Mantan Mafia

281 21 0
                                    

Jerry si mantan bos mafia.

Betapa Kinan penasaran dengan si pemilik nama itu. Tadi sudah mengulang tanya kesekian kalinya tentang Jerry pada Bima tapi dia hanya akan menjawab lagi bahwa pria itu adalah sahabatnya. Tidak lebih dari itu.

Kinan tetap ingin tahu, bagaimana Bima dan adik-adiknya yang taat agama itu bisa kenal seseorang dari dunia gelap? Maka, jika nanti mereka sampai di rumah sakit, Sukma akan menjadi jalan pintas Kinan untuk tahu siapa pria yang kini membuat Bima lupa caranya tersenyum padanya itu. Kinan pikir mungkin suaminya tengah cemas pada keadaan Jerry yang katanya tadi mengalami kecelakaan.

"Mas, nanti aku di kamar Sukma aja, ya?" Sebelum mereka berangkat ke rumah sakit, seperti sekarang, Kinan lah yang memaksa ingin ikut suaminya. Bima awalnya ingin membuat istrinya itu istirahat di rumah saja agar beristirahat tapi Kinan tak ingin merasa cemas di rumah sendirian.

"Iya. Mungkin aku akan beberapa waktu mengurus keperluan Jerry dan kamu bisa sama Sukma dulu." Bima yang fokus menyetir kini membelokkan mobilnya ke pelataran rumah sakit yang dimiliki oleh keluarga Jordy itu.

"Semoga dia baik-baik saja," doa Kinan tulus.

Bima menoleh setelah mengaminkan doa istrinya. "Terima kasih, Kinan." Tangannya terulur untuk mengusap kepala berkerudung itu dengan sayang. "Maaf."

Kinan tahu apa arti dari kata maaf itu, yaitu karena perdebatan kecil mereka tadi sebelum berangkat ke rumah sakit.

Kinan menangkap tangan Bima lalu menggenggamnya. "Aku maafin. Tau, nggak? Tadi tuh, sampai aku mikir Jerry itu adalah mantannya Mas Bim."

Bima tertawa kecil. "Masih aja bahas mantan. Lagian aku ini pria normal. Bagaimana kamu bisa berpikir sampai berlebihan begitu? Kamu bisa cemburu gitu sama Jerry? Astaga istriku, pikiran wanita memang mengerikan."

"Siapa suruh begitu mendengar Jerry kecelakaan, Mas langsung nggak bisa senyum. Membuat aku teringat sama mantan bosku yang galak dulu."

Bima akhirnya tertawa sambil melepas sabuk pengamannya. Lalu gantian membuka sabuk yang masih melilit tubuh Kinan. "Masih minat jadi sekretaris bos galak itu?"

Kinan tersenyum kemudian mantap mengangguk.

"Baiklah. Bersikap tenang lah hari ini, mulai besok ikut aku kerja. Kamu boleh bersama Sukma dan yang lainnya hari ini."

"Apa yang lainnya sedang berada di sini juga?"

"Kecuali Sia, semua adikku sedang berada di sini, dan tentu saja mereka pun membawa istri. Ayo kita turun!"

***
Bima menyesal sudah cemas, bahkan sampai susah senyum. Sampai-sampai Kinan membuat asumsi menggelikan tentang kata 'mantan' karena pria itu terlalu cemas pada keadaan sahabatnya yang tadi dikabarkan kecelakaan.

Jerry meringis kala satu kakinya baru saja ditendang dengan sengaja oleh bos perhotelan itu. Karena ternyata dia terlihat baik-baik saja. Hanya dagu yang lecet dan satu tangannya diperban pada bagian lengan. Selebihnya, dia terlihat baik.

Harusnya Arsa yang disalahkan karena terlalu pandai mengelabui dengan nada berlebihan saat memberi kabar tadi.

"Marah ya, Bim? Ini tuh ide adik-adik lo! Ya, gue nurut aja!" Jerry mencoba mengambil hati kawannya yang tengah kesal.

Ah, Bima. Kinan sampai kamu jutekin juga. Pantas saja dia berpikir bahwa Jerry mantan kamu.

Bima tak hanya kesal, tapi juga malu. Bagaimana jika nanti Kinan tahu bahwa ternyata Jerry baik-baik saja dan ini hanya candaan adik-adiknya semata?

Kemudian Arsa merangkul kakak tertua tapi lahir di hari yang sama dengannya itu. Dia berniat mengklarifikasi candaan mereka pada Bima. "Rangga yang suruh, Kak. Katanya, kerjain aja Kak Bim karena pergi kencan naik caravan nggak ngajak kita."

Hubungan Bodoh ✔ LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang