chapter 10

1.1K 42 3
                                    

Chapter 10.) TREMOR
*****

Fero memandangi pesan WA yang ia kirim untuk bundanya. Sejak dia masih disekolah barusan. Ia trus mengirim pesan untuk bundanya hingga full satu laulyar HP penuh. Namun naas pesan tersebut hanya dibaca saja oleh bundanya. Bahkan sekarang sudah tiga jam berlalu. Belum ada jawaban dari pesan pesan tersebut.

Fero berjalan menuju rumahnya setelah pulang dari tongkrongan warung tadi. Ia tidak membawa mobil seperti biasanya. Mungkin dia ingin lebih sering berjalan. Yang entah kapan suatu hari.mungkin Tidak bisa ia lakukan lagi. Karena sekarang pun ia sudah merasakan berjalan dengan sedikit berbeda dari orang normal pada umumnya.

Matanya trus tertuju kepada benda pipih yang selalu ia pegang sejak tadi. Ia fokus lagi dengan pesan pesan yang ia kirim. Hanya kata online yang berada di bawah tulisan bunda. membuatnya menunggu tidak mengalihkan pandangan sedikitpun kepada apapun yang ada di sekitarnya. ia Berharap orang yang di rindukan. Membalas pesan pesan nya. Namun ia sadar. Bundanya ini tak lebih dari seorang pembohong kelas kakap.

Ia berkata akan pulang tapi nyatanya tidak. Bundanya selalu berjanji tapi tak pernah menepati janjinya. Seseorang yang selalu bilang sayang namun justru tidak peduli. Namun sayang nya fero tidak bisa membenci orang itu. *bunda dedi sama aja, ucap fero di dalam hati.

Hingga tinggal beberapa meter menuju rumah nya. Kaki nya tiba tiba merasakan keram yang luar biasa. Ditambah dengan sakit yang biasa ia rasakan namun dengan level yang semakin parah. sehingga mata nya gelap seketika.

"Brakkkk" "Akhh" Ucap fero repleks.

fero pun sadar. Ternyata Ia sedang terjatuh menghantam trotoar jalan. Karena keseimbangan berdirinya terganggu oleh sakit yang tiba tiba muncul.

Fero meringis kesakitan. Dengan apa yang terjadi pada kaki nya barusan. Ia tidak tahu kakinya akan membrontak semengerikan itu. Ia duduk di trotoar dengan kaki yang di terlentangkan. Namun rasa sakit juga rasa keram tadi belum saja hilang. Padahal ia sudah memijat mijat kaki nya. Bahkan memukul nya keras.

*ayolah jangan disini. Malu tau.dikit lagi kita sampe rumah .ucap fero. Ia tidak sadar kalo tangan nya tremor akibat kaget karena pikiran nya penuh dengan hal yang tidak tidak.

*ayolah gwe ga akan lumpuh kan. Gwe ga mau. Gwe pengen sembuh. Lu bisa sembuhkan,

lanjut batin fero. Ia tidak sadar kalo tangan nya juga terluka. Bukan hanya tremor. Tapi sikuk tangan nya juga berdarah akibat menahan berat tubuhnya saat terjatuh.

" fero ...kamu ja. Toh? " Ucap ayu gelagapan.

Wanita cantik itu sontak kaget lalu menghampiri fero yang sedang duduk di trotoar akibat terjatuh barusan.

Dia adalah Ayu sang maniak plus tetangga fero. Untung saja ia tak sengaja lewat. Sebenarnya dia lihat fero terjatuh cukup lama. Bukan nya ga mau nolong. Tapi batin nya itu. Bingung antara beraksi atau engga. Karena rasa malu plus salting nya terlalu tinggi.

Akhirnya. Setelah batin nya berdebat hebat. Ia memutuskan beraksi saja.batin nya ga tega lihat fero kesakitan. Apalagi setelah beberapa menit fero masih saja terduduk memijat kakinya. Cukup lama. Tanpa ada gerakan untuk hendak berdiri sama sekali.

"Ka...mu gapapa? " Ucap ayu. Dengan nada yang terbata bata. Sambil jongkok tepat di depan fero yang sedang terduduk.

"Keliatan nya gimana? " Jawab fero ketus.

FERO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang