Chapter 27

3.2K 450 9
                                    

"Kamu serius jatuh cinta? Pada seseorang yang bukan aku?" Ulang Caius. Suasana di kamar milik y/n perlahan berubah dingin. Atmosfer hangat yang sebelumnya terbangun seakan menghilang tiba tiba.

"Apa maksud mu?" Y/n kembali dengan ekspresi tegas nya.

Tidak ada yang bisa di bercanda kan lagi sekarang. Orang di depannya jelas bukan Caius.

"Siapa kamu? Dimana kakak ku?" Tanya y/n tangan nya sudah siap dengan segel sihir pedang nya.

"Ini aku tuan putri." Ucapan 'Caius' membuat y/n membelalakkan matanya.

Menyadari seseorang yang tidak pernah ia perkirakan akan mengkhianati nya kini menghunuskan pedang transparan ke arah nya.

Liam.

"Dimana Raja Engrasia dan ibu ku Liam. Berhenti bercanda apa kau kehilangan kewarasan mu?!" Y/n berteriak marah.

Semua ketenangan nya mendadak menghilang jika membicarakan perihal keluarga nya. Y/n kini benar benar menghunuskan pedang nya ke leher Liam yang hingga kini masih menyamar memakai wujud kakaknya.

"Kau juga kehilangan ketenangan mu tuan putri." Liam berucap.

Bersamaan dengan darah yang terciprat dari lengan kanan laki laki di depan nya. Wujud asli Liam kini terlihat karena pembatalan sihir akibat rasa sakit yang tiba tiba.

Y/n tidak bercanda kali ini. Dia tidak pernah bercanda sebelumnya. Tapi kenapa ketika ia mencoba bercanda dengan kakak nya. Seperti sepasang saudara pada umumnya justru ketika sang kakak tidak diketahui keberadaan maupun kondisi nya.

Liam tersenyum. Bukan senyum ramah atau hormat seperti yang biasa ia tunjukkan ketika masih menjadi bawahan y/n. Tapi senyum pertanda kemenangan.

"Jujur saja. Saya tidak menyangka anda akan datang secepat ini tuan putri. Ini diluar rencana saya." Liam kembali berucap kali ini nadanya berubah formal.

Y/n mendengarkan masih dengan posisi pedang yang terarah ke laki laki di depannya.

"Raja Caius dan Ibu suri sudah lama meninggal. Tepat ketika anda kembali ke Obelia setelah pelantikan Raja baru dan Saya." Ucapan Liam kali ini benar benar menyulut amarah y/n.

Tatapan gadis itu kini terlihat menyimpan benci yang sangat dalam pada laki laki di depannya. Kenangan nya bersama Caius dan ibunya dengan cepat mendobrak paksa pikiran y/n. Membuat gadis itu nyaris gila mempertahankan kewarasan nya saat ini.

Y/n ingin memberikan serangan pertama pada Liam. Namun laki laki di depannya kini dipenuhi dengan aliran sihir berwarna pekat. Sihir hitam. Sihir yang dilarang di seluruh dunia.

"Kau bercanda Liam." Suara y/n terdengan dingin dan bergetar pada waktu yang sama.

Gadis itu masih menolak kenyataan. Ia masih menganggap kalau semua yang terjadi saat ini hanya bercandaan Caius yang jahil menyambut nya ketika akhirnya ia pulang ke rumah.

'Rumah ya..?' Batin y/n.

"Kau melemah y/n. Apa karena terkejut tentang kematian kakak dan ibumu? Atau karena tidak pernah berlatih di Obelia sana. Ohh seperti nya Claude terlalu memanjakan mu ya?" Liam kembali bersuara. Memprofokasi y/n yang saat ini sedang berusaha mempertahankan kewarasan nya.

"Seorang Royal Princess Warlords of Engrasia ternyata gagal menyelamatkan orang yang paling disayangi nya. Padahal kau punya kekuatan. Padahal kau jauh lebih kuat dari seseorang yang membunuh ibu dan kakak mu. Tapi kamu tidak bisa menyelamatkan nya y/n. Tidak kah kamu frustasi pada kenyataan itu?" Profokasi Liam kali ini berhasil.

Y/n meluruh ke tanah. Pedang nya menghilang. Air mata kini memenuhi kelopak mata gadis itu. Memaksa keluar.

Bersamaan dengan pikiran pikiran buruk yang sejak tadi berusaha ia kunci rapat rapat dalam kepalanya kini berhasil mendobrak keluar.

Seakan ikut mencemooh kegagalan y/n menyelamatkan keluarganya. Sekalian menertawakan nasib y/n yang kini terlihat sangat mengenaskan.

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang