[67] "Perihal Domain Sihir"

3.8K 712 63
                                    

Di sisi lain, Cale Henituse belum tahu jika selama dia berlibur, para seniornya harus bertarung setiap hari melawan diktator profesor mereka. Sekembalinya dia ke kelas, tidak ada perubahan selain tatapan para seniornya yang terasa lebih pekat dibanding sebelumnya.

"Apa aku melakukan kesalahan tanpa kusadari?"

Cale yakin dia sudah memeriksa dua kali kelengkapan seragamnya dan tidak meninggalkan apa pun. Dia berpenampilan sangat rapi sekarang sampai Naga Hitam saja mengangguk berkali-kali dengan puas.

Akhirnya, Cale memutuskan untuk memberi senyuman simpul pada ketiga seniornya sebelum mendudukkan dirinya dengan tenang di kursi. Dia tidak ingin ambil pusing tentang insiden lampau. Memperpanjang masalah jelas bukan gayanya jadi anak bangsawan itu mulai mengeluarkan buku baru untuk dibaca.

Meski punya banyak wawasan dibanding anak seusianya, Cale merasa dia baru memahami sebagian kecil tentang dunia ini. Dia masih harus banyak belajar. Membaca buku adalah kegiatan yang ringan jadi dia paling suka belajar dengan cara ini.

Keheningan menggelayut di ruangan kelas, hanya bunyi dari lembaran buku yang dibalik Cale terdengar bergema.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan, akan tetapi lagi-lagi Sayeru terlambat datang.

Theodore mulai bosan jadi dia berjalan menghampiri Cale yang terdekat dengannya untuk bertanya acak, "Apa yang kamu baca? Hm? Relativitas waktu?" Theodore tak tahan mendesis melihat sekilas isi buku yang tampak berat.

Theodore selalu menjadi remaja yang sederhana. Dia memikirkan perkataan Sayeru kemudian merasa memang benar itu salahnya tidak mencegah dua bocah nekat di jurusannya untuk menahan diri, jadi dia sama saja bisa dikatakan bersalah. Adik bungsu mereka yang sudah banyak menderita tidak seharusnya diberi kesan awal yang mengerikan.

Tadinya, Theodore sedikit membayangkan Cale akan menarik diri dan mendendam setelah diracuni hingga berakhir nyaris sekarat. Namun, anak bangsawan itu masih menguarkan senyuman. Melihat juniornya yang berlapang dada setelah semua yang terjadi membuat Theodore mau tak mau berpikir, pasti memalukan sebagai senior kalau dia masih saja berusaha membangun superioritas di saat begini.

Di momen seperti ini, tindakan mengalah adalah yang paling tepat dalam perhitungannya.

Cale mengangkat kepalanya pada seniornya. Dia menggeleng memberi bantahan, "Tidak, tepatnya ini membahas keterkaitan sihir ruang dalam mempengaruhi keseimbangan waktu."

"Hm?"

Melihat kebingungan seniornya, Cale. bermurah hati melanjutkan, "Apa senior pernah mendengar tentang Domain Sihir?"

Sebagai penyihir, Theodore tentu memahaminya. "Iya, sayangnya itu legenda belaka."

Theodore menjeda sejenak ketika dia beranjak kembali mendudukkan dirinya di kursi sedang arah pandangannya tetap mengunci ke arah Cale.

Theodore menukas, "Konon Penyihir Agung Pertama memiliki kemampuan melampaui Spiritualist Alam dalam membangun Domain. Namun, hingga saat ini tidak ada penyihir yang berhasil membangun Domain mereka sendiri sehingga catatan itu dinyatakan sebagai legenda, tak lebih dari cerita karangan seorang peneliti gila."

Cale mengangguk mendengarkan. "Apa menurut senior membangun Domain Sihir bagi penyihir memang mustahil?"

"Tentu saja, sihir ruang itu dasar teorinya selalu butuh media seperti yang kamu lihat kemarin."

Theodore mengeluarkan pin emas yang sudah menjadi alat penyimpanan hasil praktik tempo hari. Dikarenakan tidak ada kegiatan lain jadi Theodore mulai menjelaskan lebih rinci pada adik juniornya.

"Domain Sihir adalah perluasan dari sihir ruang tapi teorinya bertentangan. Dasar sihir ruang adalah memanfaatkan anomali spasial untuk mendapatkan celah kemudian membangun ruang kosong permanen di dalam media melalui celah tersebut, ini dibangun dengan pemadatan mana."

[BL] The Bride of Crown Prince (AlCale)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang