Chapter 34

2.8K 389 6
                                    

Sinar mentari pagi sudah menyambut Obelia. Membuat y/n yang masih terlelap, perlahan dapat mendengar suara ketukan pintu kamar nya. Julian berniat membangun kan gadis itu. Meminta y/n bersiap untuk acara berkeliling kota pagi ini.

'Kenapa kepala ku sakit lagi?' batin si surai salju memegangi kepalanya.

"Masuklah Julian." Y/n berucap setelah merasa sakit di kepala nya sedikit berkurang.

"Anda baik baik saja yang mulia? Wajah anda terlihat pucat." Julian menatap y/n khawatir.

"Aku baik baik saja. Tolong siapkan pakaian ku. Aku akan segera membersihkan diri." Y/n kembali bersuara.

Tersenyum kecil sebelum wanita itu kini berjalan menuju kamar mandi utama istana Emerald yang berada sebelahan dengan kamar tidurnya.

Tidak perlu waktu lama bagi y/n untuk bebersih. Kini wanita itu sudah keluar kamar mandinya dengan rambut basah nya.

Memposisikan diri agar Julian bisa membantu nya berpakaian. Dan beberapa pelayan lain yang bertugas mengeringkan rambut nya serta merias wajahnya.

.
.
.


Kini y/n sudah berdampingan dengan Claude berjalan jalan di pusat perbelanjaan ibu kota Obelia. Tentu nya bersama Felix namun kali ini Ian juga ikut mendampingi.

"Y/N!" suara antusias seorang laki laki terdengar. Kadang sulit membedakan nya dengan anak berusia 17 tahun karena sikap nya yang kekanakan.

Claude yang mendengar itu melirik sadis Ian. Yang justru membuat laki laki dengan tubuh yang lebih tinggi dari y/n kini bersembunyi di balik y/n.

Kekehan kecil dari y/n terdengar. Sebelum gadis itu kembali terdiam karena kepala nya kini kembali terasa sakit.

'tolong jangan hari ini. Aku tidak ingin merusak kebahagiaan Claude hari ini.' Batin si surai salju memohon. Dan benar saja kali ini dewi Fortuna sedang berpihak ke arah nya.

.
.
.

"Yang mulia Ratu, anda terlihat sangat cantik malam ini." Felix berucap menyambut y/n yang baru turun dari kamar nya menuju ke hall utama istana Raja. Tangan laki laki itu kini mengecup lembut punggung tangan y/n yang terbalut sarung tangan putih.

"Terimakasih Felix, istri ku memang sangat cantik." Bukan suara si empunya tangan yang menjawab melainkan suara Claude.

Felix terlihat tersentak namun laki laki itu berhasil mempertahankan senyuman di wajah tampan nya.

Setelah melepaskan tangan y/n. Felix pergi ke ruang dansa terlebih dulu. Lebih tepatnya Claude mengusir laki laki itu.

Kini giliran Claude yang menawarkan tangannya pada y/n. Kekehan kecil si surai salju terdengar ketika melihat yang pertama kali Claude lakukan ketika y/n menggenggam tangan nya adalah melepaskan sarung tangan putih yang tadi mendapat kecupan penuh rasa hormat dan cinta dari Felix.

Claude kini menggenggam jemari lentik milik istrinya. Lalu meletakkannya genggaman sang istri tepat ke dahi nya. Sebelum kini Claude juga ikut mengecup punggung tangan sang istri.

"Aku mencintai mu y/n. Sejak pertama kali kita bertemu. Aku selalu mencintaimu." Suara lembut Claude terdengar.

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang