chapter 20

1K 48 5
                                    

Chapter 20.)

*****

Yang vote berarti orang nya baik hehe.











Dr zhon akhirnya sampai di kediaman mansion Hartono.ia di persilakan masuk dan langsung di antar oleh maid atas perintah bi onim. Menuju kamar fero yang berada di lantai dua.

"Biar saya periksa dulu nak fero nya, silakan kalian semua tunggu di luar" Dr zhon.

"Baik dok" Bi onim dan antek antek nya pun keluar kamar fero. Menunggu pemeriksaan dokter jhon berakhir.

Setelah satu jam, dokter jhon akhirnya selesai menuntaskan pemeriksaan nya. Lalu memanggil bi onim untuk menjelaskan obat dan perihal lain lain nya.

"Luka di kepala fero, saya sudah jahit bi, jadi tinggal di obatin aja, jangan lupa ganti perban biar tidak infeksi. Fero sekarang demam lumayan tinggi. Bibi kompres ya. Semisal besok demam nya masih tinggi. Bibi langsung bawa aja ke rumah sakit. Oh iya ada satu lebam di bagian lutut kaki. Lebam nya begitu parah bi. Apa sudah lama fero dapet lebam seperti itu? Saya yakin fero jalan nya aga terganggu ya bi?. Apa sudah di periksakan ke rumah sakit bi?".Dr jhon sudah sering ke mansion Hartono karena emang dr pribadi keluarga. Jadi wajar saja bi onim, fero dan dr zhon sudah saling mengenal.

"Perihal lebam di lutut, bibi lengah dok, sepertinya sudah seminggu lalu, tapi saya kurang yakin juga. Mungkin juga sudah lama. Bibi jadi ngerasa bersalah dok, menyepelekan luka itu. Bibi tidak tau akan separah itu. Nanti bibi akan bertanya kepada den fero perihal itu." Bi onim merasa gagal. Kenapa iya tidak peka. Dengan luka itu. Jadinya kan sekarang luka nya makin parah. Makin besar bengkak nya.untuk berjalan pun jadi terganggu. Bi onim sadar itu. Tapi kenapa. Bi onim mengepalkan tangan nya guna menghalau rasa bersalah dan kebodohan nya.

"Sudah bi. Sekarang yang paling penting. Luka nya segera di obatin saja. Bujuk den fero nya untuk memeriksakan hal itu ke rumah sakit." Mereka tidak tau. Kalo fero justru sudah pernah memeriksakan luka itu.

"Baik dok."

"Kalo begitu saya permisi. Obat nya tinggal di tebus ke apotek ya bi"

Bi onim menganggukan kepala nya. Dan segera memberikan perintah kepada maid. Untuk mengantarkan dr zhon keluar mansion. Dan memberikan perintah lagi ke maid lain untuk menebus obat fero di apotek.

"Bu, nyonya besar sudah pulang" Ucap maid lain, yang datang tiba tiba.langsung menghampiri bi onim yang sedang membetulkan kompresan di dahi fero, karena luka robek fero ada di samping jadi iya bisa leluasa mengompres tanpa takut kena luka yang baru di jahit dr zhon.

Maid itu memberikan kabar membahagiakan bagi bi onim dan tentunya fero. Jangan kaget dengan banyak nya maid di mansion ini. Seperti yang udah di bahas berapa kali. Kita lagi ngehaluin keluarga kaya raya.

Bi onim sangat bahagia. Pasalnya bi onin tau. Majikan tersayang nya ini sangat merindukan sosok cellin. Ya meskipun bi onim tau juga. Nyonya besar yang super duper sibuk ini sulit sekali di tebak. Kalo di bilang sayang dan peduli. Jelas nyonya besar yang paling peduli kepada den fero. Tapi terkadang ada yang janggal.

Kenapa nyonya besar selalu menghindar. Ternyata yang merasakan itu bukan hanya fero. Bi onim juga merasakan itu. Ya walaupun bi onim tau semua permasalahan keluarga ini. Tapi tetap saja ia ngerasa ini tidak adil untuk majikan tersayang nya.fero.

Bi onim tidak ingin fero selalu di perlakukan seperti ini. Bi onim berharap nyonya besar sedikit membuka hati untuk putra nya. Fero. Karena pada dasarnya ia cukup menderita. Dan fero tidak lah sekuat itu apabila di hiraukan terus olehnya (nyonya besar alias cellin, bunda nya).

FERO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang