chapter 11

1K 39 0
                                    

Chapter 11.) REJEKI OJOL
*****

"hallo mba. Presdir ada di atas ga ya mba? ". Fero menghampiri meja resepsionis dan bertanya pada ke tiga karyawan pemilik meja tersebut.

Namun sial nya yang diberikan pertanyaan hanya terpaku bingung dengan pertanyaan fero. Di maklum saja. Karyawan wanita ini masih baru sebulan bekerja di kantor pusat. Jadi wajar saja dia belum mengenal sang bocil legenda. Yang tiada lain anak ke dua big boss nya yaitu fero.

Tak lama karyawan yang lebih tua datang. Tergesa gesa menghampiri fero. Untuk mengambil alih pertanyaan. Tangan nya memberikan kode untuk segera menghindar beberapa langkah kebelakang. Kepada karyawan yang diberikan pertanyaan oleh fero barusan. Yang tiada lain adalah para bawahan nya.

"Hallo tuan muda, bagaimana sehat? Sudah lama ya. Baru ketemu lagi kita" Ucap wanita paruh baya itu sangat ramah. Sebenarnya dia sangat khawatir. Dengan gelagat tuan mudanya itu. Tapi ya sudahlah. Mau gimana pun harus dihadapin. Dan semoga saja sudah tobat ini anak.

"Iya begitulah. Udah akh basa basi nya. Ada daddy saya ga di atas? " Ucap fero to the point.

"Maaf tuan muda. Yang paling ganteng seantero. Presdir ga ada di ruangan nya. Presdir lagi di Singapore. tuan muda Mau ada perlu apa?. Mau saya kabarin ke beliau? "

"Ga perlu. Saya balik" Ucap fero singkat. penuh dengan kekecewaan. Wanita paruh baya itu tersenyum lega pasalnya.

Fero mempercayai ucapannya.toh memang presdir tidak ada ko. Padahal biasanya fero bakalan nekat terobos ke atas memastikan. Tapi kali ini ko langsung menyerah gitu aja.

"Baik tuan muda. Selamat tinggal. Hati hati di jalan". Ucap karyawan wanita tua itu. Dengan senyuman dan membungkuk kan badan. Beserta pada bawahan nya pun mengikuti.

Fero melengos pulang menuju parkiran mobil nya. Tanpa diikuti oleh dua satpam barusan yang selalu membuntuti nya lagi.

Di dalam mobil tepatnya di parkiran bawah tanah kantor pusat ayahnya. Fero langsung mengeluarkan benda pipih yang ada di saku celananya. Lalu ia menelpon seseorang. Yang tiada lain kacung kacung fero.

Orang yang selalu fero suruh untuk berbuat nekat. Mereka selalu menyanggupi apapun yang diperintah fero. Karena fero selalu membayar mereka dengan imbalan yang cukup besar.

"Hallo. Udah mulai beraksi kan lo pada? " Tanya fero. Kepada seseorang laki laki yang di juluki ketua komplotan.

"Tenang boss. Udah setengahnya. CCTV aman. Tapi Boss jujur kendaraan disini terlalu banyak. Meskipun saya bawa orang sepuluh juga tetep pegel banget nih tangan boss." Ucap ketua komplotan. Mengadu ke fero.

Jujur komplotan yang fero suka pakai dalam melancarkan suatu hal. Komplotan yang terkenal profesional dalam bidangnya. Yaitu hal hala atau bidang bidang yang nekat. Bahkan membuka jasa kriminal, dan tentunya melanggar hukum. Gimana engga. Mereka juga menyanggupi client nya dalam hal membunuh, menculik, tapi tenang tentunya fero ga pernah nyuruh hal yang begituan.

Lantas kenapa bisa fero kenal dengan ketua nya. Jawabannya adalah iyap betul banget. Kaka angkatnya reska. Bingung mau ngatain reska itu baik apa engga.

Karena pengaruhnya itu selalu ke hal hal yang kurang baik buat fero. Ia yakin dia akan baik baik saja meskipun berhubungan dengan mereka. Karena ketua komplotan itu sangat menghormati reska. Dan reska sangat menyayangi fero.

"Mobil mobil yang udah gua sebutin. Itu yang paling utama. Jangan sampai kelewat. Dan gua pengen semuanya rata. Kalo mau di bayar full" Perintah fero. Dengan nada penuh penekanan.

"Ok pasti boss. Gampang ko. Tugas dari boss doang yang konyol konyol ginian mah. Cetek banget. Biasanya orang mah nyuruhnya yang darah darah bonyok bonyok. Nah ini mah.ck" Ketua komplotan terus mengeluh ke fero.

FERO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang