12. Jatuh Cinta

5K 269 38
                                    

KANGEN SAMA KAMAS NGGAK NIH?!

WARNING! 1800+ KATA BIJAK DALAM MEMBACA

KALIAN BACA JAM BERAPA? 

JANGAN BOSEN BOSEN BUAT VOTEMEN YA FRENDS!

HAPPY READING >>>

HAPPY READING >>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12. JATUH CINTA

Pagi hari ini memang dijadwalkan jam olahraga untuk kelas XI-2, XI-5, dan XI-7. Ini bukanlah suatu kebetulan. Namun, guru olahraga memang tidak bisa mengajar di kelas XI-2 besok karena ada acara keluarganya dan terpaksa harus menggabungkan kelas XI-2 dengan dua kelas ini.

Bisa dilihat kelas XI-2 memang sudah siap berbaris dan urut sesuai dengan nomor absen. Leyna dan Dinda berbaris bersebalahan, di sebelah mereka tepat diisi dengan anak murid XI-5. Bahkan, dari tempat mereka berdiri, kedua cewek itu bisa melihat dengan jelas Gavin dan Erza yang berdiri dan saling berbicara itu.

"Ini yakin nih, kita sejam olahraga sama mereka?"

Leyna mengangguk ragu. "Jujur, gue juga enggak tahu, mana Pak Putra kasih tau infonya tiba-tiba lagi. Untung tadi pagi gue sempet buka hape, kalau enggak kagak dapat nilai gue, Din." jelas Leyna, sambil menatap Pak Putra di depan.

Guru muda itu terlihat masih mengabsen murid di kelas XI-7. Ada kesempatan sedikit mereka untuk berbicara pagi ini. Ketiga kelas itu sudah siap dilapangan, dan seperti biasa hal yang dilakukan Pak Putra adalah berlari keliling lapangan sebanyak sepuluh kali.

"Kita seolahraga sama Arlan?" ujar Dinda gugup.

Mengetahui nama cowok itu disebut dengan tegas oleh Pak Putra, membuat Leyna menatap cowok itu dengan tatapan rabun. "Iya rasanya Din, itu kelasnya mereka juga olahraga sekarang. Ada Jordan sama Farhan, udah pasti ada Arlan." ujar Leyna.

"Udah, enggak usah lo pikirin. Enggak mungkin dia bakal ngerjain lo di jam olahraga kayak gini, dia agak takut sama Pak Putra. Percaya sama gue."

Dinda menatap Leyna dengan tatapan datarnya. "Seberapa persen gue bisa jamin omongan lo?"

"Sejuta persen. Nggak usah lo pikirin deh, sekarang gimana caranya badan lo biar kuat lari sepuluh kali lapangan." Leyna mengingatinya.

Dinda baru sadar akan hal itu. Dirinya memang tidak kuat jika harus berlari sebanyak itu ditambah dengan teriknya matahari pagi ini, walau dibilang sinar yang sehat, namun sinar kali ini terasa sangat panas.

Pak Putra meniupkan peluitnya. Menandakan lari putaran pertama segera dimulai. Kelas XI-2 memimpin barisan paling depan, disusul dengan dua kelas lainnya.

"Lan, lo sejam olahraga nih sama dia." ujar Jordan.

Bahkan dari belakang Arlan bisa melihat ikat rambut gadis itu dari jauh. "Yakali gue cari kesempatan di waktu kayak gini, gue lagi malas debat sama tuh guru muda." katanya.

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang