[60] "Clopeh Sekka"

3.6K 733 59
                                    

Pertanyaan Glutton terdengar seperti sentakan petir yang menakutkan di malam sunyi. Cale meringis tanpa suara. Sisa trauma pemanggilan roh dahulu masih sangat membekas dalam hatinya.

Namun, Glutton memahami kekhawatiran Cale ke arah yang berbeda. [Kalau kamu cemas persoalan kekuatanmu belum cukup, itu bukan masalah. Konstitusi tubuhmu mengalami banyak perubahan kualitatif, harusnya tak masalah bahkan jika kamu memiliki satu Roh Tinggi lagi dan kesempatan itu akan lebih banyak jika rohnya di tingkat menengah atau rendah. Kamu dapat memiliki 3 atau 4 roh tingkat rendah paling tidak.]

Cale menggerutu di dalam hati, mudah mengatakannya tapi siapa yang tahu apakah ada insiden lain andai dia mengontrak roh. "Aku cuma mau Roh Menengah tapi yang datang malah Roh Agung." Cale menolak untuk mengambil risiko.

Ada suara tawa merdu dalam benaknya dan Cale mengenalinya sebagai suara Roh Air. Tawa yang membawa decakan Glutton sebab Roh Kayu tersebut juga tahu apa yang tengah mendekami benak kontraktor mudanya.

[Kamu tidak perlu memikirkannya, tidak mudah bagi Roh Agung sepertiku turun. Itu akan membayar harga yang sangat mahal.]

"Jadi harga apa yang kamu bayar?" Cale mengambil kesempatan untuk bertanya.

Akan tetapi, kebungkaman menyergap roh tersebut. Untuk sejenak hening panjang menggantung di antara mereka, hingga Cale mulai berpikir jika Glutton memang tak ingin memberitahunya. Cale bukan tipe yang akan menuntut jawaban jika yang bersangkutan enggan buka suara lebih dulu. Oleh sebab itu, bangsawan muda turut ikut diam dan tak lagi mengungkitnya.

Suara bangku terdengar digeser, menarik atensi semua mata berpaling. Secara mengejutkan itu dari kursi terujung dekat jendela.

Senyum Sayeru mengembang tipis. "Sudah setahun sejak aku melihatmu mengontrak roh."

Murid tahun keempat, Clopeh Sekka membawa langkahnya ke depan, sedang Theodore menatap pemandangan itu disertai seringai kecil. Dia tak segan menggoda, "Pastinya karena ini tak lebih demonstrasi belaka, Profesor hanya memberi kita izin pemanggilan roh tingkat menengah ke bawah dan untuk Tuan Muda Clopeh Sekka yang jenius, pemanggilan seperti ini tentu saja cuma merusak tatanan koleksi Roh Tinggimu, bukankah aku benar?"

Dalam diam, Eden menyetujuinya. Clopeh Sekka yang dikenalinya selalu enggan mencoba pemanggilan yang bukan Roh Tinggi.

"Jika bukan aku, apakah kamu bersedia melakukannya?" Clopeh membalas tenang.

"Mana mungkin!" Theodore menolak tanpa berpikir. "Aku sudah mencapai batas pemanggilanku," lanjutnya terus terang. Dia kemudian melirik Eden dan turut menambahkan, "Eden juga."

Sayeru tidak heran atas situasi ini. Theodore dan Eden berada di tingkat yang sama yaitu tahun kelima, sudah jadi rahasia umum bagaimana keduanya selalu bersaing sejak mereka masuk ke Akademi, alhasil jumlah roh yang mereka panggil juga setara.

Untuk alasan yang aneh, keduanya membuat perjanjian bahwa pemanggilan roh mereka harus dilakukan bersama. Hingga saat ini, Eden menang soal pemanggilan roh dan dia unggul karena berhasil mendapatkan salah satu Roh Tinggi nan langka ketika waktu itu Theodore hanya bisa mengontrak Roh Tinggi yang sedikit lebih rendah atributnya. Selain itu, umumnya tingkat roh milik mereka secara keseluruhan mirip di tiap pemanggilan walau dengan atribut yang berbeda.

"Kami akan butuh setahun lagi atau lebih untuk bisa memanggil roh lain," gumam Theodore.

Meski nyatanya, kapasitas dirinya masih bisa memanggil roh tingkat rendah sekali, dia tetap tidak mau mengakuinya karena itu akan mengganggu keseteraan yang dia miliki dengan Eden.

"Tapi jika kamu maju karena tahu batasan kami, itu perhatian yang berlebihan. Lebih baik bagimu mundur dan beri kesempatan pada Adik Kecil kita bersinar." Theodore beralih memandang Cale penuh senyuman.

[BL] The Bride of Crown Prince (AlCale)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang