorang ksatria menghampiri.

Memberikan informasi bahwa kereta kuda dari Engrasia sudah sampai istana Raja.

Y/n mengiyakan dan berterimakasih. Menunda niat awalnya untuk memaki Claude.

.
.
.

"Y/n!" Teriakan Ian. Membuat semua pasang mata kini menatap kearah laki laki itu.

Pasalnya Ian dengan terang terang an memanggil y/n dengan nama depannya. Julian yang mengikuti dari belakang y/n sudah begidik ngeri. Ia takut tuan putri nya itu kini yang membantai seseorang.

"Menghilang kemana coba kamu tiba tiba gitu." Ian lagi lagi bersuara.

Seakan mengingat kembali malam ketika y/n tiba tiba menghilang dari kereta kuda mereka.

"Aku datang ke Obelia lebih cepat. Seseorang membutuhkan ku." Y/n menjawab santai.

Sembari memberikan kode pada beberapa pelayan untuk membantu membawakan barang barang yang ada di kereta kuda. Baik milik y/n atau milik laki laki yang kini sudah kembali berbincang santai dengan y/n.

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang