Chapter 11

3.1K 495 2
                                    

"Yang mulia saya turut berduka atas kehilangan anda." Suara Diana terdengar sendu.

Padahal baru beberapa waktu yang lalu kedua wanita itu berbincang hangat bersama. Namun kini mereka harus berpisah apalagi dikarenakan y/n kehilangan ayah nya. Mereka bertemu di pekarang istana. Diana mengantarkan y/n sebelum gadis itu menaiki kereta kudanya.

Y/n hanya tersenyum samar. "Terimakasih." Balas si surai salju.

Lalu tak lama setelah nya wujud Felix yang berlari kecil terlihat mendatanginya. Y/n bingung. Ia berpikir Felix tidak akan mengejar nya karena tadi sudah diperingati Claude. Namun ternyata Felix tetap mengantarnya.

"Maafkan kelakuan semena mena Raja yang mulia." Felix berucap setelah sampai di hadapan y/n. Membungkuk hormat dengan tangan menyilang di dada nya.

Y/n balas mengangguk, dia sekarang dalam posisi setengah jalan menaiki kereta kuda nya.

Dan tanpa sengaja iris jernih milik y/n menangkap sosok Claude yang memandang kearah nya dari balkon istana.

Menolak terlalu lama berpandangan. Y/n memutus kontak mata merrka. Lalu setelah nya kereta kuda y/n berjalan menjauh dari halaman depan istana Raja Obelia.

- Skip perjalanan -

"Maaf aku baru datang sekarang." Y/n membuka pintu kamar ibunda nya. menghampiri sang Ratu lalu membawa ibunya kedalam pelukannya.

Caius yang sedari tadi berada di kamar Ratu menatap ke belakang y/n seakan berharap Claude menemani adik nya yang sedang berduka itu.

"Dimana suami mu?" Caius berucap. Menatap tepat ke mata jernih milik adiknya.

"Dia sedang mengurus pekerjaan nya. Mungkin ketika sudah selesai dia bakal menyusul." Y/n menjawab. Tetap mempertahankan kontak mata dengan kakak nya.

'Gak mungkin ku bilang dia memilih bersama Diana kan.' Batin y/n.

Ke esok an pagi nya prosesi pemakaman yang tertunda karena menunggu kedatangan y/n dilaksanakan.

Sang Ratu Engrasia nya masih dengan mata sembab nya ikut menghadiri. Berbeda dengan Caius dan y/n yang tidak menunjukkan ekspresi apa apa.

Bukan karena mereka tidak merasa sedih. Tentu kedua bersaudara itu bersedih. Mereka hanya berusaha bersikap profesional di depan khalayak ramai.

Terutama bagi Caius. Bagaimana ia bisa menangis jika dia yang kini menjadi tempat bersandar ibu dan adiknya.

Caius melirik sang adik. Ia sadar ada sesuatu yang berbeda dari iris jernih milik adik nya yang kemarin bertatapan dengan miliknya. Seakan y/n sedang kelelahan dengan semua yang terjadi di hidupnya dalam waktu yang bisa dikatakan cukup singkat.

.
.
.

Keesokan hari nya upacara kenaikan Raja baru Engrasia diadakan. Caius akhirnya resmi menjadi Raja.

Dan sore hari nya. Liam ikut dinobatkan menjadi panglima militer Engrasia menggantikan y/n.

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang