24. Resah Jadi Luka

3K 148 11
                                    

GIMANA KABAR KALIAN?

JANGAN LUPA VOTEMEN YA. YANG SIDER MENJAUH AJA >>>

TAU CERITA INI DARIMANA?

HAPPY READING YA <3

HAPPY READING YA <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24. RESAH JADI LUKA

Sore hari ini, Razhor memutuskan untuk tidak mampir ke WR. Mereka sengaja mengajak Arlan ke suatu tempat untuk melepaskan semua emosinya, bukan pada dirinya. Sebagai teman yang baik, tidak ada yang tega melihat Arlan selalu melukai tubuhnya.

Cafe sederhana dengan alat boxing di sudut cafe adalah kesepakatan mereka sore ini. Erza mempersilakan Arlan untuk masuk ke dalam dan membuat cowok itu lebih tenang.

"Jak, gue cuman mau dia nggak kenapa-napa. Kasihan gue lihatnya," kata Gavin.

Erza merangkul bahu Gavin, lalu menatap ketiga temannya yang lain. Melainkan Arlan sudah berada di sudut ruangan.

"Fine! Gue jamin Arlan bakalan puas ada di tempat ini. Ya walau enggak besar besar banget, tapi seenggaknya bisa buat cowok itu lebih baik," jelas Erza.

Jordan baru saja melepaskan bacpacknya dan meluruskan kakinya di atas meja. "Jak, bukan itu masalahnya. Viona tuh cewek syaiton gimana?"

"Gue nggak tau, Jor. Doain aja dia enggak ngintilin kita sampe kesini." kata Erza.

Farhan dan Gavin duduk bersebelahan. Gavin di seberang mereka, baru saja memasukan chargernya ke dalam tas hitamnya. Mereka semua bersama-sama melihat Arlan dari kejauhan. "Semoga nggak ada hal buruk yang terjadi sama Arlan. Kondisinya dia kalau tiap hari kayak gini, bakalan menurun secara tiba-tiba."

"Jak, Arlan itu cowok batu, dia keras kepala dia, dia susah nurut sama kita. Gue juga heran, Arlan belum pernah cerita ke kita soal tunangannya?" tanya Farhan.

Erza menoleh. "Udahlah enggak apa-apa, jangan dibuat dia mikirin sebanyak apa masalahnya. Lo bisa lihat kan di sudut sana dia mukulinnya sampe mau lepas tuh bantalannya, untung tempatnya biasa dipakai kayak gini."

"Yee .. kalau jebol kan pake ATM lo, Jak. Gimana tha?" tanya Jordan, sambil menyuil sebuah pisang goreng dengan topping meses.

"Makan terus lo, udah tungguin aja Arlan disini. Gue juga lapar btw, makan Vin, Jak!" ajak Farhan.

Kehebatan Viona sudah tidak perlu diragukan lagi. Gadis itu dengan pintar mampu mengikuti arah jalan motor Arlan sangat cepat. Yang tadinya tertinggal sekitar puluhan meter, kini hanya tersisa beberapa langkah kaki saja.

Viona memilih untuk lewat belakang supaya tidak terlihat oleh teman-teannya. Sesampainya ia di pintu belakang, Arlan dengan baju SMA terbuka yang menunjukan kaos hitamnya, baru saja meninju alat itu dengan sangat kencang.

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang