[71] "Keberangkatan"

3.7K 621 54
                                    

Keberangkatan dijadwalkan pukul enam.

Saat ini, jam saku Sayeru sudah menunjukkan pukul enam lewat lima menit. Pria itu bukan tipe yang mempermasalahkan sedikit keterlambatan tetapi beda cerita jika yang terlambat adalah muridnya sendiri.

"Apa semua sudah di sini?" tanya Sayeru kembali memastikan pada seorang pengawas senior yang mendampinginya.

Pengawas itu adalah Ferraztine Gerrad yang menemani Sayeru sebagai penanggung jawab kedua. Dia yang akan bertugas menangani kebutuhan logistik serta ikut memastikan keamanan semua murid.

Ferraztine memperbaiki letak kacamatanya sembari menjawab, "Empat puluh sembilan murid sudah berkumpul."

Ini ekspedisi yang terhitung besar. Belum lagi mayoritasnya adalah murid tingkat bawah yang mana membuatnya semakin tak biasa. Itulah mengapa, tenaga pendamping yang dibutuhkan lebih banyak dari biasanya.

Selain Sayeru yang memimpin ekspedisi, Ferraztine sendiri membawahi empat pengawas lain. Di luar mereka, ada Profesor Lyriz yang ikut menjadi dukungan tambahan. Tak sampai di sana, Akademi Puzzle bekerja sama dengan Gereja Dewa Matahari dan mengundang seorang Kardinal yang diikuti dua pendeta khusus penyembuh.

Total sepuluh orang dewasa yang berpengalaman hadir mendampingi perjalanan para murid.

Jumlah murid yang berpartisipasi semestinya ada lima puluh orang. Sepuluh dari tingkat pertama, masing-masing tujuh belas dari tingkat kedua dan ketiga, serta lima senior dari tingkat empat dan seorang senior dari tingkat lima.

"Saya sudah mengirim seorang pengawas untuk menjemputnya," ujar Ferraztine memahami kesabaran Sayeru yang nyaris habis.

Sayeru menghela napas. "Baiklah, mulai saja. Aku akan mengumumkan aturannya lebih dulu."

Profesor Lyriz yang sedari tadi duduk santai di dekat Sayeru sambil mengikir kukunya sontak bersiul. Siulan wanita itu telah diberi sihir pengeras suara membuat seisi alun-alun yang dipenuhi murid segera hening menyadari tanda darinya.

"Oke, bicaralah," katanya ringan pada rekannya.

Profesor Sayeru lewat bantuan sihir pembesar suara yang diberi oleh Lyriz mulai menyatakan, "Aku Sayeru yang akan memimpin ekspedisi kali ini." Suara berat pria itu bergema luas. Tekanan kuatnya membuat kehadirannya tampak lebih mendominasi pagi ini.

"Perlu kalian ketahui ...." Ujaran Sayeru terputus saat dia merasakan aura yang dikenalinya mendekat. Kening pria itu berkerut dan dia tidak bisa menahan untuk menghardik muridnya, "Anak nakal, berani sekali kamu terlambat dan di mana jubahmu?!"

Semua perhatian mau tak mau spontan menoleh ke arah yang ditatap Sayeru.

Dari belakang barisan, sosok Cale Henituse yang baru datang mendadak menjadi pusat perhatian.

Cale memang bangun awal tetapi dia tidak tahu jika mereka disuruh berkumpul sangat pagi. Dia baru saja selesai mandi saat pengawas datang mengetuk pintu kamarnya, karena buru-buru Cale bahkan tidak sempat mengenakan seragamnya dengan baik. Dia hanya datang mengenakan kemeja putih serta celana biasa. Penampilannya sangat mencolok di antara sekelompok murid yang semuanya mengenakan seragam lengkap mereka.

Manusia, harusnya kamu mendengarkanku. Apa kataku, setidaknya kenakan jubahmu!

Cale menahan decakannya. Hari ini seperti hari terburuknya saja.

Pengawas yang menjemputnya berpikir amarah Sayeru tidak bisa dihentikan jadi dia dengan sigap menepuk punggung anak itu untuk berjalan ke depan sambil memberi tatapan pada murid lain untuk membuka jalan.

Cale tahu dia tidak punya pilihan untuk lari. Dibanding mempersulit segalanya, anak itu maju ke depan. Sebisa mungkin Cale enggan memandang ke sekitar, dia tidak mau tahu bagaimana tanggapan orang-orang yang mengenalnya.

[BL] The Bride of Crown Prince (AlCale)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang