HAI! SAY SEPATAH DUA PATAH KATA DI BAB INI
GIMANA RASANYA WAKTU BACA ARLAN?
TAU ARLAN DARIMANA?
JANGAN SIDERS, AWAS AJA!
HAPPY READING >>>
37. ROOFTOP
Entah ini kebetulan atau bukan, pasalnya cukup tepat waktu mereka untuk bertemu di depan gerbang SMA Laskar. Gerbang sekolah itu masih terbuka cukup lebar. Arlan dan teman-temannya juga tidak datang telat pagi hari ini, mengingat ujian semesteran akan segera berlangsung beberapa menit lagi.
"Kenapa ngeliatinnya sampai kayak gitu?" tanya Arlan.
Dinda menarik napasnya menahan rasa salah tingkahnya di depan cowok ini. "Eng-enggak, nggak apa-apa."
"Masih pagi lho, Lan. Udah buat salting aja, tuh pipi bentar lagi mendidih," kata Jordan, semakin membuat Dinda kemerahan.
Arlan mengusap pipi cewek itu dengan telunjuknya. Ia menatap dengan penuh kebahagiaan bagaimana mungkin ia bisa kepikiran untuk jatuh cinta dengan perempuan sederhana ini.
"Duh! Lo harus ingat kekasih gelap lo, Lan. Gue, Farhan. Udah lo duain aja, aelah ..." katanya terharu.
"Bentar lagi nih, bakalan ada berita sosial media yang menggemparkan sejagat raya antero nusantara dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote." kata Prema bernada.
Gavin mendekati Arlan di depannya. "Ajak jalan lah minimal ke kelas. Apa perlu lo diajarin sama Jordan pake buku sesatnya?"
Jordan dengan rasa bangga berjalan mendekati Arlan lalu tersenyum. "Ekhm. Ada yang perlu balik lagi ke padepokan gue? Kurang lengkap penjelasan tutor gue belakangan ini?"
Plak! Jordan malahan mendapat pukulan yang di dekat pelipisnya. "Makan tuh padepokan, ganggu gue aja lo, ah!" pekik Arlan kesal.
"Gini gini buku gue berguna buat lo ya, Lan. Butuh effort gue ajarin lo proses asmara ke tuh cewek cantik,"
Arlan melirik Jordan dengan sinis. "Mulut lo dijaga,"
Erza dan Prema menahan tawanya di belakang. Mereka sibuk melihat dan menjaili Arlan dari belakang. "Biasalah, lagi jatuh cinta sampe kayak gini efek sampingnya," sahut Prema dari belakang.
Semuanya tertawa. "Kapan lagi lo lihat ketua geng kita jatuh cinta, ya nggak?" tanya Gavin sambil merangkul bahu cowok itu.
Arlan terkekeh. Rupanya, ketiga perempuan di depannya sudah pergi lebih dulu karena tidak enak berada di percakapan keenam cowok itu. "Rese banget lo pada. Tapi gak apa-apa, kelihatan bangsatnya di depan daripada di belakang," kata Arlan disetujui kelima temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN [SELESAI]
Ficção AdolescenteDalam cerita yang penuh intrik dan perubahan tak terduga, kita akan mengikuti kisah Reynan Arlan Adhitama, yang lebih dikenal sebagai Arlan, seorang remaja yang telah kehilangan semangat hidupnya sejak tiga tahun yang lalu, ketika kepergian ibunya d...