Chapter 29

3K 435 8
                                    

Sudah satu Minggu lebih sejak y/n kembali menginjakkan kakinya di Engrasia. Siang ini ia sedang menyendiri di danau ketika seorang pelayan menghampiri nya dengan membawakan surat berstampel logo kerajaan Obelia.

"Kenapa tidak diberikan ke Raja?" Tanya y/n heran. Walaupun begitu ia tetap mengambil surat itu.

Sedangkan pelayan yang mengantarkan surat terlihat bingung harus menjelaskan apa. Dan memilih pamit undur diri.

Di dalam surat itu, tertulis bahwa seorang Putri yang dikabarkan akan menjadi penerus tahta Kerajaan Obelia telah terlahir.

Pada dasar nya Raja Obelia hanya ingin memberikan kabar bagi kerajaan sekutu tentang kelahiran seorang putri penerus tahta. Kabar tambahan yang tertulis adalah bahwa ibu dari si putri kecil penerus tahta itu tidak dapat diselamatkan setelah melahirkan.

Ada sedikit rasa kasihan pada Claude ketika y/n membaca isi surat itu. Laki laki bersurai pirang yang memilih meninggalkan nya sebelum bencana longsor itu terjadi pasti saat ini sedang dalam keadaan berduka.

Malam harinya, y/n memutuskan untuk meminta izin dari sang kakak dan ibunda nya untuk kembali ke Obelia.

.
.
.

Ian dan y/n kini berada dalam satu kereta kuda. Dan duduk berhadap-hadapan. Terlihat Ian yang terlelap di depannya sedangkan y/n masih asik memandangi pemandangan pemandangan malam kota Engrasia.

Namun ditengah perjalanan. Si surai salju merasa mendengar seseorang memanggil nama nya. Suaranya terdengar lemah dan sendu. Seakan sedang dalam kondisi putus asa.

Karena takut itu hanya sekedar halusinasi y/n memilih untuk mengabaikan nya. Dan tetap menikmati pemandangan yang kini sudah berganti menjadi padang rumput luas.

"Y/n.."

Lagi lagi suaranya terdengar. Y/n reflek menoleh. Ia takut dihantui oleh orang orang yang pernah ia bunuh sebelumnya.

'Tapi kenapa suara nya mirip Claude ya..' Batin gadis itu.

Dan karena hal itu berakhir membuat y/n kepikiran. Dengan berat hati gadis itu memilih berteleportasi tepat ke depan pintu kamar Raja Kerajaan Obelia.

***

Setelah memikirkan dengan hati hati. Akhirnya perempuan itu membuka kamar Claude dengan perlahan. Dan menemukan laki laki yang ia sayangi dengan segenap hati nya itu sedang duduk menatap ke balkon. Dengan banyak tumpukan minuman keras di meja sebelah nya.

"Felix aku sedang tidak dalam mood yang baik untuk menerima gangguan dari mu." Claude berucap dengan nada dingin.

Y/n memilih diam. Dia tetap nekat masuk ke dalam kamar Raja. Lalu menutup pintu nya kembali.

"Sudah ku bilang jangan ganggu aku sekarang." Lagi lagi suara Claude terdengar.

Namun ketika laki laki itu menoleh. Yang ia temukan adalah sosok wanita yang ia cari cari selama lebih dari tiga minggu itu sedang menatap kearah nya.

"Y/n?" Claude berucap.

Y/n tersenyum kecil. Gadis itu membuka tangan nya. Berniat memberikan bahu nya bagi sang suami yang baru saja merasakan kehilangan untuk setidaknya bersandar kepadanya.

Tanpa perlu menunggu waktu yang lama si surai pirang kini sudah menabrakan dirinya masuk dalam dekapan sang pujaan.

"Kau datang y/n." Suara Claude tidak terdengar begitu jelas karena laki laki itu kini mengistirahatkan kepalanya di bahu y/n tentu nya masih dalam posisi berdiri.

"Kau memanggilku Claude." Balas y/n

Walaupun tidak bersuara y/n yakin Claude kini tengah menangis. Karena wanita itu kini merasa bahu kiri nya perlahan lembab.

Gladiolus || Claude x Reader [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang