[52] "Masa Depan yang Menggelap"

3.5K 773 40
                                    

Choi Han berdiri di pusat arena. Sudah tak terhitung berapa murid yang naik menjadi lawannya tapi tak ada satu pun yang bisa mengalahkannya. Anak laki-laki itu masih berdiam tenang, tidak peduli apa pun bahkan ketika seluruh tatapan mulai memusat ke arahnya.

Tes Fisik Akademi.

Dikarenakan insiden besar tahun lalu, pada tahun ini Akademi melangsungkan tes yang berbeda. Secara khusus, tes diadakan terjadwal di hari pertama dan dirancang di Arena pusat tempat turnamen biasanya diselenggarakan.

Aturan dalam mengikuti tes juga mudah, peserta diberi dua kesempatan dalam bertarung: mengerahkan seluruh kemampuannya hingga Pengawas mampu menilai kualitas kekuatannya kemudian turun dari Arena ataukah peserta dapat bertahan dan membuktikan sejauh mana batas kemampuannya dengan menerima barisan penantang selanjutnya.

Tes itu diawasi langsung oleh para Pengawas sehingga tiap kali Pengawas berpikir ada anak yang terlalu kelewatan mengerahkan kekuatan untuk melukai lawannya, wasit yang bertugas akan menghalau serangan. Hal ini meningkatkan keamanan semua rakyat biasa yang tak punya kekuatan mumpuni untuk menentang diktator kelompok bangsawan.

Tentu saja, terdapat poin-poin lemah juga dalam tes ini. Kelemahan dari tes yang diusung berbeda membuat peserta tidak dapat merasakan secara langsung tekanan lingkungan alam bebas serta pengalaman penting dalam bekerja sama, berkoordinasi dan segala upaya dalam terjun langsung melawan para monster.

Jika tes tahun lalu mendukung peserta untuk mampu menggunakan taktik dan strategi, tahun ini kelompok murid baru tidak membutuhkan hal semacam itu selain pertunjukan kekuatan penuh.

"Sudah berapa lama dia bertahan di sana?"

"Sepertinya sudah ada belasan murid yang menantangnya."

Berbagai bisikan terus mengalir di sepenjuru tribun penoton-tempat di mana para peserta lain yang telah menjalani tes atau yang sedang menunggu giliran duduk menonton.

Arena luas yang memiliki dua puluh panggung secara total sudah perlahan menyepi. Sebagian besar peserta sudah melalui tes sehingga panggung yang digunakan sisa lima.

Dari lima panggung, tempat Choi Han berdiri yang paling menyita perhatian. Di bawah pengamatan cermat tiap orang, Choi Han terus-menerus kembail meraih kemenangan mutlak.

Salah satu Pengawas muda yang menjadi wasit di panggung tempat Choi Han berpijak juga dibuat terpukau. Ketika untuk sekian kalinya anak laki-laki berambut hitam tersebut menjatuhkan lawan, Pengawas mengumumkan seusai menarik napas kagum. "Pemenang Arena Keempat-Han dari Kerajaan Rowoon!"

Han.

Nama itu adalah pengaturan yang diberi Ron sebab nama asli Choi Han terlalu unik dan bisa menarik perhatian. Sebagai anak yang kini berstatus rakyat biasa, Ron memutuskan nama Han saja sudah cukup. Tadinya Ron ingin mengambil nama Choi tetapi anak itu berkata jika nama aslinya adalah Han sedang Choi dapat dikatakan sebagai nama keluarganya. Pengaturan nama keluarga di depan adalah hal yang baru menurut Ron tetapi pria itu tidak mengambil banyak peduli tentang budaya keluarga Dragon Slayer.

"Kerajaan Rowoon lagi-lagi tahun ini memberi kita kejutan," gumam seorang Pengawas lain yang menjadi wasit di arena ketiga.

Mau tak mau, setiap Pengawas teringat seorang anak laki-laki yang tahun lalu keberadaannya berhasil mengguncang tatanan peringkat, seorang anak yang berhasil ke luar menjadi sosok kuda hitam dari Kerajaan Rowoon.

Pada akhirnya, Choi Han jadi satu-satunya anak yang berhasil berdiri hingga akhir tes sejak namanya dipanggil.

"Pengawas, saya mengajukan tantangan duel pada murid Han!" Salah seorang peserta berdiri mengangkat tangan di tengah sanjungan yang didapat oleh Choi Han.

[BL] The Bride of Crown Prince (AlCale)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang