[46] "Anak yang Tak Ditakdirkan Ada"

3.8K 743 65
                                    

Naga merupakan eksistensi absolut. Kekuatan sihir mereka tiada bandingnya dan kini Cale mampu merasakannya secara langsung. Dominasi sempurna dari seekor naga dewasa.

Cale mengangkat pandangannya ke sekitar, titik emas di sekitar mereka tampak begitu samar nyaris seperti partikel debu yang tak kasat mata. Andai indra Cale tidak semakin menajam, dia juga hampir tak akan menyadari pergerakan alami debu emas yang melindungi mereka dari terjangan badai salju.

Di pusat danau, ada angin tornado yang berputar liar. "Di dalam sana, gerbang desa elf berada," gumam Pendrick menghentikan langkahnya, tidak lagi turut mengikuti lebih jauh. "Tuan Naga yang Terhormat, saya hanya bisa mengantar sampai sini dan semoga pemulihan Tuan Muda Cale berjalan lancar."

Naga Hitam menjawab ramah, "Terima kasih, kamu sudah meluangkan waktu mengantar kami dari jauh. Naga yang hebat dan perkasa ini pasti akan mengingatnya."

Pendrick mengujarkan pamitan saat dia memandang punggung sekelompok manusia dan naga itu masuk lebih dalam ke arah tornado. "Saya mendoakan yang terbaik untuk kesejahteraan kalian."

Sebagai elf yang dikucilkan, inilah batas terjauhnya. Dia tidak punya kesempatan untuk pulang walau rumah itu kini berada tepat di hadapannya.

Naga Emas mengirimkan transmisi suara dalam benak Pendrick. "Kembalilah dan jaga sarangku sementara waktu. Usir saja siapa pun tamu yang datang."

"Baik, Tuanku."

Ada beragam bayangan tentang desa elf dalam benak setiap orang dan semua deskripsi itu dirasa tak lagi butuh dipegang ketika mereka sungguhan tiba di dalam wilayah Desa Elf.

"Ini ... sangat luas." Vicross terperangah akan pemandangan hutan hijau besar yang menyambut mereka, seakan ada dimensi lain yang berdiri di dalam Danau Keputusasaan.

Sepanjang tiap-tiap atensi menyisirkan pandangan, ada begitu banyak vegetasi tumbuhan langka yang sulit ditemukan di dunia manusia tapi tersebar seperti rumput liar di wilayah ini, serta ada lebih banyak lagi jenis tumbuhan yang tak bisa diklasifikasikan. Desa Elf benar-benar sesuai dengan nama yang mereka sandang, mereka jelas hidup berdampingan dengan alam hingga rumah-rumah setiap penduduk adalah pohon itu sendiri.

"Kami menyambut keagungan Pelindung Pohon Dunia serta sekelompok tamu jauh dari Dunia Luar." Seorang perempuan berperawakan mungil memberi salam hormat. "Perkenalkan, saya Adite, elf yang melayani Pohon Dunia."

Cale baru akan membuka suara untuk membalas ketika Naga Emas menukas, "Nanti saja perkenalannya, dua anak yang berkepentingan ikut denganku. Sisanya, Adite akan mengurusnya."

Aku juga! Aku juga ingin pergi melihat!

Naga Hitam yang mengembalikan dirinya dalam kondisi tak terlihat menyeru ke benak Naga Emas, Cale dan Alver sekaligus.

Naga Emas menghela napas dan tidak menentang. Sedang Cale mengambil kesempatan untuk menghampiri Choi Han lebih dulu.

Diusapnya leher yang kini terasa lebih sejuk sebab iklim hutan. "Aku tak yakin berapa lama waktu yang dibutuhkan, jika dalam seminggu aku tidak menemuimu, mintalah Vicross mengawalmu pulang ke Henituse."

"Apa saya tidak boleh tetap di sini menanti Anda hingga selesai?" Choi Han menolak untuk kembali seorang diri.

"Di sini akan membosankan untukmu." Cale menutur ringan tidak peduli sama sekali ada elf yang tengah menonton. "Elf tidak makan daging, mereka herbivora. Kamu masih dalam masa pertumbuhan jadi pulanglah dengan Vicross dan makanlah lebih banyak daging."

Choi Han sadar keputusan Cale membawanya ikut kemari sudah sangat mempertimbangkan perasaannya meski dia tidak punya banyak kepentingan di sini, jadi anak itu tidak lagi melawan lebih jauh. "Baik, Cale-nim. Saya mengerti."

[BL] The Bride of Crown Prince (AlCale)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang