chapter 44

865 42 1
                                    

Chapter 44.)
******

) ******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Horee akhirnya gua pulang. Eneg lama lama di rumah sakit vin. Btw ....makasih yah. Udah mau gendong gua nyampe kamar. Bisa So sweet juga lo vin"

Fero sudah bisa di perbolehkan pulang. Kemoterapi pertama fero dikatakan berhasil. Melihat dari efect kemo yang tidak berkepanjangan.

Hanya saja di hari yang sama saat prosedur itu. Fero di buat tak berdaya. Syukur lah,Kini Yang tersisa hanyalah rasa sakit di sekitar tulang lutut yang menyebar ke area betis.

Fero percaya diri jika ia akan baik baik saja dengan rasa sakit itu. Mungkin karena ia juga sudah terbiasa menahan nya. Lagi pula, kalo ia mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan. Nanti nya ia akan selalu menjadi tahanan di rumah sakit.

"Dah ya. lo istirahat dulu aja kak. Gua balik kamar kak"














Dua jam kemudian :

Tok tok tok pintu kamar fero di ketuk seseorang.



"Masuk" Fero.

Bi onim masuk membawa makan siang untuk sang pemilik kamar. Sudah berhari hari kamar serba hitam ini ditinggalkan pemilik nya. yang menambah aura gelap dan suram kamar ini semakin ketara.

Kini yang ditunggu tunggu bi onim pun datang. Seolah cahaya kehidupan kembali lagi padanya. Sang pemilik telah pulang ke mansion. Menempati kamar nya lagi.

Fero sedang  bersantai ria. merebahkan fisik nya di dipan mewah. Menyenderkan badan nya di kepala dipan dengan senyuman mengarah pada bi onim.

Iyap anak itu tersenyum mengutarakan kerinduan nya terhadap sosok yang selalu memihak padanya.

"Siang bi"

Dengan senyuman merekah khas nya. bi onim pun jadi ikutan  tersenyum di buatnya. Bi onim yakin. Fero salah satu manusia dari jutaan manusia di dunia ini yang memiliki hati yang luar biasa baik. Buktinya perlakuan dia kepada nya tak bisa terikat oleh sekedar hubungan majikan dan atasan saja.




"Siang aden. Alhamdulillah aden sudah pulang kembali ke mansion. Bibi seneng pisan loh den" Ucap bi onim.

"Terimakasih ya bi"

"Nih bibi. Bawa makan siang. Kata nyonya aden makan siang nya di kamar saja"

"Baiklah. Simpan saja di situ. Nanti aku,makan sebentar lagi bi"

Bi onim pun langsung bergegas menyimpan nampan makan siang di tempat yang di tunjuk fero.

"Bi. Bunda kemana?"

"Nyonya lagi bikin puding den"

"Hm gitu ya bi. Padahal bilangin ga usah.nanti cape gitu bi"

"Aish aden jangan gitu. tenang aja. Bibi sudah ajarkan caranya ko. Dan tadi bibi cek juga. Takaran yang bibi ajarkan di lakukan dengan benar oleh nyonya besar. Kemungkinan rasanya akan sama dengan puding buatan bibi"

FERO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang