Fero dengan segala luka nya. Ga bisa nulis deskripsi cerita. Penasaran? Tinggal baca GRATIS. Asal VOTE
*osteosarcoma
*bunda
*daddy
*anak tengah
*di abaikan
#1 "KANKER" 19 april 2023
#1 "DEPRESI" 19 april 2023
#1 "kesepian" 19 april 2023
Mulai :...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tok tok tok
"Masuk" Suara om ferdi berada di balik ruangan, dibatasi oleh pintu ruangan. mempersilakan tamu nya untuk masuk.
Ceklek
"Hai om" Fero melambaikan tangan nya. Dengan antusias padahal di hati nya resah. Fero takut dengan hasilnya.
"Duduk duduk fer, siapa ini? " Tanya om ferdi.
"ini temen deket fero om, kenalin namanya Zayn". Fero memperkenalkan sahabatnya itu ke om ferdi.
"Iya om. Perkenalkan saya Zayn Al Fatan temen nya fero di sekolah" Zayn memperkenalkan diri sangat ramah dengan senyuman khasnya.
"Oh gtu. Iya bagus lah fero ternyata punya temen. Om kira dia bakalan ga punya. Abis nya taulah. Fero kan orang nya songong belagu. Kalo ngomong ga bisa di jaga" Om ferdi terkekeh becandain fero. Fero jadi cemberut. Zayn ketawa ngakak.
"Iya bener sih om. Dia emang kaya gitu. Tapi fero orang nya baik ko om. Peduli. Dan Zayn bersyukur punya temen kaya fero" Jawab zayn dengan mata yang menunjukan kalo ia sangat bersungguh sungguh.
"Ok gini deh. Maaf banget ya Zayn. Bisa kan Zayn tunggu dulu di luar sebentar. Om mau ngobrolin sesuatu dulu sama fero" Om ferdi ingin menerangkan hasil pemeriksaan nya itu ke fero dulu saja.
"Iya iya om. Baik baik. Fer gwe nunggu diluar ya" Zayn pamit ke fero.
"Ok ok.. Do'ain gwe" Ucap fero
"Iya gwe do'ain"
Tak berselang lama. Dokter lain pun masuk ke ruangan kerja om ferdi.
Dokter ini adalah dokter spesialis patologi anatomi. Dokter yang waktu kemarin mengambil sampel biopsi.
"Ok kenalin fer. Ini temen om. Namanya dokter Hans. Dokter waktu kemarin bedah lutut kamu. Silakan mas jelasin ke keponakan saya. Soal hasil pemeriksaan kemarin" Om ferdi sebenarnya udah tau hasilnya. Tapi alangkah lebih baik dokter spesialis nya itu langsung menjelaskan kepada fero.
Fero diam tertegun. Dia ngerasa ada yang aneh dengan sikap om ferdi yang semakin irit bicara. Dan matanya yang mulai kosong seolah memiliki beban berat dalam pikiran nya.
"Baiklah fer. Saya mulai ya. Setelah saya minggu kemarin.melakukan biopsi di lutut kamu. Dan hasilnya. Ada tumor. Benar kecurigaan om kamu.dan sangat disayangkan sekali tumor ini termasuk tumor ganas. Harus segera di obati." Tuturan dokter Hans membuat fero sedih.
"Maksudnya kanker dok? " Tanya fero. Dokter Hans hanya menganggukan kepalanya.
"yang sabar ya fer. Kita akan berusaha sebaik mungkin. Biar kamu bisa sembuh. Kamu jangan putus harapan ya." Om ferdi menyela pembicaraan fero dan dokter Hans.