[61] "Tradisi Penyambutan Jurusan Spiritualist"

3.8K 822 134
                                    

Cale kembali berangkat ke kelas esok harinya bersama Jake. Dua teman sekamar mereka masih belum kembali. Itu tidak mengherankan bagi Cale menilai Misi Inisiasi untuk bergabung ke klub biasanya dirancang mirip ekspedisi kecil.

Klub memiliki izin atas itu selama minimal ada Pengawas dan senior angkatan yang mendampingi murid-murid tahun kedua dalam misi.

Cale ingat, Alver dahulu menjalani Misi Inisiasi di sebuah kota yang tak jauh dari Akademi Puzzle. Misinya tidak mudah tapi juga tak terlalu begitu sulit, biasanya mereka diminta menyelesaikan masalah yang dialami warga setempat.

Pada saat itu, Alver dan kelompoknya diminta mencari sekelompok anak kecil yang hilang di kota tersebut. Sudah seminggu dan ada empat keluarga yang kehilangan putra-putri mereka. Warga sudah mengajukan keluhan pada walikota setempat tetapi belum ada titik terang dan mereka kian dibuat cemas jika waktu terus berlangsung lebih lama.

Siapa yang dapat memastikan apakah anak-anak mereka masih hidup atau kapan anak-anak malang itu dijual ke tempat yang jauh? Itulah mengapa, mereka mengajukan permintaan tolong pada Akademi.

Pihak Akademi kemudian akan memilah permintaan yang dinilai mampu dihadapi murid-muridnya dan menjadikannya sebagai tanggung jawab klub. Tidak ada klub yang akan menolak misi sebab dengan itulah mereka mampu menyebarkan nama mereka di kalangan masyarakat, selain itu, Kepala Sekolah juga akan memberi setiap klub poin dan klub yang memiliki perolehan poin besar dan menjadi peringkat tertinggi akan mendapat penghargaan dari Akademi.

Beberapa misi ringan kemudian dilemparkan setiap klub untuk dijadikan Misi Inisiasi dalam memilah anggota baru yang mereka rasa pantas memasuki klub mereka.

"Itu tidak ada hubungannya denganku, bukan seolah aku ingin masuk klub," batin Cale tidak peduli bagaimana persaingan tiap klub di Akademi.

Cale dan Jake kembali mengambil jalan terpisah. Kemarin, Sayeru memberinya banyak tugas rumah untuk melakukan riset penelitian dan mengumpulkan bahan bacaan demi menebus ketertinggalannya sekaligus agar dia mampu menutupi jarak kurangnya pengetahuan dibanding para seniornya.

Berkat itu, setelah makan siang, Cale segera mengurung diri di perpustakaan hingga perpustakaan akhirnya tutup di jam lima sore. Dia juga berencana kembali mengecek perpustakaan hari ini setelah kelasnya selesai.

"Kelas hari ini kosong, Profesor punya urusan mendadak."

Sahutan tiba-tiba datang dari punggung Cale membuatnya lekas menoleh dan menemukan Clopeh Sekka tengah berdiri dalam balutan pakaian seragam lengkap. Permata jurusannya bersinar ditimpa cahaya.

"Senior."

"Clopeh, panggil nama saja."

Cale sedikit ragu tapi dia akhirnya memenuhinya. "Kalau begitu, Kak Clopeh bisa memanggilku dengan nama juga." Ini sedikit nyaman dibanding mendengar namanya disebut Tuan Muda Henituse terus.

Lagipula, adiknya—Bassen tahun depan akan masuk Akademi, menyebut Tuan Muda Henituse dapat membuat orang sulit membedakan mereka.

"Eden sudah menunggu, ayo pergi, Cale."

Cale segera teringat jika nama Eden merujuk pada seniornya yang berambut pirang. Dia tanpa ragu mengikuti langkah Clopeh. Mereka berjalan bersisian melewati koridor demi koridor panjang. Tinggi Cale saat ini tidak melewati bahu Clopeh membuatnya kadang harus mendongak untuk memandang remaja di dekatnya.

Sejauh ini, semua seniornya terbilang cukup ramah. Selain Clopeh yang terbukti tidak memiliki niat buruk, sisa lainnya juga tak ada yang berlebihan. Theodore mungkin terlihat banyak bicara tetapi dia tak pernah merugikan siapa pun dan hubungannya dengan teman sejurusannya tampak cukup akrab, kemudian Eden ....

[BL] The Bride of Crown Prince (AlCale)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang