[27] "Kontrak Jiwa"

5K 1K 70
                                    

Pagi ini, profesor Sayeru kembali dari ekspedisi. Pertama-tama, pria itu memutuskan pergi mengunjungi murid termudanya. Dia membayangkan anak laki-laki itu sedang memasang wajah frustasi di ruang kelas, sebuah ekspetasi yang lekas dipecahkan ketika Sayeru menemukan Cale Henituse justru tengah duduk di tepi danau, mengayunkan kakinya dengan damai di permukaan air.

Dari segelintir muridnya, cuma bocah satu ini yang selalu menyia-nyiakan waktu untuk bermain. Dia akan memanfaatkan setiap momen yang bisa didapatkannya untuk bersantai seolah hidupnya hanya bertujuan untuk menjadi pemalas.

"Cale Henituse."

Cale yang sedang merendam kakinya ke danau mengangkat pandangan. "Oh, Profesor sudah kembali." Tidak ada ketertarikan mau pun antusias sama sekali dalam intonasi suaranya. Sebelum profesornya kembali bertanya, Cale melanjutkan, "Tugasnya sudah kuselesaikan semua, Profesor bisa mengeceknya di meja."

Pernyataan itu menghentikan niat Sayeru mengomeli anak itu. Dia memberikan jumlah tugas dua kali lipat dari biasanya seusai mempertimbangkan jika anak ini pasti akan bersantai lagi dan mencari tempat berbaring jika tidak memiliki apa-apa untuk dikerjakan.

Sayeru berencana untuk sedikit menegurnya jika tak selesai, sebab wajar tak menyelesaikan tepat waktu dengan topik yang berat dan jumlah yang kelewatan. Namun, Cale Henituse selalu melampaui harapannya. Dia benar-benar menyelesaikan semuanya.

Jika murid keduanya yang paling cerdas membutuhkan waktu sebulan penuh memahami bahasa kuno dasar, maka Cale Henituse hanya memakan waktu kurang seminggu untuk bisa menerjemahkan naskah kuno sederhana dan mengulasnya dengan detail.

"Kenakan sepatumu dan datang ke kelas," ujar Sayeru menyerah lantas berbalik pergi.

Cale menikmati kesejukan air danau beberapa menit lagi sebelum berdiri dan mengeringkan kakinya. Seragam musim panas sudah dirancang seukuran kemeja lengan pendek dan celana selutut, tetapi rasa panas masih saja menggerahkan tubuh Cale. Sepanjang waktu ini, dia sudah berjuang keras meredam keinginan untuk berenang.

ーManusia, apa cuacanya begitu panas untukmu? Mau kupasangkan sihir sejuk?

Cale menggeleng pelan. Dia tidak mau mengambil risiko jika profesornya menyadari ada sihir di tubuhnya.

"Terbang ke mana jubahmu?"

"Aku lupa membawanya," jawab Cale mendudukkan diri di kelas tanpa rasa bersalah.

Hubungannya dengan profesornya memang seringan ini, atau mungkin sebab Cale sendiri yang selalu memperlakukan semua orang setara santainya. Pun pria dewasa yang mengajarnya juga tak peduli dengan etika yang ketat atau mewajibkan muridnya menjunjung tinggi penghormatan padanya. Dibanding guru yang mengajari muridnya, Sayeru cenderung seperti sosok paman tetangga yang sinis, jahil tapi juga peduli pada anak-anak di dekatnya walau kepeduliannya itu tak terlalu dibuatnya kentara.

Sejujurnya, Cale sengaja tidak membawanya. Kemarin ada yang menahan Cale di antara kerumunan murid setelah melihat jubah merahnya. Itu adalah seorang anak gila dari Jurusan Ksatria yang menantangnya berduel.

Di Jurusan Ksatria, menantang duel adalah hal yang biasa dan menolak duel sama saja dinilai pengecut.

Sayangnya, Cale dari Jurusan Spiritualist jadi dia membalas tenang, "Jurusan Spiritualist tidak punya aturan duel. Kami hanya diizinkan bertarung di pertandingan resmi."

Itu bukan kebohongan. Cale sudah bertanya pada profesornya tentang bolehkah menolak duel dan Sayeru menjawab jika dia tidak perlu melibatkan diri pada anak-anak yang mengganggu pelajarannya.

"Jangan menurunkan dirimu untuk menghadapi satu per satu semut tak berguna, buang-buang waktu saja."

Tanggapan kasar profesornya saat itu adalah hal yang disukai Cale. Dia senang dengan kenyataan bisa berlindung di bawah nama jurusannya untuk menolak semua rasa penasaran yang datang.

[BL] The Bride of Crown Prince (AlCale)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang