"Felix!" Teriak Claude yang langsung berlari ke arah wanita itu. Diikuti oleh Felix tentunya.
Sedangkan y/n? Ia sudah menghilang. Kembali ke istana Emerald. Atau lebih tepatnya danau istana Emerald disebut danau pun tidak bisa. Itu hanya terlihat seperti kolam ikan kecil.
Bukan berarti ia tidak peduli. Wanita dengan iris jernih itu hanya berniat melindungi hati nya. Walaupun ya, y/n yakin kalau Diana baik baik saja.
'Apa ini? Rasanya menyakitkan. Tapi kenapa aku tidak bisa menangis?' Batin y/n lagi lagi menatap pantulan diri nya dalam kolam ikan.
- Pagi hari nya-
Y/n terbangun dengan sakit kepala hebat. Entah karena apa ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Bahkan untuk jatuh sakit demam biasa saja sangat jarang bagi perempuan itu.
Namun walaupun begitu. Y/n tetap berjalan ke kamar mandi kamar nya. Membersihkan diri.
Ia ingin tetap menjalankan kewajiban nya sebagai seorang Ratu dengan mengerjakan beberapa berkas kenegaraan. Tidak berniat menyelesaikan semua nya hari ini. Hanya beberapa yang penting penting saja.
Selesai membersihkan diri. Julian datang. Menanyakan apakah y/n baik baik saja. Dan y/n entah mengapa langsung paham kemana arah pembicaraan Julian.
Rumor tentang Raja yang terlihat memiliki sesuatu dengan penari itu sudah tersebar luas. Baik di kalangan bangsawan maupun kalangan pelayan istana. Beberapa rakyat pun sudah mengetahui informasi itu.
'Ternyata ini yang ditakutkan Felix beberapa waktu lalu.' Batin y/n menyadari tekanan mental dari orang orang yang membicarakan nya.
Walaupun begitu. Tentu saja cemoohan orang orang bukan hal yang perlu di khawatirkan bagi y/n.
Gadis itu tetap melangkah dengan santai menuju ruang kerjanya di istana Emerald. Seakan kejadian tadi malam tidak pernah terjadi.
Pemandangan yang tidak ia sangka sangka menyambut nya ketika y/n membuka pintu ruang kerja nya. Laki laki yang semalam berlari ke arah perempuan lain dengan wajah panik itu kini sedang duduk santai di kursi yang biasanya ia duduki ketika bergulat dengan berkas politik Obelia.
"Kenapa anda berada disini yang mulia?" Y/n berucap pelan setelah menutup pintu ruang kerja nya.
"Menghilang kemana kamu semalam?" Namun Claude justru menjawabnya juga dengan pertanyaan.
"Saya kembali ke kamar." Y/n menjawab santai. Ia kini menduduk an diri di salah satu sofa yang tersedia di ruang kerja nya.
"Pembicaraan kita semalam belum selesai" Claude kembali bersuara. Kali ini menatap ke arah y/n duduk.
"Kalimat saya semalam memang tidak menuntut jawaban yang mulia, akan lebih baik jika anda menjawab pertanyaan pertama saya ketika memasuki ruangan ini." Suara y/n berubah lebih pelan.
Bukan karena apa apa. Y/n merasa badan nya sekarang seakan terbakar. Dan jantung nya berdetak tidak jelas.
"Aku hanya memeriksa pekerja-"
"Uhuk."
Bersamaan dengan ucapan Claude. Y/n terbatuk. Darah segar mengalir dari mulut wanita itu. Pandangannya perlahan memburam bersamaan dengan tubuhnya kehilangan energi. Dan siluet yang terakhir ia tangkap sebelum menutup mata adalah wajah terkejut bercampur khawatir milik Claude.
![](https://img.wattpad.com/cover/322442403-288-k741727.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]
Fanfic[Claude de Alger Obelia x Reader] Seorang wanita yang terlahir untuk menjadi seorang pejuang. Namun tanpa disangka sangka takdir nya tiba tiba berubah karena raja dari negara yang memberikan ancaman perang bagi bangsanya memilihnya untuk menjadi per...