chapter 56

2.4K 89 24
                                    

Chapter 56
******



Puk puk
Tepukan menenangkan, jevan berikan untuk adik yang selama ini selalu ia benci. Kali ini rasanya hati jevan terasa begitu menyakitkan. Air mata dan wajah rapuh itu begitu ketara dimatanya. Sungguh ia tidak tega melihat adiknya yang begitu tak berdaya.

Andai waktu bisa di putar kembali. Mungkin ia tak akan melakukan kekerasan apapun kepada adiknya. Biarlah dia saja yang merasakan sakitnya di pukul dan menakutkan nya di teriaki.

Karena mungkin penyakit yang sekarang fero rasakan. Bisa jadi akibat ulahnya yang selalu melakukan penyiksaan. Sehingga benturan atau luka itu hari ini malah menjadi pengacu timbulnya kanker.

Menyesal tentu. Tangan jevan bergetar. Mengingat perlakuan nya terhadap fero dulu. Bahkan jevan masih mengingat baru minggu minggu kemarin ia masih melakukan penyiksaan itu.

Sebenarnya apa yang membuat dia menjadi seseorang yang tak terkontrol. Kenapa harus menjadi seegois itu. Jevan menanyakan itu berulang kali di dalam hati dan menyesalinya.

Karena sejujurnya dari sakit yang pernah ia Terima. Selama hidup seorang JEVAN HAIKALJO HARTONO. Sakit saat ini sangatlah luar biasa menyiksa. Yaitu ketika melihat fero orang yang selalu buat ia terluka. Sedang menangis dan rapuh.

Tes tes
Cairan bening bak kristal pun keluar semakin menjadi jadi. dari kedua mata fero. Dada nya naik turun,kalut. Tak dapat di pungkuri lagi jika fero sangat kacau saat ini.

Dengan kepala yang menunduk. Tak lama fero memberanikan diri menatap intens kedua mata kakak nya. Bertanya sesuatu.

"Bang........ke napa harus aku?" Ucap nya pelan. sangat pelan seolah dia ragu haruskah ia Bertanya seperti itu.

Fero takut pertanyaan itu membuat hati jevan tersentil. Namun apa daya.  Pertanyaan itu selalu berada di pikiran fero. dia ngerasa ga adil Dengan masalah yang selama ini menimpanya. Lantas salahkah dia bertanya seperti itu?.

Jevan menegang tubuhya mengerjap karena kaget dengan pertanyaan tidak ia duga.akan keluar dari mulu fero. Ia Semakin diliputi rasa bersalah yang justru malah semakin membesar.

"Ma af" Jevan. lidahnya keluar seketika. Entah apa yang harus ia katakan. Semua ini salah nya. Bahkan meskipun saatini fero tidak di diagnosis kanker. Mental nya pasti sudah lebih sakit.

Terbukti dulu ketika musim salju di Swiss. jevan dan teman teman nya sedang melakukan sky. Lalu Dedi kasih kabar. kalo fero telah melakukan percobaan bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya ke kolam renang.

Tanggapan jevan saat itu. Sayangnya hanya acuh dan merasa kalo itu bukan sesuatu yang harus ia pedulikan.

Setelah dipikir pikir jevan sadar. Dari dulu Ketika bertemu dengan fero. Fero selalu berbicara gugup dan segan. jevan tau gugup nya itu akibat rasa takut. Tapi ia tetap abai.

Jevan sadar dari dulu. Tak pernah sekalipun fero berani menatap nya. Fero selalu menunduk. Jika mata mereka bertatapan pun.Biasanya akibat cekalan tangan jevan yang berada di dagu fero.

sangat kasar hingga dagu fero memerah. Dan saat itu yang terlihat di mata jevan. Hanya ekspresi senyum bahagia namun penuh dengan kepalsuan.

Cih, jevan tak suka dengan senyuman sok kuat itu. Fero terlihat berani tersenyum manis. padahal kenyataan nya tak pernah sekali pun berprilaku berani di mata jevan.

Seperti mengutarakan keinginan,Mengeluh tentang pengabaian,mengeluh tentang sikap pilih kasih jevan, Memperjelas atau menuntut kenapa ia selalu mendapatkan penyiksaan. Tidak sama sekali fero pertanyakan.

Jangan kan hal tadi. Meninggikan suara pun.Fero tak pernah melakukan hal itu. Ia benar benar bungkam. Berbanding terbalik dengan sikap nya terhadap Dedi yang cukup berani. Fero masih bisa menatap dedi,Dengan percaya diri. Buktinya dengan ulah ulah yang selalu fero lancarkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FERO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang