13. Dia Hancur

4.5K 209 20
                                    

WARNING! 1750+ KATA, BIJAK DALAM MEMBACA DAN BERKOMENTAR

JANGAN LUPA VOTE DAN FOLLOW SEBELUM BERGULIR KE BAWAH YA >>

GIMANA HARI INI? NGERAYAIN HUT RI NGGAK? SENANG?

HAPPY READING YA 

HAPPY READING YA 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13. Dia Hancur

Siang hari ini, memang lapangan basket SMA Laskar tengah ramai-ramainya. Banyak siswa yang sedang istirahat sambil menonton apa saja yang ada di lapangan siang ini. Walau cuaca cukup panas, tak menghilangkan semangat mereka untuk menonton permainan basket anak Razhor.

Permainan kali ini diwakilkan oleh Razhor dengan kakak kelas dua belas. Pertandingan yang cukup seru untuk ditonton. Dua belah kubu saling menyoraki, namun lebih banyak berpikah pada kubu Arlan dan teman-temannya.

"Gavin! Bawa sini Vin, biar poin kita naik Vin!" sorak Jordan, dengan tangan yang membentuk corong di mulutnya.

Arlan, si cowok yang paling berpengaruh di SMA ini, hanya menggunakan kaus hitam polos dengan celana SMAnya. Rambutnya yang penuh dengan keringat ditambah sinar matahari saat itu, membuat semua cewek di tribun itu berteriak sekencang mungkin.

"Enggak salah sih, kalau udah nonton Arlan memang bawaannya kayak gitu." kata Belva.

"Lo yang temen sekelasnya gimana, Va? Kaget enggak?"

Belva menatap Dinda penuh kecurigaan. "Ini kenapa lo tanya gini ke gue? Oh, lo mau satu kelas sama mereka? Kalau mau nanti gue bilangin sama ..."

"Udah, enggak usah mikir yang aneh-aneh."

Mereka bertiga kembali sibuk untuk menonton pertandingan ini. Poin lebih condong ke tim kakak kelas mereka. Arlan berhenti sejenak, sambil meneguk air yang sudah ia beli tadi.

"Lo gimana, Jor? Kena enggak tadi ke ring?" tanya Arlan.

Jordan menggaruk kepalanya. "Iya gimana, ya. Gue udah mau ngeshoot bolanya direbut sama Kak Gio, bangkek!"

"Terus pake gini segala lo ngadu ke gue?" ucap Farhan.

"Enggak usah mojok-mojokin gue kenapa coba? Yaudah kita main bareng bareng lagi, riweh banget lo," kata Jordan, lalu pergi berlalu masuk ke dalam areal lapangan basket SMA.

"Jangan dipake ribut, beda berapa sih emang?" tanya Erza, cowok itu mengintip berapa beda poin mereka dengan kakak kelasnya.

"Cuman delapan, gampang. Kita harus pintar atur posisinya gimana, Jordan sama Alran lo di dekat ring, biar gue bertiga jaga di belakang, oke!" ucap Erza, lalu diiyakan oleh keempat temannya.

"Solid banget ya mereka? Gue jadi iri deh," ucap Leyna.

Dinda dan Belva menatap Leyna dengan mata yang berkedip. "Lo kira, kita berdua kurang solid apa ke lo, Na?" tanya Belva.

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang