36. The Answer

2.8K 134 1
                                    

WARNING! 2100+ KATA BIJAK DALAM BERKOMENTAR

JANGAN SIDERS DI LAPAK KAMAS YA!

TAU CERITA ARLAN DARIMANA? SPILL DISINI!

HAPPY READING <3

HAPPY READING <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

36. THE ANSWER

Belakangan ini Gilang menjadi orang yang cukup aneh. Pasalnya ia juga jarang ngobrol dan berkumpul dengan teman-temannya. Semenjak ia bertemu dengan Dinda, cewek baik-baik yang tidak sengaja hampir ia tabrak itu berhasil mempengaruhi kehidupannya.

Gilang mengendarai motornya dengan kecepatan yang tinggi. Tidak mempedulikan keselamatannya yang penting tujuannya sore hari ini berkunjung ke panti asuhan tersebut. Ia tahu, jam segini Dinda sudah pulang sekolah tentunya.

Gilang mengentikan motornya di depan, dekat taman biasa ia bertemu dengan Dinda. Pertemuan mereka singkat namun begitu berkesan bagi Gilang. Namun, berbeda dengan Dinda yang menganggapnya sebatas mengenal.

"Dinda? Itu lo, kan?" tanya Gilang kepada cewek yang sedang menyiram halaman depan panti asuhan ini.

Dinda menyipitkan kedua matanya. Berkali-kali Dinda mengucek matanya melihat keberadaan Gilang dengan jelas. "Gilang?Lo mau ngap-ngapain?" tanyanya.

Gilang berjalan mendekat ke arah Dinda. "Gue cuman mau ketemu sama lo, gimana kabar lo? Arlan udah jalin hubungan ya sama lo? Tapi gue belum dengar beritanya,"

Mendengar hal itu, buru-buru Dinda mematikan kerannya dan hendak berlari ke dalam panti asuhan ini. Mengingat perkataan Arlan untuk menjauh dari Gilang, rivalnya sendiri.

"Dinda! Tolong jangan ngejauh dulu, gue mau ngomong penting sama lo." kata Gilang prustasi.

Dinda menggelengkan kepalanya. Takut akan hal buruk yang terjadi jika ia bersmaa Gilang. "Lo mau ngomong apa? Gue masih banyak kerjaan di dalam yang harus gue selesaiin,"

Namun dengan sigap Gilang menarik tangan Dinda dan mengajaknya ke tempat dimana taman itu menjadi tempat pertamanya mereka duduk bersama. Dinda ragu untuk menatap Gilang sore ini. Namun, dengan cukup nekat, Gilang menaikan dagu Dinda hingga kedua mata mereka bertemu.

"Nggak usah takut, niat gue datang itu baik ke lo. Duduk," katanya sambil menunjuk kursi itu dengan dagunya.

Gilang pun akhirnya ikut duduk di sebelah Dinda. Tidak lama, dengan pemikiran yang sudah matang bak mangga, Gilang mengeluarkan sebuah flashdisk yang begitu berarti bagi hidupnya.

"Ini apa? Flashdisk? Kenapa lo kasih ke gue?" tanya Dinda.

Gilang tersenyum. "Lo dengerin kata gue, ya? Waktu gue mungkin nggak banyak sama lo disini,"

Dinda tertawa renyah. Melihat wajah Gilang yang cukup berantakan sore ini, membuat salah satu tangannya merapikan anak rambut Gilang yang berdebu. "Arlan kalau milih sesuatu nggak akan pernah salah, termasuk lo. Lo baik, dan nggak cocok gue jadiin tawanan hanya demi kegiatan yang gak pernah jelas," jelas Gilang.

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang