[31] "Persiapan Meninggalkan Akademi"

4.6K 926 33
                                    

Cale kembali ke kamar asramanya sebelum matahari terbit. Setiap mengambil satu langkah, energi dalam tubuhnya yang kacau balau menimbulkan rasa sakit. Awalnya, dia harus berjalan dengan menopang dirinya di dinding, butuh waktu bagi Cale berusaha berdamai dengan rasa sakitnya dan menekan dirinya terbiasa. Dia tidak mampu melakukan banyak gerakan besar tapi berjalan normal perlahan bisa dipenuhinya.

Cale tak bisa bergantung dengan sihir Naga Hitam dan dia tak mau semua orang ribut jika tahu keadaan sebenarnya. Orang tuanya pasti tidak akan menyetujui kepergiannya jika berjalan saja Cale tak mampu. Oleh karena itu, dia memaksakan dirinya.

Seperti biasanya, Jack adalah orang pertama yang bangun pagi. Dia mendapati pintu diketuk dan begitu terkejut melihat Cale berdiri tanpa alas kaki. Wajah anak itu sangat pucat dan Jack bisa melihat keringat yang menetesi keningnya seiring napas terengah samar.

Tanpa kata, Cale mendorong Jack ke samping, melewati anak laki-laki itu menuju ranjangnya sendiri.

Dorongan Cale sangat lemah dan Jack tak sengaja menyentuh lengannya, merasakan dingin mengaliri kulit teman sekamarnya. "Kenapa kamu kembali? Bagaimana perawatannya?" Dia cemas sekali melihat keadaan Cale terlebih menyaksikan bagaimana langkah bangsawan muda itu nyaris seperti menyeret tungkainya sendiri.

Cale mendudukkan dirinya di tepi ranjang, menarik napas dalam-dalam. Matanya terpejam kuat, berusaha menahan rasa sakit di tubuhnya. Tangan anak itu terkepal, menggenggam erat seprai tempat tidur. Baru kali ini dia merasakan betapa besar jarak gedung jurusannya dengan letak asrama.

"Aku ... aku akan memanggil pengawas."

"Berhenti." Cale menahan langkah Jack dengan perintah tegas. Kelopak mata anak itu kembali terbuka. Perdebatannya dengan Jack membangunkan Paseton. Cale berdecak. "Tidak perlu, aku baik-baik saja."

Paseton segera bangkit berdiri mengetahui Cale kembali, dia bergegas menuju saklar lampu dan menyalakannya.

"Cale, apa yang terjadi?"

Cake menggeleng, menolak menyatakan apa pun. Tubuhnya sangat lelah dan kesakitan. Dia berbaring ke tempat tidurnya. "Maaf, aku lelah, tolong bangunkan aku jika pelayanku tiba." Matanya kembali terpejam dan tak butuh waktu lama hingga penat membawa dirinya tertidur.

Jack dan Paseton tidak bisa memberi paksaan, mereka hanya berusaha menarik selimut dan menutupi tubuh anak itu, memberikannya ruang untuk istirahat.

Sekitar dua jam kemudian, pintu kembali diketuk. Jack sedang pergi mengambil sarapan dan Bud yang sudah bangun tengah mandi jadi Paseton yang membuka pintu.

Seorang pria tua mengenakan setelan hitam tersenyum ramah. "Saya pelayan Tuan Muda Cale Henituse."

Paseton segera menyadari jika ini adalah orang yang Cale maksudkan, dibukanya pintu lebih lebar mempersilakan pria tua itu masuk.

Bud ke luar dari kamar mandi dengan pakaian kasual tanpa mengenakan seragamnya, dia menemukan seorang pria tua sedang berusaha membangunkan Cale. Anak berkacamata itu diam-diam melempar tanya lewat tatapan pada Paseton yang dijawab dengan kedikan bahu.

"Tuan Muda, Tuan Muda." Pria tua itu memanggil lembut.

Saat tak mendapat tanggapan, dia beralih menepuk pelan bahu anak itu. Satu tepukan ringan yang berhasil membawa mata Cale terbuka.

"... Ron."

"Iya, saya di sini."

Ron menarik selimut dari tubuh Cale. Tangannya memeriksa kening anak itu, dirasakannya keringat dingin memenuhi pelipis Cale. Pria itu merogoh sapu tangannya dan melap kening basah Cale.

[BL] The Bride of Crown Prince (AlCale)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang