[83] "Jiwa Ribuan Tahun"

2K 359 40
                                    

Cale terperanjat.

Dia berusia ribuan tahun?

Omong kosong apa yang baru saja didengarnya?

Namun, Roh Air justru melanjutkan hipotesis, "Bagaimana jika mimpi kelammu adalah bukti masa lalumu?"

"Tidak mungkin. Itu mustahil. Masa lalu macam apa yang alurnya terlalu banyak bercabang? Bukan seolah aku mengalami regresi."

Cale berkomentar spontan, terdengar sedikit kesal tetapi selanjutnya terdiam karena jawabannya sendiri.

Roh Air berbagi pikiran yang sama dengannya. "Regresi ... itu jawaban yang masuk akal, itu akan sangat menjawab mengapa mimpi kelammu terus berulang dengan berbagai alur tapi memiliki akhir yang sama."

Semakin jauh roh itu berbicara, punggung Cale terasa semakin dingin.

"Kamu mungkin sudah mengulang ribuan tahun kehidupan dan selalu menyaksikan temanmu meninggal hingga itu mencetak trauma mendalam di hatimu, itulah mengapa mimpi kelammu menunjukkan kematiannya berulang kali."

Cale sempurna terdiam, tidak tahu bagaimana harus membantah. Sejak awal, itu memang aneh mengingat pertama kali dia melihat kematian protagonis, dia tidak bisa menahan tangisnya sama sekali. Hatinya benar-benar remuk padahal dia dan Alver tidak sedekat itu.

Akan tetapi, semuanya masih terasa ganjil. "Kalau benar aku regresi, itu tidak menjawab mengapa aku tidak ingat apa-apa? Kenapa aku hanya ingat kehidupan pertamaku?"

Roh Air memandangnya sendu. Entah bagaimana dia merasakan empati yang besar seolah-olah bisa mengerti alasannya.

"Kapasitas pikiran dan mental manusia memiliki batasnya," gumam Roh Air mengulurkan tangan mengusap belakang kepala anak itu. "Naga yang perkasa saja akan mati setelah seribu tahun, beberapa di antara mereka bahkan mati lebih awal dan tak ingin hidup lebih lama karena lelah. Apa menurutmu seorang manusia biasa mampu menanggung kenangan ribuan tahun seorang diri? Jika aku menjadi dirimu, maka aku juga akan menyegel kenanganku tiap kali beregresi."

Cale membisu.

Dia masih sulit percaya.

"Regresi itu seperti kutukan," lirih Cale merana. "Tidak bisa mati bahkan jika ingin, harus mengulang kehidupan yang sama terus-menerus." Dia menggeleng keras kepala. "Aku tidak mungkin terjebak dalam putaran mengerikan seperti itu."

Dia menolak mengakui jika jiwanya berusia ribuan tahun dan besar kemungkinan selama ini dia sudah mengalami regresi yang tak terhitung jumlahnya.

Menjalani dua kehidupan saja dia sudah lelah bukan main, apa yang diharapkannya tak lain cuma hidup tenang.

"Untuk apa aku melakukan pengulangan waktu di masa ini? Tidak, aku bahkan tak punya cara untuk mendapatkan kesempatan tersebut. Aku hanya manusia biasa."

"Kamu benar, regresi itu termasuk tindakan penyimpangan takdir jadi kamu tidak mungkin punya kuasa di atasnya."

Kata penyimpangan takdir mau tidak mau membuat Cale teringat sapaan Binatang Suci yang selalu melekat padanya.

[Anak yang takdirnya menyimpang.]

Cale merasakan darahnya bergerak lebih cepat memompa jantungnya untuk berdegup kencang. Dia tak bisa mengakui jika ada gamang yang kini menguasai tiap sudut hatinya.

Roh Air terus berkata tanpa memperhatikan bagaimana wajah kontraktornya semakin memucat, "Namun, perihal penyimpangan takdir, tentu itu tetap bisa kamu lakukan jika ada Dewa yang berkenan membantumu."

Kata-kata dalam mimpi kelamnya terus berputar.

[Aku bisa melihatnya, takdirmu menyimpang. Warnanya seakan dipelintir oleh banyak kekuatan. Kamu bagai boneka pertunjukan yang memiliki banyak tali menggerakkan tubuhmu.]

[BL] The Bride of Crown Prince (AlCale)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang