chapter 3

1.6K 57 0
                                    

Chapter 3.) SENDIRI
*****

) SENDIRI*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Saat itu langit sore sangat indah. Pelangi yang muncul akibat hujan barusan tak luput menghiasi taman pekarangan rumah fero.

Fero yang terhanyut duduk di kursi taman. Matanya tampak kosong menatap ke arah rawa buatan. Yang berada di sekitaran taman mansion.

Fero akhir akhir ini selalu melamun sendirian di taman.
Taman ini membuat fero merasakan kedamaian yang hakiki dan bisa menenangkan jiwa nya.

Fero juga suka lupa waktu kalo sudah bermain di taman ini. Sudah berapa kali bi Onim membangunkan nya kala fero ketiduran di bangku taman.


Fero mengingat kembali tentang pertemuan nya kala itu dengan Dokter yang telah ia temui di rumah sakit.

Seminggu yang lalu fero mengeluhkan badan nya sakit semua. Baru kali ini fero merasakan nyeri yang luar biasa itu.

Apalagi pada malam hari ataupun setelah melakukan aktivitas yang berat . Nyerinya terasa dalam beberapa hari ini. membuat fero tidak tahan. Bahkan setelah meminum obat pereda nyeri sekalipun.


Fero mengeluhkan apa yang di rasakan kepada sang dokter. Dimana dokter tersebut juga om nya sendiri. Ferdi adik dari dedi, daddy nya.Dokter pun memeriksa fero. Dengan membuka baju yang fero kenakan terlebih dahulu.

Sebelum melihat kondisi kulit yang terlihat bengkak penuh dengan lebam lebam memerah.

"Ini sakit tidak?" Tanya dokter sambil memegang lebam yang ada di sekitaran pinggul fero.

"Iya sakit om" Ringis fero.

"Kalo yang ini? " Ferdi memegang lebam yang ada di lutut kaki kiri fero.

"lumayan om sakit banget"

"Kamu punya banyak lebam ya ternyata. Banyak yang bengkak. kamu udah jatoh yah fer? . Atau kamu sudah melakukan kontak fisik yang keras? Misal berantem?" Tanya dokter Sambil menganalisa kemungkinan kenapa ada begitu banyak lebam di tubuh pasien nya.

"Ya fero pernah berantem. Tapi akhir akhir ini engga deh om. Kalo misal berantem juga. Palingan orang lain yang babak belul nya om" Jawab fero sambil tertawa. Fero berbohong.

"Kamu becanda aja fer"

"Daddy kamu? Yang lakukan itu?" Ferdi menunjuk lebam itu. Fero menggeleng brutal.

"Nanti kamu kesini lagi ya. om jadwalkan kamu Buat lakukan tes darah terlebih dahulu dan jika di perlukan pemindaian dengan menggunakan foto rontgen juga. Biar lebih jelas lagi kenapa kamu bisa bengkak gini" Jelas ferdi

"Tapi om. Fero cuma butuh obat bagus aja ko. Soalnya fero rasa semua obat yang sudah fero minum itu. Ga ada yang berhasil ilangin ini bengkak plus nyeri sendi nya om" Sanggah fero sambil menyentuh bengkak di lutut nya.

FERO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang